45.Waiting...

63 7 0
                                    

Ayo dong vote dan komen cerita ini. Author doain:

Yg Vote : Bisa nonton konser bias

Yg Komen : Bisa foto bareng bias

Udah nggak bakalan doain jelek buat sider. Lg puasa ntar dosa, doanya yg baik-baik aja

Happy Reading guys...😊 hati-hati typo 😁

***

Author POV

Kai mematung didepan pintu rumah Sis Kae. Ia tidak sanggup meninggalkan kecemasannya sendirian. Sis Kae tidak menerima ajakan dinner nya. Sebenarnya tidak apa-apa sih, lagipula bukannya Kai memang sering ditolak gadis itu. Tapi, itu karena Kai melihat kedua mata Sis Kae tergenang air mata saat menutup pintu.

Ada apa dengan Sis Kae?

Setelah Kai mengatakan ia punya seorang kakak kenapa Sis Kae bersedih?

Kai kembali menuju rumahnya dengan langkah yang lambat. Benar, kakinya terasa berat dan lemas. Ia khawatir pada Sis Kae.

Drrt...drrt...
Kai meraih ponselnya yang menampilkan sebuah panggilan dari seseorang.

"Oh. Hyung "

"...."

"Senin? dimana?"

"..."

"Pastikan Xiumin Hyung aman"

***

Sis Kae juga tidak tahu kenapa dia bersedih. Kenapa dia bisa menangisi kenyataan ini. Sis Kae takut Kebohongan ini menghancurkannya. Ia memandangi Kai yang menjauh dari rumahnya dari balkon kamar. Ia melihat kamar Xiumin juga masih menyala.

Diambilnya note dari buket bunga mawar merah itu. Tulisan tangan Xiumin memang cantik.

Hai... My sweety girl ❤

-X-

Sis Kae terkekeh seraya air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Ia masih tidak habis pikir bagaimana ia setuju dengan drama Xiumin tanpa tahu apa maksudnya. Sis Kae merasa selama ini dirinya hanya beban bagi Xiumin. Disekolah semua teman Xiumin tidak boleh tahu kalau Xiumin mengenal Sis Kae. Bahkan Sis Kae juga tidak boleh mengenal keluarganya.
Lalu untuk apa Sis Kae mempertahankan ini semua.

Sis Kae menutup matanya sambil memegang buket bunga ditangannya. Ia berharap besok bisa melupakan semua kejadian ini.

Beberapa menit setelah menutup matanya gadis itu tersadar sesuatu, ia masih mengenakan seragam sekolahnya. Sis Kae bangkit menuju lemari dan mencari pakaian tidurnya disana.

Begitu selesai dengan pakaiannya, Sis Kae meraih ponselnya dan mencari kontak Xiumin disana. Setelah menemukan nomor Xiumin ia langsung menekan tombol panggilan.

"Cantik kan? kaya kamu makanya aku pilih warna merah" Xiumin terkekeh meski baru pertama kali berbicara saat sambungan telepon terhubung.

"Oh. Umin" Sis Kae mengagguk walaupun ia tahu Xiumin tidak bisa melihatnya. Sebenarnya ini sangat berat bagi gadis itu untuk melepas Xiumin. Tapi, melihat kenyataan yang menyadarkan dirinya bukanlah hal penting selalu membuat hatinya teriris-iris.
"Umin-ah"

My Brother is Falling in Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang