lima

117 5 0
                                    

"Adek mau kita pisah kamar!" Ucapnya tegas.

"APA??!"

"Adek tau, mas jugak terpaksa kan nikah sama adek, karena kemauan umi". Ujar fisa sambil menunduk menahan air mata hendak keluar dari tadi.

"Dan adek juga masih ngerasa sesak jika terus berdekatan dengan mas, " lanjut fisa

***

Imam pov

"Adek mau kita pisah kamar!" Ucap fisa tegas.

Hah? Apa maksudnya coba? Untuk apa kami pisah kamar? Kami udah nikah kan ya? Udah halalkan? Lalu apa lagi yang mengganggu pikiran gadisku ini.

"Adek tau, mas jugak terpaksa kan nikah sama adek, karena kemauan umi". Ujar fisa sambil menunduk.

Hah? Kenapa dia bisa berfikir begitu, aku bahkan seperti orang-gila tersenyum setiap aku berfikir akan menikahinya, bahkan umi dan abiku saja bingung melihat ku tersenyum,karena aku adalah orang yang notabene nya jarang tersenyum. Bahkan berbicara aja cukup irit. Terkecuali pada fisa dan keluarga ku.

"Dan adek juga masih ngerasa sesak jika terus berdekatan dengan mas, " lanjut fisa

Hmm,, ternyata itu masalahnya, dia pasti masih mengingat masa lalu itu,

Akupun mengarahkan tubuhku didepannya, aku mengulurkan tanganku ke dagunya untuk melihat wajahnya, aku melihat air mata hampir menggenang di matanya.ku rengkuh tubuhnya, dan kurasakan di sempat menegang, namun tak berlangsung lama dia kembali rileks.

"Mas mohon dek, maafkan mas. Mas bahkan berani bersumpah mas tak pernah terpaksa atau apapun itu untuk menikahi mu, bahkan mas sangat bahagia dek, dan jangan soal pisah kamar dek. Karena mas gabisa, kita sudah menikah dan.." ucap ku berhenti sebentar mengambil nafas dalam dan mulai melanjutkan "dan soal sesak di hati adek, mas mohon maafkan mas ya. Mas janji tak akan menyakiti adek lagi, mas udah berjanji pada Allah akan melindungi adek bukan menyakiti adek"

Air mata yang dari tadi fisa tahan kini sudah pecah, bahkan bajuku sudah basah karena air mata nya. Ku longgar kan pelukanku dan menatapnya.

"Maukah adek memulainya dari awal lagi? Membuat lembaran baru?" Tanyaku sambil mengusap air matanya yang terus saja mengalir, jujur saja aku membenci air mata yang di keluarkan fisa. Apalagi karena aku. Sangat sesak rasanya melihat air matanya.

Tak lama ku lihat dia mengangguk, langsung ku rengkuh lagi dirinya sambil mengusap punggungnya."mas udah janji GK nyakitin aku lagi, kuharap bukan hanya sekedar janji, tapi juga bukti mas" ujarnya dalam pelukanku

"Mas janji dek"

Kamipun melepaskan pelukan kami, saling menatap dan tersenyum.

"Jadi gimana? Pisah kamar jugak?" Tanya ku dengan muka melasku agar dia luluh. Dan di jawabnya dengan gelengan kepalanya.

"Ok kalau gitu, bisa dong kita mulai ritual kita?" Tanyaku sambil menaik turukan alis ku

"Ritual apa?" Fisa kembali bertanya dengan polosnya

Akupun mencubit pipinya yang chubby dengan gemas.

"Ihh sakit mas"

"Malam pertama kitalah sayang" ucapku menggodanya

"Awwsss, kok mas di cubit sih dek?" Tanyaku seletah dia mendapatkan cubitannya di pinggangku, namun bisa ku lihat ada semburat merah di pipinya

"Gaada malam pertama ya mas, fisa tuh masih kuliah, mau selesaikan dulu" ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.

Ya ampun,bibirnya itu menggoda iman, dan sekarang ia sedang mengerucutkan bibirnya,

Cup

Aku mencium bibir nya sekilas, ku lihat dia membulatkan matanya.

Bugh

"Adek,, sakit" ucapku setelah fisa kembali melayangkan pukulannya ke lengan ku.

"Mas main cium aja" ucapnya membuatku ingin kembali mencium bibirnya itu

"Gapapa,sama istri sendiri " ucapku yang kembali membuat pipinya memerah

"Merah buk?" Ucapku sambil menoel2 pipinya

"Issa udah ah mas, adek mau tidur aja. Capek . Mas Gamau tidur?" Ucapnya langsung mengambil tempat di sebelah kiri mas imam.

Hingga akhirnya kami pun tertidur, lebih tepatnya fisa tertidur dalam pelukanku.

***

"Hooaaammm" imam menguap setelah dia bangun dari tidur nya yang sangat nyaman, ia bahkan tersenyum mengingat fisa tidur di pelukannya.

Namun ia meraba raba samping tempat tidurnya, yang ternyata kosong, ia pun duduk dan mulai bangkit dari tempat tidurnya.

Ia mencari cari dimana istrinya itu berada "dek? Adek dimana sih?"

"Adek di dapur mas" jawab fisa

Imam pun memeluk istrinya itu dari belakang, dan tentu saja membuat fisa terkejut,

"Ya ampun mas, adek lagi masak ini" jawabnya sambil terus menggongseng nasi goreng itu

"Hmm wangi banget, kayaknya enak nih"

"Iya dong, siapa dulu yang masa Fisa gitu loh" ucapnya bangga.

"Tapi kan ya dek, seinget mas, adek Gak bisa masak deh" tanya imam sambil pura2 berfikir

Fisa membalikkan badannya dan langsung manfaatkan cubitannya ke pinggang imam, dan sepertinya pinggang itu adalah tempat favorit fisa untuk mencubit suaminya itu

"Awwhh, sakit dek!"

"Huhhh, sapa suruh ngeledek adek Mulu, emang nya adek gabisa belajar masak apa? Jadi sekarang mas ngeremehin Adek? Ok fine" ucap fisa mulai kesal

"Eh eh dek, jangan marah dong kan mas becanda doang" ucap imam

"Udah2 sana, kemeja makan. Sarapan! Fisa mau siap2 ke kampus! Kalau masakannya gak enak, Telen aja!! Hargain orang". Sambung fisa lalu pergi ke kamar.

"Huffttt, imam2 nih mulut gak bisa di rem apa? Ngambek dah tuh binik lo" gerutu imam

Imam pun mulai memakan masakan fisa , dan wajah rasanya benar2 enak, tak terasa nasi goreng itu habis tak bersisa.

"Mas, adek berangkat dulu!" Ucap fisa setelah bersiap2 dia pun mencium tangan imam dan di balas cium di kening fisa, fisa cukup menghangat mendapatkan ciuman itu.

"Adek masih marah sama mas? Mas cuma bercanda dek! Masakan adek enak banget tau!" Ucap imam tulus.

"Iya mas fisa ngerti kok, yaudah fisa berangkat dulu."

"Loh adek gk sarapan dulu?"

"Adek udah gak sempat mas, udah ya fisa berangkat dulu !! Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam".

-----------------

Huhhh,, selesai jugak tak part yang ini.

Makasih buat yang udah mau baca.janganlupa vote dan comment nya ya, biar semangat gitu nulisnyaa..😂😊😊

Surga KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang