"Dimalam yang menyesakkan, kulihat jam sudah hampir pukul 00:00."-BTS's 00:00
Jimin berlari menyusuri lorong rumah sakit, mencari Haneul di IGD. Ia kembali menghubungi Haneul, menanyakan posisinya. Namun, ia membatalkan panggilannya saat melihat Haneul sedang di tangani oleh dokter.
"Kamu nggak papa?"
Jimin menghampiri Haneul yang masih terisak-isak saat dokter membebat kakinya dengan perban. Haneul memandang Jimin dengan mata bengkak dan wajah yang terluka. Jimin meringis saat Haneul mendongak menatapnya, tidak tega melihat gadisnya seperti ini.
"Dimana papa mamamu?"
Haneul tidak menjawab. Ia masih terus menangis. Jimin sudah gusar, ia tidak bisa menghentikan pikiran buruknya. Jimin tidak bertanya apapun setelahnya. Ia hanya menemani Haneul dan menghubungi kakaknya, Min Yoongi.
Haneul dipindahkan ke ruang rawat inap dan tertidur setelah lelah menangis. Jimin meletakkan ponsel Haneul yang retak di nakas, menghela nafasnya. Ia menggenggam tangan Haneul sembari duduk di sampingnya.
Pintu ruangan terbuka, menampilkan Yoongi yang masuk dengan tas ransel dan kacamatanya. Yoongi baru saja menyelesaikan kelas malamnya dan langsung meninggalkan universitas saat mendengar kabar Haneul kecelakaan dari Jimin. Jimin menjelaskan keadaannya, namun Yoongi terdiam beberapa saat tanpa konversasi.
"Mama sama papa masih di Tokyo, belum pulang."
Jimin menoleh pada Haneul yang tertidur. Dadanya berdenyut nyeri. Ia menyadari bahwa Haneul tengah berbohong padanya mengenai jalan-jalan dengan orang tuanya.
Jimin tidak mau ambil pusing mengenai kabar itu. Namun, Jimin rasa sekarang ia tidak lagi bisa menolerir kesabarannya. Fakta bahwa Haneul dan Jihyun keluar diam-diam pun juga menjelaskan semuanya.
"Tapi, kamu sendiri nggak papa?"
Jimin menoleh pada Yoongi, "Aku?"
Yoongi mengangguk. Jimin terlihat berfikir kemudian mengangguk ragu. Ia tidak mengerti kemana arah pembicaraan kakak Haneul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable ✔
Cerita PendekAda beberapa hal di dunia yang tidak bisa dilihat dari sampulnya saja. -2017 November.