Terakhir update jan 2018.. maafken ya..Thanks buat yang udah nunggu2 update cerita That Girl dan semoga semua pembaca tetep setia baca sampe end meski slooooowwwupdate pake kebangetan ya ;)
Dan baca cerita aku yang lain jg ya... mampir2 ke profilkuVote.. comend and recomand
Selamat membaca....
♡u
------------Maxime pov
........."Aku juga mencintaimu." balas Nate sambil tersenyum.
Rasanya aku mengerti sekarang tentang yang sering diucapkan tiap orang bahwa bahagia itu sederhana, sesederhana senyum.. ungkapan cinta serta keberadaan Nate disisiku.
"Apa besok malam kau sibuk?"
"I think.. no"
"Bagus.. kalau begitu kau mau temani aku kepesta?"
"Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan pesta.." ujar Nate dengan wajah tidak enak padaku yang bisa dibilang sedang mencoba menolak secara halus.
".... dan lagipula kuyakin aku tidak akan mengenal siapapun disana. Jadi bisa dipastikan hanya ada dua kemungkinan yang sama-sama tidak baik untukmu. Pertama, aku akan mati bosan disana dengan mood buruk atau aku yang akan terus merenggek pulang sepanjang pesta yang pasti akan sangat membuat kau tidak nyaman nanti." terangnya lagi panjang lebar diakhiri ekspresi sedih pada akhir kalimatnya yang membuat tanganku tak tahan bergerak dan mencubit pipinya gemas.
"Auwh.. kau manis sekali. Aku yakin semua yang kau khawatirkan tidak akan terjadi."
"Tapi Maxie.."
"Wait My Nate.. aku belum selesai bicara okay?" selaku yang hanya ditanggapi anggukan lemah.
"Kujamin kau tidak akan mati bosan karena Philip juga akan datang dengan Lucy. Dan bukankah kita akan menghabiskan sisa hidup bersama jadi aku juga ingin kau mengenal teman-temanku dan lebih bagus jika kalian juga bisa berteman nanti. Aku ingin membagi segala hal dalam hidupku denganmu dan kuharap begitu pula sebaliknya."
"Apa sekarang saatnya aku harus bilang 'Yes.. I do' ?" candanya diakhiri kekehan Nate yang menular padaku.
"Ok.. disini semakin dingin. Masuklah.."
"Lain kali saja, banyak hal yang harus dikerjakan bersama Philip."
"Philip sudah pulang?"
"Ya.. tadi sore dia baru sampai. Karena itu aku harus diskusi tentang proyek Macaw dengannya karena pulang duluan."
"Baiklah.. hati-hati dijalan." ingatnya yang kubalas dengan senyum kemudian kucium lagi keningnya singkat sebelum Nate berjalan menuju rumahmya.
"Besok aku jemput jam 8 okay?" ucapku sedikit lantang saat dia sudah didepan pintu.
Dia hanya menjawab menggunakan gerakan tangan tanda ok sambil tersemyum dan melambaikan tangan padaku sebelum tak terlihat lagi dibalik pintu.
Akupun masuk kembali kemobil dan mengendarainya menjauh dari rumah Nate.*************
Natalie pov
.......Senyumku masih tersisa saat kumulai berjalan memasuki rumah.
Diruang tengah John dan Celine masih duduk menonton film yang langsung menoleh kearahku saat aku mulai mendekati mereka."Kau tidak mengajak Maxime masuk?" tanya John. Wajah Celine terlihat tidak suka tentang aku dan Max, yah tentu saja dia pasti berharap dialah yang bersama Max.
Mimpi saja.."Dia masih ada pekerjaan jadi tidak bisa mampir."
"Benarkah? kau yakin karena pekerjaan." ejek Celine dengan senyum menyebalkan.
"Tentu saja.. dia pulang lebih awal dari perjalanan bisnisnya dan langsung menemuiku. Jadi sekarang dia harus kembali bekerja." ucapku dengan sangat percaya diri membalas ejekan Celine.
"Kau harus ingat kalau pacar putriku ini CEO Alexander corp sayang. Dengan Maxime pulang lebih awal dan menghabiskan waktu bersama Natalie sudah membuktikan betapa istimewanya putriku ini. Bukan begitu Natalie sayang." ujar John sambil mengedipkan matanya kearahku yang tidak langsung perkataannya tadi membelaku dihadapan Celine meski sebenarnya dia juga ingin mengodaku seperti kebiasaannya.
"Yeah.. tentu saja. Aku ingin kekamar dan istirahat. Good night John."
"Good night."
**************
Keesokan harinya Lucy sudah datang kerumahku dengan Alice untuk bersiap kepesta.
Lucy dengan semangat dan cerianya karena ini pertama kalinya Philip mengajaknya kepesta sebagai pasangannya seperti yang kurasakan juga sekarang.
Sedangkan Alice yang terus menggerutu karena Lucas memaksanya menjadi pasangan menemani Lucas dipesta nanti."Hei.. sebenarnya apa saja yang kalian berdua lakukan. Lihatlah aku sudah memilih banyak baju sampai tidak tahu harus memakai yang mana nanti." cerewet Lucy yang disebelahnya sudah ada pelayan toko membawa sekitar 3,4 dress pilihan Lucy.
"Aku yakin dress yang kau pilih cukup untuk kita, kau akan membeli satu dan pilihan lainnya kami yang akan membeli."
"Ya benar.. kita berdua tak perlu capek memilih karena kau sudah memilih bukan" ucapku setuju dengan Alice.
"Terserah saja.. aku akan membeli yang paling bagus dan kalian hanya dapat memilih sisanya karena hanya diam saja. Jika seperti ini aku bisa pergi belanja sendiri." gerutu Lucy sambil menuju ruang ganti.
*************
Kami sudah menghabiskan berjam-jam di butik salon dan sekarang kami benar-benar sudah siap.
Kami meminta para pria untuk langsung menjemput disalon untuk menghemat waktu, bahkan ketiga pria itu sudah sampai sekarang.Kurasa berjam-jam yang kami habiskan setimpal karena mereka bertiga melihat kami dengan senyum lebar sekarang.
Tapi sayangnya kami berangkat dengan mobil terpisah. ;(
Tbc.
Mulai sekarang aku bakal fokus ke cerita That girl ini biar bisa end. Diusahain banget bakal update seminggu sekali meski mungkin bakal lebih pendek ceritanya sekarang. Yang penting update terus dan selesai.Harap maklum ya.. dan jangan kesel tetep baca cerita aku ya.
Perjuangan banget buat niat nulis..
KAMU SEDANG MEMBACA
That Girl
RomanceMataku selalu saja tertuju kemanapun kau pergi. Seperti Elang yang mengawasi sang mangsa, bukan hanya tatapan lapar namun juga gairah yang meledak ledak dalam tubuhku. "Maxime Alexander"