6 - Kabar

3K 492 24
                                    


"Kamu, apakah baik-baik saja?" -Jin's Awake.

"Kamu, apakah baik-baik saja?" -Jin's Awake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pst. Jangan sampai Jimin mendengar ini."

"Diam atau dia akan menghajar lelaki itu."

Jimin memutar bola matanya malas saat mendengar sayup-sayup suara teman-teman di kelasnya yang berbisik demikian. Hari ini sudah lewat satu pekan semenjak ia pertama kali mendengar laporan tentang Haneul. Jimin mencari tahu diam-diam siapa lelaki yang di gosipkan dengan Haneul, tentunya.

Tapi tetap saja, kabar itu menjadi beban pikiran baginya. Ia belum tahu kabar itu benar atau tidak. Jihyun pun belum menghubunginya lagi.

Pernah Jimin mencoba untuk kembali mengungkit soal Haneul yang bertemu Jihyun diam-diam. Tapi kembali berakhir dengan bertengkar dan mengira Jimin tidak bisa mempercayainya. Akhirnya, karena dongkol sekali dengan kekasihnya saat membahas masalah itu, Jimin tidak ambil pusing. Terserah Haneul saja mau bagaimana. Jimin pun tidak tahu harus bagaimana.

Memutuskan hubungannya? Tidak ada bukti yang nyata.

Mengungkit masalah ini dan membicarakannya berdua? Selalu berakhir dengan pertengkaran.

Marah? Pada akhirnya Jimin hanya akan luluh jika Haneul menangis.

Jimin mengacak rambutnya dan menghela nafas kasar. Tangan kirinya menyangga dagu. Tangan kanan mengetuk mejanya. Ia menyisir rambutnya kebelakang. Jengah dengan topik yang di bicarakan para siswi di belakangnya.

"Heh. Udah kayak perempuan datang bulan aja kamu."

Jimin menoleh sirik pada teman sebangkunya. Seorang gadis bersurai sebatas leher tersebut balik menatap Jimin jengah.

"Lee Gyuri. Ketua kelas yang tidak baik hati dan sombong. Nggak usah sirik," Jimin menegakkan badannya, menyentil dahi Gyuri; teman sebangkunya. Sudah lama ia langganan menjadi teman sebangku Gyuri karena menurut guru-guru Jimin tercinta yang selalu menyeret Jimin ke ruang disipliner, Gyuri bisa memberikan energi positif pada Jimin yang negatif.

"Udah ditolongin waktu kamu mabuk, nggak terimakasih. Sekarang nggak sopan nyentil-nyentil kayak om-om genit aja."

Jimin sontak memutar posisi duduknya dan menghadap Gyuri. Matanya membelalak, terkaget-kaget atas ucapan Gyuri. Pikiran kacaunya tentang Haneul mendadak lenyap dan kini berganti dengan wajah Jimin yang merah padam menahan malu.

"Aku? Waktu itu aku nelfon kamu?" Ulang Jimin tidak percaya. Gyuri mengangguk dengan berjuta pertanyaan di benaknya; bagaimana bisa Jimin sampai hari ini tidak menyadari hal seperti itu.

"Aku?"

"Iya, bodoh. Kamu juga main nyosor-"

Ucapan Gyuri terpotong lantaran Jimin buru-buru membekap mulutnya. Jimin mendesis, wajahnya semakin memerah saat mengingat bahwa kebiasaannya saat mabuk berat benar-benar buruk. Gyuri hampir tertawa melihat Jimin yang menutup mata dengan telinga yang memerah.

Unforgettable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang