sembilan

81 3 0
                                    

"Kau jahat, aku benci padamu" ucap fisa dengan suara khas orang yang menangis.

"Tapi aku sangat merindukanmu" ujar Lelaki itu.

"Kau jahat, kau meninggalkanku, aku membencimu faiz"

"Tapi aku sangat menyayangimu fisa"

Astaga siapa lagi lelaki itu, kenapa fisa sampai segitunya? Dan kenapa lelaki itu terus mengatakan kalau dia menyayangi gadisnya?. Batin imam terus berteriak melihat adegan FTV itu.
Imam menatap Dafi seolah meminta jawaban atas apa yang dilihatnya, namun Dafi hanya tersenyum penuh arti.

'ya Allah mudah2an ini bukan sesuatu yang buruk yang akan menimpa rumah tangga kecilku'
Batin imam.

Lamunan imam berhenti ketika mendengar suara lelaki yang bernama Faiz itu menjerit nama fisa.

"Fisaaaa"

Bruukk

Dafi dan imam mendekati Faiz dan fisa yang tengah terkulai lemas, imam bingung apa yang sedang terjadi?

"Bang cepat rumah sakit, fisa sudah dingin" seru Faiz yang ikutan panik melihat adik kecilnya itu.

Ya, Faiz adalah Abang fisa yang kedua lebih tepatnya kembaran, mungkin jika dilihat fisa dan Faiz sama sekali tidak mirip, tapi dalam masalah batin, batin mereka sangat kuat.

Bahkan pada saat yang sangat jauh sekalipun. Jika fisa merasa sakit Faiz akan ikut merasa sakit. Begitulah mereka. Jadi tak pernah ada kebohongan diantara mereka meskipun itu kebohongan kecil.

"Eh? Lo cepat!! Lo gak liat fisa udah kayak gini". Ucap Faiz saat mau menggendong fisa.

"Biar gue aja! Fisa urusan gue sekarang!"

"Apa hak Lo? Gak cukup Lo sakiti fisa? Lagian Lo ngapain disini?"

"Gue suaminya!! Dan Lo minggir" tegas imam.

Faiz menegang, bagaimana bisa lelaki ini menjadi suami adiknya? Apa tidak cukup ia menyakiti adiknya? Lalu bagaimana bisa? Astaga. Rahangnya mengeras mengingat bagaimana sakitnya fisa ditinggalkan oleh lelaki ini.

Sekali lagi, tak ada yang tidak diketahui oleh Faiz mengenai adiknya.hanya Faiz yang tau mengenai masa lalu fisa.

*****

"Imam sebelah sini, cepat!!" Ujar Dafi dengan paniknya.

"Dokter, tolong Fiza. Tiba2 pingsan dok" lanjutnya.

Dokter langsung menangani fisa didalam ruangannya. Imam menyadari sesuatu.'spesialis jantung?' batin imam. Mengapa fisa dibawa ke spesialis jantung? Apa mungkin?.batin imam. Imam menggeleng kepalanya.

"Heh Lo? Gue mau nnyak sama Lo!" Ucap Faiz mengintimidasi.
Imam hanya menoleh ke arah Faiz, ia bahkan masih bingung siapa Faiz itu.

"Apa fisa udah minum obat hari ini?". Imam mengernyitkan keningnya.obat? Obat apa?

"Maksudnya?"

"Apa fisa udah minum obat hari ini?"ulang Faiz.

"Sumpah gue GK ngerti! Emang fisa sakit apa? Sampek2 dia harus minum obat tiap hari"

Bughhh

"Itu buat Lo yang bahkan gatau kalau adik gue lagi sakit"

Bughhh

"Itu buat Lo yang biarin fisa GK minum obat hari ini"

"Apa kalian GK bisa bedakan yang mana rumah sakit yang mana ring?" Tegas Dafi membuat dua orang itu terdiam.

Sedangkan imam masih berkecamuk dalam fikirannya. Jadi selama ini fisa sakit? Kenapa dia GK bilang? Dan lebih parahnya dia sakit jantung, setau imam sakit jantung itu sering kambuh. Dan pastinya fisa slalu menutupi sakitnya itu.

"Jangan2 obat itu...." Gerutu imam sambil mengingat beberapa hari yang lalu

Flashback on

Imam berjalan menuju kamar mereka mencari fisa.imam menemukan fisa dikamar namun dia terlihat seperti sedang minum?

Imam mendekati fisa yang tengah minum.

"Adek minum obat? Adek sakit?" Ucap imam sambil menyentuh dahi gadisnya itu.

Fisa tersenyum menggeleng, "enggak kok mas, fisa gak sakit. Ini cuma vitamin yang rutin fisa minum". Imam menatap mata fisa seolah mencari kebohongan, tapi ia tak menemukan atau fisa yang sangat pandai menutupinya?.

Imam mengangguk,"adek jangan Sampek sakit ya." Fisa hanya mengangguk sembari tersenyum menatap suaminya itu.

Flashback off

Dokter keluar dari ruangan itu,

"Bagaimana dok fisa?" Tanya Faiz yang terlihat benar2 panik.

Dokter Ferdi menatap ketiga lelaki itu.membuangg nafas nya." Hmm, Dafi bukankah saya sudah bilang, jangan biarkan ia tidak meminum obatnya bahkan untuk sekali. Karna seperti ini lah efeknya. Kinerja jantung nya lemah tadi, namun sudah bergerak normal. Namun ia belum sadar".

Ketiga lelaki itu menghela nafas lega. Namunmasih ada rasa cemas mengingat fisa yang belum sadar.

"Ya sudah, imam apa Lo Gamau liat binik Lo?, Kalau lo emang bener2 gatau masalah ini. Nanti gue bakal jelaskan". Ucap Dafi.

"Gue mau nelpon papa sama Mama dulu, nanti mereka cemas". Lanjutya yang mendapat anggukan dari Faiz dan imam.

****

Surga KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang