26 - Sakit

2.8K 399 45
                                    

SEUSAI mengantar Gyuri sampai ke rumah, Jimin membalikkan langkah dan berjalan menuju rumahnya yang berjarak lebih dari satu kilometer dari rumah Gyuri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEUSAI mengantar Gyuri sampai ke rumah, Jimin membalikkan langkah dan berjalan menuju rumahnya yang berjarak lebih dari satu kilometer dari rumah Gyuri. Jimin beristirahat, duduk di halte bus dengan terengah. Kepalanya bersandar pada halte.

Ia menekan perutnya yang perih bukan main. Jimin belum makan sama sekali dari kemarin. Saat mengantar Gyuri beberapa saat yang lalu saja Jimin lemas sekali. Rasanya, tenaga Jimin sudah habis terkuras. Masih untung Jimin tidak pingsan.

Jimin membuka kunci layar ponselnya yang hampir habis baterai ponselnya. Kepala Jimin rasanya berputar. Ia memejamkan sejenak matanya lalu kembali menatap layar ponsel yang menyala terang dengan susah payah.

Jimin menekan tombol panggil pada kontak Taehyung kemudian menempelkan ponselnya pada telinga.

"Taehyung ..."

"Bentar."

Jimin bernapas lambat, ia memejamkan matanya menunggu Taehyung berbicara. Sayup-sayup, terdengar suara teriakan Taehyung.

"Ya, Ibu aja yang nggak paham sama Jimin!"

Kemudian, suara ayah tirinya terdengar menyahuti Taehyung.

"Taehyung, nggak boleh bentak orangtua!"

"Salah siapa ibu nahan-nahan aku buat nyari Jimin! Kalau ada apa-apa sama Jimin gimana? Dia tuh udah kayak orang sekarat di sekolah tadi! Dia masih anak ibu, lho. Hak asuh ibu. Sekarang cuma Jimin satu-satunya!"

Ibunya pun menyahut.

"Ibu 'kan udah kasih peringatan ke Jimin, kalau dia bikin masalah lagi, ibu nggak bakal anggep dia ada."

"Tapi, Jimin 'kan nggak salah? Nggak anggep Jimin ada, bukan berarti harus ngusir dia dari rumah, 'kan, Bu?"

"Taehyung ...," panggil Jimin lirih.

"Iya? Sorry, lagi ribut."

Suara Taehyung mulai terdengar lebih jelas. Pertengkarannya mungkin terhenti beberapa saat.

"Bisa jemput? Aku nggak kuat jalan."

"Di mana?"

Jimin membuka matanya perlahan lalu melihat sekitar. Pandangannya buram, apa yang dilihatnya tampak berputar.

"Nggak tahu. Aku kirimin lokasiku aja."

Unforgettable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang