delapan

85 4 0
                                    

"mas, besok temenin adek ke bandara ya" ucap fisa sambil senyum yang mengembang di wajahnya. Sedangkan yang ditanya hanya mengkerut kan kening tak paham ucapan fisa.

"Emang mau ngapain dek?"

"Adek mau ketemu sama orang, udah lama gak ketemu sama dia jadi kangen banget, terusss... Besok adek bakal ketemu dia... Huaaaaaa seneng banget" cerita fisa panjang lebar.

"Siapa dek?"

"Ada deh, sekalian adek mau kenalin sama mas. Duh kok jadi deg2an gini deh" celoteh fisa yang membuat imam semakin bingung.'siapa orang itu? Apa dia lelaki?'

"Apa orang itu lelaki dek?" Pertanyaan imam yang dijawab dengan anggukan yang antusias dari fisa.

Imam kesal seketika mendengar yang akan bertemu dengannya laki2.wajahnya juga ikutan cemberut melihat antusias dari fisa.

"Duh, aku pakek baju apa ya besok!!, Adek cari baju yang pas dulu deh ya mas" ucap fisa berlalu meninggalkan imam yang masih berkecamuk dengan gilirannya.'sudahlah aku harus persiapkan diri untuk yang terjadi besok' batin imam

****

"Dek tungguin mas" ucap imam setengah berteriak karena di tinggal fisa yang jauh di depan ya. Fisa pun berhenti dan menoleh ke belakang. "Cepetan mas, nanti kita ditunggu".

Imam mendengus kesal melihat tingkah istri nya itu. Kenapa fisa bisa begitu senang? Memangnya siapa sih yang mau ditemuinya? Apa lelaki itu orang yang spesial dihati fisa? Ya ampun, imam berkecamuk dalam fikirannya.

"Mas, mau ketoilet dulu. Adek jangan kemana mana ya!"

"Siiip"

Imam berjalan menuju toilet,tanpa sadar menabrak seorang laki2 .
Brukkk

"Selow lah bro" ucap lelaki itu.
Imam gk asing dengan suara itu, dia mendongak dan melihat wajah lelaki yang tak asing itu. Tak lama mereka saling tersenyum dan berpelukan ala lelaki.

"Bang Khadafi kapan sampai? Kok gak bilang sih mau balik? Kan gue bisa jeput Lo bang!" Tanya imam beruntun

"Lo nayak atau mau interogasi?" Imam cekikikan mendengar jawaban Abang sekaligus sahabat nya itu pada saat di Oxford itu.

"Lo ngapain disini?" Tanya Dafi pada imam.

"Gue nemenin istri gue bang, katanya mau ketemu gitu sama orang" Dafi hanya beroh ria.

"Eh? Lo dah nikah? Kapan? Kok gue gatau? Sama siapa? Emang siapa yang mau sama Lo? "

Plak

"Sakit begok"

" Ya adalah yang mau sama gue, yaudah yuk gue kenalin"ucap imam mengajak nya menemui fisa.

*****

Fisa melihat imam berjalan dengan Seseorang yang tak asing dengannya, lalu? Bagaimana mas imam bisa kenal dengan bang Dafi? Tak lama mata Dafi dan fisa saling bertemu dan merekapun saling tersenyum dan fisa berlari mendekati kedua orang itu.

Fisa menubruk salah satu dari orang itu, imam? Bukan. Dafi! Dafilah yang di peluk oleh fisa. Imam? Tentu saja ia sangat terkejut apalagi yang ia peluk adalah sahabat nya sendiri. Nafasnya tercekat, rahangnya mengeras.

"Aku merindukanmu kesayangan ku" ucap Dafi di sela pelukannya sesekali mencium pucuk kepala gadis itu.

"Aku lebih merindukanmu"

"Hey, kenapa menangis? Jangan menangis. Apa Yaang pernah aku katakan padamu sebelum aku pergi?"

"Aku tak boleh menjatuhkan air mata berhargaku meskipun didepan orang yang aku sayang"
Ucap fisa sambil mengingat apa yang pernah dikatakan oleh Dafi.

Surga KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang