17 - Rumah Gyuri

2.5K 445 34
                                    

Maaf ya, notif Unforgettable pasti menuh-menuhin notifikasi kalian :"

GYURI mengoleskan obat untuk luka-luka di wajah Jimin dengan hati-hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


GYURI mengoleskan obat untuk luka-luka di wajah Jimin dengan hati-hati. Setelah mengantar Gyuri, gadis tersebut memaksa agar Jimin mampir sebentar ke rumahnya untuk diobati. Setelah beberapa kali dibujuk, Jimin akhirnya mau turun dari motor dan mengekori Gyuri masuk ke rumah gadis itu.

Gyuri ternyata juga menghubungi Taehyung yang kini duduk di samping Jimin dengan tangan bersekap di dada.

"Gini kalau nggak nurut," Ujar Taehyung tiba-tiba.

Jimin meringis saat Gyuri menyentuh pelipisnya yang berdarah dan menoleh sebal pada Taehyung.

"Aku nurut ya, babi."

Jimin mendecak usai memaki Taehyung. Taehyung kini terlihat seperti ibu-ibu janda yang sedang mengomeli anaknya. Taehyung menghela napas kasar, "Kak Seokjin lagi?"

Gyuri mengehela napas saat melihat Jimin mengernyit menahan sakit, "Sampai sekarang aku masih nggak tahu kenapa kamu bertahan sama perempuan kayak gitu."

"Haneul sama Jimin udah putus," Tukas Taehyung cepat.

Gyuri menatap Taehyung sejenak lalu kembali menatap Jimin yang kini menghela napasnya lelah.

"Udah dari waktu aku diskors," Sambung Jimin saat menatap balik manik Gyuri.

"Aw!" Jimin memekik saat Gyuri menekan ujung bibirnya yang berdarah dan sudah mulai membengkak. Mata Jimin melotot sebal pada Gyuri, "Sakit!"

Sementara Gyuri nampak menatap Jimin menyelidik, "Terus ngapain masih urusan sama kak Seokjin?"

"Iya, bener. Marahin aja terus itu laki kamu biar kapok," Dengus Taehyung.

Jimin merebut obat di tangan Gyuri dan berdecak kesal, berniat mengobati lukanya sendiri.

"Sumpah, aku nggak cari gara-gara! Dia aja yang sensitif kayak perempu--Aw! Apa sih, Gyuri?!"

Jimin kembali memekik saat Gyuri mencubit perutnya. Gyuri menatap Jimin sebal sementara Taehyung hampir tertawa saat melihat keduanya bertengkar.

"Tapi, Jimin."

Jimin menatap Taehyung dengan raut wajah jengah sementara Taehyung kini menegakkan badannya.

"Ibu nggak bakal suka liat kamu pulang babak belur kayak gini."

Air muka Jimin mendadak menjadi serius, ia baru ingat hal ini. Tempo hari saja ia sampai harus diusir ibunya karena berkelahi di sekolah.

"Nanti aja ngomongin itu," Ucap Jimin pelan.

"Gila, ya? Nanti kamu di usir lag-"

"Taehyung," Potong Jimin.

Taehyung berdecak kesal sementara Jimin kembali menghela napasnya. Ia mengalihkan pandangannya menatap Gyuri dan memberikan obat di tangannya. Jimin tersenyum tipis saat mengetahui gurat khawatir dan penasaran Gyuri.

"Maaf buat kejadian tadi," Jimin menjeda kalimatnya, "Dan ... makasih?"

Gyuri mengangguk, membuat Jimin tersenyum lebih lebar. Jimin berdiri namun tangannya terulur dan mengusap puncak kepala Gyuri, "Aku pulang dulu."

_____

Di luar rumah Gyuri, Taehyung dan Jimin masih bercengkrama di atas motor masing-masing. Jimin memainkan kaca helmnya bingung harus bagaimana.

"Ada solusi, nggak?"

Taehyung mengulum bibirnya, "Nginep di rumah ayahmu?"

Jimin menatap Taehyung tidak setuju kemudian menggeleng ribut setelahnya.

"Istri baru ayah mulutnya nggak pernah sekolah."

Taehyung tertawa saat Jimin menirukan kalimatnya. Jika Jimin yang mengucapkannya entah mengapa di telinga Taehyung malah terdengar seperti anak kecil yang merengek.

"Terus mau dimana? Sauna? Apa mau pakai foundation buat nutup itu biru-biru di muka?"

Jimin makin mengernyit tidak suka dan membuat Taehyung tertawa lantaran Jimin terlihat seperti anak kecil kali ini.

"Yaudah."

Jimin mengambil ponselnya, mencoba menghubungi ibu dengan bibir yang maju ke depan seperti bebek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin mengambil ponselnya, mencoba menghubungi ibu dengan bibir yang maju ke depan seperti bebek.

"Halo?"

"Kenapa?"

"Itu ... aku boleh nginep di rumah Jihyun?"

Ibu tidak menjawab beberapa saat, membuat Jimin mengulum bibirnya takut.

"Hari ini aja?"

"Sampai lusa?"

"Jangan lama-lama. Nikahan ibu sama ayah Taehyung minggu depan."

Jimin bersorak, meski terkadang berdebat dan Jimin dibuat kesal, nyatanya ibu selalu membuat Jimin tidak bisa membencinya. Sebesar apapun rasa kesal Jimin, selalu kalah dengan rasa sayangnya.

"Yeay! I love you!"

Ibu terkekeh, kemudian berpamitan untuk memutus panggilannya setelah memberi pesan pada Jimin untuk jaga diri. Jimin tersenyum setelahnya, menyadari bahwa ibu sebenarnya tidak sampai hati saat mengusirnya kemarin.

"Taehyung, ibuku sama ayahmu nikah minggu depan?"

Jimin menatap Taehyung yang sontak membuat Taehyung memudarkan senyumnya. Taehyung memalingkan wajah, "Ya."

Jimin menghela napas saat melihat reaksi tidak suka Taehyung. Jelas-jelas sahabatnya masih belum bisa menerima perceraian keluarganya. Jimin rasa, Taehyung hanya butuh waktu untuk menerimanya. Kemarin, mereka sudah menjauh satu sama lain untuk kembali menerima satu sama lain. Mereka sudah melewatinya.

Terkadang, memang perlu jauh untuk mengetahui apa itu arti dekat.[]

Unforgettable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang