8.Miss Eomma

129 7 0
                                    

Xiumin POV

Aku menatap album foto yang sudah lama tersimpan di dalam lemariku. Terlihat sudah sangat usang karena tidak pernah tersentuh. Sejak perceraian eomma dan appa aku sudah jarang melihat barang-barang yang berhubungan dengan eomma .

Hari ini aku membuka kembali album lama itu karena sedang merindukannya. Aku merindukan hari-hariku bersama eomma.

"Bogosipeoyo...eomma"

"Saengil chukkae..."

Seharusnya jika saja keluargaku tidak berantakan seperti ini. Hari ini adalah perayaan ulang tahun untuk eomma. Aku melihat seisi rumah yang penuh dengan kekosongan. Hanya ada aku. Dimana Kai? dimana appa?

Sendiri didalam rumah sebesar ini tentu bukanlah hal yang baik-baik saja. Aku benar-benar sangat membutuhkan orang-orang terdekatku. Membutuhkan tempat untuk menceritakan masalahku.

Aku bosan didalam sini. Aku mengambil ponselku. Membaringkan tubuhku, meringkuk didalam selimut.

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku berada didalam kamar. Sampai sebuah suara ketukan pintu membuatku beranjak membukanya.

"Kai..."

Bugh!

Kai melayangkan tinjunya disudut bibirku. Aku menyentuh bagian wajahku yang kini sedikit berdarah karena pukulan kai.

"Apa masalahmu?"

Dia membuang sebuah karangan bunga tepat mengenai wajahku. Bunga kesukaan eomma.

"WAEYO ?" Teriakku geram.

Air muka Kai merah padam seperti orang yang menahan amarah. Aku tahu dia membenciku tapi tak pernah sampai seperti ini. Dia datang tiba-tiba lalu memukulku.

"Hyung ! Eomma meninggal"

***

Author POV

Xiumin menatap foto ibunya yang penuh dengan karangan bunga. Tepat ditengah-tengah makam lain. Xiumin sengaja tidak masuk sekolah untuk mengunjungi ibunya.

Setelah kunjungan itu Xiumin tidak langsung pulang. Ia mampir disebuah taman terdekat dan menghabiskan sorenya disana.

Diraihnya ponsel disakunya yang bergetar. Ada sebuah pesan masuk.

From : Chen

Nggak sekolah kenapa?

Xiumin tidak berniat membalas pesan sahabatnya itu. Ia hanya ingin melihatnya.

Lelaki itu bangkit berdiri. Melangkah memasuki mobilnya. Lalu pergi dengan meninggalkan semua sisa kenangan yang dulu pernah membuatnya bahagia.

***

Jika untuk menghilangkan kesedihannya Xiumin memilih untuk tidak pergi ke sekolah lain halnya dengan Kai. Meskipun dia menjadi biang onar di sekolah. Ia lebih suka menjaili guru maupun teman-temannya. Dengan begitu sedihnya dapat sedikit berkurang.

Seperti pagi ini, seharusnya dia masuk ke kelas karena bel sudah berbunyi. Tapi, namja itu malah memainkan bola basket dilapangan.

"Kai " seseorang memanggil namanya dan berlari kearahnya.

My Brother is Falling in Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang