9

40 8 4
                                    

Tentu saja, perkataan yang ku lontarkan itu hanya, untuk menghilangkan rasa gerogi ku. Belum sekali Alan mengeluarkan sepatah kata. Aku segera beranjak dan Kini aku, mengambil sebuah benda, yang di pegang oleh seorang pengamen dan menadahkannya kepada orang-orang yang saat itu sedang menonton kami sedari tadi. Dengan tanpa paksa mereka mengeluarkan rupiah mereka seiklasnya.

"Terimakasih" ucapku sambil senyum

"Nah. Ini mas hasil ngamen aku dan Alan. Kan udah pinjamin gitarnya ke kami"

"Yah mba!! Kan masnya udah nyewah gitar nya tadi"

"Oh kalau gitu nggak papa. Hitung-hitung buat nambahin uang yang di berikan si mas tadi"

"Makasih ya Mba. Permisi"

Saat orang-orang yang berkruman tadi sudah bubar. Aku menarik tangan Alan, meninggalkan taman itu, dan menuju ke mobil yang kami parkir.

Saat berada di dalam mobil. Aku yang sudah duduk di sampingnya. Tak berani mengeluarkan kata-kata akibat hal yang di taman tadi. Sementara itu Alan yang sedang mengemudi sesekali berbalik ke arahku dan senyum-senyum seperti orang gila.

"Kenapa?" Tanyaku

"Muka kamu mulus, suara kamu juga indah" ucapnya dengan senyuman yang menampakan cahaya putih dari bibirnya itu yang tersusun rapi dari balik sana.

Aku yang mendengarnya hanya memonyongkan bibir ke arahnya.

"Langsung kerumah yah? Capek. Mau langsung istirahat. Lagian besok masih ada kegiatan perpisahan di sekolah"

"Iya-iya"

Sesampainya di depan rumah. Dwin yang berada di depan pagar sedang menyirami bunga langsung menyambut dan membuka pagar.

"Dari mana ajah mba-mas. Btw kamu si brengsek kamu langsung pulang ajah. Nggak usah mampir". Ucap Dwin sinis tanpa menengok ke arah Alan

"Win. Apaan sih" Ucapku

"Ya udah. Aku balik dulu yah. Am- Dwin" Ucap Alan.

Ketika mobil Alan sudah berlalu dari jangkauan penglihatan kami. Dwin yang tadinya sibuk menyiram bunga. Tiba tiba tatapannya beralih kepadaku dengan sinis.

"Udah berapa kali aku bilang? Jangan terlalu dekat dengan Alan. Kamu tahu sendirikan. Rasa cinta dia ke kamu itu udah gak sama lagi kayak dulu. Lihat ajah bentar lagi. Bakal berengsek lagi dia".  Ucap Dwin

"Ya ampun Win. Kamu ngomong apa sih" tanpa memperdulikan ucapan sahabatku aku langsung masuk kerumah.

__________

Dwin POV

Saat sedang joging di taman bersama teman teman. Tentu saja, aku melihat sebuah mobil yang tidak asing oleh ku, terparkir di pinggir sebuah taman. Jelas, di sana aku melihat ada Alan yang sedang keluar dari mobilnya.

Dengan penuh tanya dan penasaranku Aku langsung mengikuti kemana ia akan pergi. Dari kejauhan 1 meter aku melihat ia bersama wanita. Yang tidak asing. Dan sekali lagi tentu saja wanita itu adalah wanita ular.

Sebelum Alan keluar dari mobilnya. Disana terdapat Agnes sedang merogoh tasnya dan mengambil sebuah benda perseginya.

Sepertinya,  terlihat ia sedang berkomunikasi dengan seseorang dari sebarang sana,Entah pada siapa ia berkomunikasi. komunikasi yang mereka lakukan juga cukup akrab dan pribadi.

Saat Alan sudah berada di sana. Tepat di belakang Agnes. Terlihat Agnes yang mulai merapikan dirinya untuk menemui Alan.

Ketika Harus MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang