Imam pov
Hari ini aku agak kesal mandengar celotehan ummi tentang calon mantunya, aku bahkan bingung belum pernah melihat ummi sebahagia ini
Kamipun mulai melajukan mobil kami ke kediaman yang katanya calon istri ku itu
Kami disambut hangat oleh keluarga itu. Mereka menyilahkan kami untuk duduk di ruang makan langsung.
"Fisaaaa, ayo turun"
Aku menegang mendengar wanita paruh baya itu menyebut nama fisa. Nama fisa bukan cuma dia * batin ku
Akupun makin asyik berkutat dengan game yang ada di ponselku, aku tak memperdulikan sekitar, hingga ku dengar derap kaki turun dari tangga.
Aku masih setia dengan ponsel yang ku genggam.
"Fisa perkenalkan diri kamu"
"Nama saya NAFISA IQLIMA JUWITA, bisa dipanggil fisa" ucap gadis itu
Aku menegang mendengar nama itu, nama yang tak asing lagi kudengar, kutatap gadis itu.
Tunggu, ada yang berbeda dengan gadis itu, dia terlihat lebih anggun dengan jilbab yang menghiasi kepalanya.
Tak lama tatapan kami terlepas,kudengar dia beristigfar
"Mam, perkenalkan diri kamu" ucap ummi ku
" Nama saya IMAM AHMAD ABDILLAH"
-------
"Udah lah mam, kamu harus mau sama fisa, ummi udah srek sama dia, dia baik mam" ujar ummi ku
"Mi, imam mau aja sama dia karena imam tau pilihan ummi pasti yang terbaik, tapi kalau Fisanya gak mau imam bisa apa mi?" Ujarku panjang lebar
"Ya itu urusan kamu imam, pokoknya ummi mau fisa TITIK." Tegas ummi
"Huffttt iya imam bakal cobak ngomong sama fisa" pasrah ku
🌸🌸🌸
"Fisaaaa! Mama mau imam"
"Ihh mama apaan sih?"
"Pokoknya mama mau imam sayang, dia itu baik,tampan,CEO muda,Soleh, kurang apa cobak?"
Kurang setia *batin ku
"Ma, fisa Gamau!"
Dan langsung meninggalkan mamanya, belum jauh fisa pergi terdengar suara orang jatuh, ia pun menoleh dan..
"Mamaaa"
-------
"Fisa, mama kenapa?" Ucap papa khawatir melihat istrinya terbaring di rumah sakit
"Gatau pah, tdi setelah fisa ngobrol sama mama, mama udah pingsan" ucapku yang hampir mengeluarkan air mata
"Hmm, kamu udah makan?" Ucap papahku dan aku hanya menggeleng lemah
"Huffttt,, yaudah sebentar"
"Fisa Gamau makan sebelum mama sadar pah" ucapku
"Nanti kamu ikutan sakit fisa!!"
"Fisa Gamau pah" ucapku lirih sedangkan papa hanya membuang nafas kasarnya lalu mengambil ponsel di kantongnya
"Sebentar lagi imam akan datang, dan papa Gamau ada penolakan makan, papa Gamau penyakit kamu kambuh fisa! Kamu ngerti GK sih? Papa khawatir, cukup mama yang ada di tempat tidur rumah sakit, kamu jangan!" Ucap papah maninggi dan merendah..
Aku tertegun mendengar papa seperti itu, aku hanya mengangguk lemah.
-----
"Nih, makan dulu. Aku yakin kamu belum makan dari siang, ini udah malam" ujar imam sambil menyerahkan nasi beserta lauknya. Suara yang slalu fisa rindukan sekaligus fisa benci
"Aku enggak lapar!"
"Fisa, ayo makan dulu, kamu harus mikirin kondisi kamu juga!"
"Aku Gamau, kamu ngerti apa enggak sih?!" Kataku meninggi yang membuatnya cukup terkejut "aku Gamau makan sebelum mama sadar mam"lirih ku
"Huffttt, kumohon fisa" ucap imam pelan, melihat nya mengatakan mohon membuatku memutar memori lama, kata mohon yang hanya akan dia berikan padaku
Akupun mengangguk pasrah, imam tersenyum penuh arti pada fisa.
--------
"Mama sudah sadar?" Kataku teramat bahagia,mama mengangguk
"Fisa mau ya nikah sama imam!" Tanya mama yang jatuhnya seperti perintah bagiku. Aku hanya mengangguk pasrah, sedangkan imam hanya tersenyum.
Bagaimana pun aku tak ingin membuat mama sakit lagi, biarlah aku yang mengalah."Baiklah pernikahan kalian akan diadakan 1 Minggu lagi yaa.." kata mama penuh semangat
Fisa menatap imam sebentar,lalu kembali menatap mamanya kemudian fisapun mengangguk
"Kalau begitu, beri tahu ummi dan Abi mu imam, biar semua urusan pernikahan kalian kami yang mengurus" papa angkat bicara
"Tpi pah apa GK terlalu cepat, fisa masih kuliah pah.papah ingatkan?" Kata fisa
"Papa ingat fisa, tapi papa yakin imam gak bakal biarin kamu putus kuliah, yakan mam?"
"Iya om, imam akan biarkan fisa kuliah kok " kata imam
---------
Nah segini dulu lah yaaa
Maaf typo masih berserakan
Tapi jangan lupa votement nya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga Kita
Random"fisa Gamau Nikah sama dia mah, " ucap gadis itu menahan amarahnya sekaligus kesedihan " gaada bantahan sayang, ini kemauan papa sama mamah dan kamu tetap harus menikah dengannya 2 Minggu lagi " "tapi mahh--" rengekan gadis itu terhenti ketika papa...