Yeayy update 😀
Happy reading and voment please.
Follow instagramku ya.. @qonitasungkarNatalie pov
........Selama mengobati tangan Max, kami berdua sama-sama sibuk dengan fikiran masing-masing tanpa terdengar suara sedikitpun dari mulut kami berdua hingga pekerjaanku untuk mengobati lukanya selesai.
"Maxime.. " lirihku memecah kesunyian diruangan ini masih menunduk memperhatikan tanganku yang memegang tangannya yang terbalut perban itu.
Bisa kurasakan dia mulai melihat kearahku dan menghentikan segala pemikirannya tadi.Cukup lama aku diam hingga kuberanikan balik melihat kearahnya juga, mata kami langsung bertemu saat aku mendongakkan kepalaku untuk melihatnya karena sedari aku memanggilnya tadi dia memang terus memperhatikanku dalam diam.
"Ehm.. Tanganmu,, maksudku apa tanganmu terluka karena masalah diclub saat itu?. Malam itu tidak seperti yang kau bayangkan. Aku sama sekali tidak ada apa-apa dengan Thomas dan aku menari dengannya hanya karena kau menolakku saat itu, dan Celine begitu terlihat menyebalkan saat kau menolakku. Sungguh.. Jadi seharusnya kau, aku dan Thomas baik-baik saja karena sebenarnya tak ada masalah disini. "
Saat selesai bicara panjang lebar berusaha menjelaskan kepada Max agar tak ada masalah lagi, yang kudapat hanya tawa keras Max yang terlihat begitu senang.
"Kenapa kau justru tertawa? " kesalku karena responnya itu.
"Karena kau sangat lucu.. Aku tidak sedang bertengkar dengan Thomas karena masalah diclub itu hingga membuat tanganku terluka Nate." ucapnya masih disertai kekehan.
"Jika memang ada pria yang berani mendekatimu dan ingin merebutmu dariku maka kupastikan dialah yang akan terluka. " lanjutnya berubah serius tanpa tersisa kekehannya sama sekali.
Sebenarnya dia sangat terlihat menyeramkan saat mengucapkan kata-kata yang seolah begitu protektif itu. Namun bukannya merasa takut percayalah bahwa sekarang aku justru merasa lega dan senang saat dia mengucapkannya.
"Kau membuatku khawatir dan takut memikirkan kau marah padaku dan menyakiti dirimu seperti ini. " ucapku sambil tiba-tiba menangis dan memeluknya sangat erat, dapat kurasakan tubuhnya menegang saat tiba-tiba aku memeluknya namun hanya sebentar karena selanjutnya dia balas memelukku tak kalah erat dan mengusap-usap rambut dan punggungku menenangkanku.
"Maaf membuatmu cemas.. Kumohon berhentilah menangis. Kau membuatku merasa sangat buruk sekarang. " ucap Max sangat lembut masih terus mengusap dan menciumi rambutku.
"Bukankah kau ingin mengajakku lunch? Kau pasti kelaparan, ayo kita pergi." Lanjutnya sambil tersenyum manis.
Akupun hanya balas tersenyum sambil mengangguk kecil, berjalan keluar kantornya bersama sambil bergandengan.Max pov
........Rasanya begitu senang saat Nate perduli padaku tapi aku juga tidak senang saat melihat wajahnya yang khawatir dan ketakutan.
Aku benar-benar tidak ingin menjauh lagi darinya, dan masalah ini membuatku sangat khawatir akan jauh darinya lagi.*****
Hari ini aku mengajaknya menghabiskan waktu seharian diapartementku, memasak bersama membersihkan dapur bersama setelah kericuhan yang kita berdua sebabkan dan menghabiskan tiap waktunya dengan senyuman dan tawa bersendau gurau bersama sepanjang hari ini.
Sekarang aku dan Nate sedang dalam perjalanan mengantarnya pulang kerumah, dia pasti sangat kelelahan hingga tertidur sangat lelep dimobilku.
"Nate... hai bangunlah putri tidur." kuusap pipinya agar dia bangun.
"Kita sudah dirumah?" tanyanya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya dan menguceknya sambil melihat keluar jendela dan membetulkan posisi duduknya.
"Kau pasti tak akan sadar bahkan jika aku membawamu kehutan." ledekku.
"Aku sangat lelah seharian ini, dan kau yang bertanggung jawab atas semuanya Mr. Alexander..."
"Hahahahaaha... bagaimana mungkin aku yang bertanggung jawab. Seingatku aku memintamu untuk membantu memasak bukan menghancurkan dapurku?"
"Itu bukan salahku.. seharusnya ada pembantu diapartemenmu. Bukankah kau punya banyak uang dan kau sangat pelit untuk mengeluarkan uangmu untuk mengaji pembantu Max.." kesalnya sambil cemberut.
"Aku sangat jarang diapartementku sekarang semenjak Mom sakit jadi aku hanya menyuruh pembantu membersihkan apartement seminggu sekali dan..."
"Kalau begitu seharusnya kita makan diapatementmu saat pembantumu akan datang dan hari ini kita makan diluar saja. Jadi ini adalah salahmu...!!"
"Oke princess baiklah, maafkan kekasihmu ini. Aku bersalah.., Ya Ampun, aku pasti akan selalu kalah darimu seumur hidupku." keluhku dengan tampang sok memelas.
"Jadi kau keberatan bersamaku seumur hidupmu?" ucapnya dengan wajah sedih.
"Mana mungkin begitu.. aku akan rela terus mengalah untukmu bahkan aku rela melakukan apapun asal bisa bersamamu sepanjang sisa hidupku." ucapku serius sambil mengenggam tangannya dan menatapnya dengan penuh kesungguhanku.
******************
Natalie pov
........"Mana mungkin begitu.. aku akan rela terus mengalah untukmu bahkan aku rela melakukan apapun asal bisa bersamamu sepanjang sisa hidupku."
Max mengucapkan kata itu didepanku dengan penuh kesunguhan yang kulihat dimatanya, aku sangat senang mendengar kata-katanya. Aku dapat melihat dia sangat mencintaiku dari matanya dan ucapannya. Aku senang karena aku juga mencintainya, tapi disatu sisi aku juga cemas jika aku tidak bisa membalas sebanyak cinta yang diberikannya untukku yang terlihat dimatanya sekarang.
Entah dorongan dari mana kugenggam tangannya yang mengenggam tanganku lebih erat dan kuberanikan diri menciumnya. Hanya menempelkan bibirku dan bibirnya cukup lama dan menjauhkan wajahku kembali, dapat kulihat dia tersenyum dan balik mencium keningku lama.
"Kau tahu Aku sangat mencintaimu, aku mencintaimu sepanjang hidupku... dulu, sekarang, dan nanti untuk selamanya." ucap Max setelahnya dengan sorot mata lembut dan penuh kehangatan.
"Aku juga mencintaimu." balasku sambil tersenyum.
Tbc.
Sorry banget baru update
Harap maklum mahasiswa semester akhir yang umbrus ini kayanya bakal slowupdate banget.
Tapi diusahakan semua ceritaku bakal complete soalnya aku juga pengen banget semua ceritaku cepet complete dan nulis lebih banyak cerita lagi.Vote..
Coment and
Recomend ya :D♡u
KAMU SEDANG MEMBACA
That Girl
RomanceMataku selalu saja tertuju kemanapun kau pergi. Seperti Elang yang mengawasi sang mangsa, bukan hanya tatapan lapar namun juga gairah yang meledak ledak dalam tubuhku. "Maxime Alexander"