15

52 6 0
                                    

Pandanganku kini hanya fokus ke piano yang berada di depanku.
Aku menarik nafas dalam dalam dan memulai dengan sangat penuh perasaan.

Semua orang bertepuk tangan meria. Aku yang mendengarkan tepukan mereka sangatlah bersemangat dan lebih percaya diri lagi.

"Dia anak mana yah? Apa dia senior tahun lalu? Makanya begitu asing untukku? Tapi kenap--"

"Hey Am.. jangan bengong yuk, mulai" ucap salah satu temanku

"Ah ia maaf-maaf"

Kini aku memainkan piano ini dengan tatapan tetap ke pria itu tadi.

----

Dirga POV

Sontak saja aku terkaget. Saat melihat wanita yang mobilnya aku tabrak tadi pagi. Tiba-tiba berada di depan ku dan memeluk tubuhku dengan mata sembabnya.

"Apa yang terjadi kepada wanita ini". Tanyaku dalam hati

Saat melihat seorang pria. Yang sedang berlari dan mengarah ke arah wanita ini. Aku mulai mengerti. Kalau ternyata wanita yang berada di pelukan ku ini. Sedang ada masalah dengan pria tersebut, dengan menyuruhku membalas pelukannya aku yang mendengarkannya itu kaget dan sedikit aneh, tapi mau bagai mana lagi sepertinya cuman ini yang bisa aku lakukan untuk permohonan maaf karena tadi pagi menabrak mobilnya.

Empat langkah lagi, pria yang berada di dedapan aku dan di belakang pelukan wanita yang aku peluk ini.

Tiba-tiba Langsung saja wajahnya menampakkan emosi besar yang di tujukan kepadaku

Dan Lagi-lagi wanita di pelukkan ku ini bersuara agar membawanya pergi dari hadapan pria tersebut. Aku dengan santai dan melihat iris wanita itu yang begitu memancarkan kelelahan dan  kesedihannya.

Dengan tiba-tiba pandanganku langsung beralih kebibir merah jambunya itu. Dengan spontan aku langsung menciumnya.
Hanya berapa detik, pria yang berada di depanku itu menarik kerah bajuku dan memukulku dengan berapa kali pukulan.

"Hentikan" Teriak wanita yang ku cium tadi

"Pergi dari sini" ucapnya lagi

"Tapi Am--" ucap pria yang memukuli ku

"Apa kau tidak mengerti dengan ucapanku. Pergi!" Potong wanita yang berada di pelukanku

"Hey. Kau pria brengsek, kenapa berani mencium wanitaku?"

"Wanita? Oh apa aku tidak salah dengar? Bukannya kau tidak melihat dia memelukku tadi, ayolah mengerti jangan sakiti dia. Dia lebih nyaman berada di dipelukkan ku, di banding dengan pria brengsek seperti kamu" ucapku sok tau

"Urusan kita belum selesai, mari bertemu di lain waktu" lelaki tersebut pergi saat dering handphonenya berbunyi.

Kini aku berbalik ke belakang dan ragu-ragu memegang pundak wanita tersebut yang sedang menundukan kepalanya dengan rambut terurai.

"He- hei, mmm dia udah pergi, maafkan aku melakukan hal tadi" ucapku

Dan sekarang wanita ini merapikan rambutnya yang berantakkan itu dan mengikatnya asal.

"Kamu yang tadi pagi nabrak mobil akukan?" Tanyanya

"Ah iyah, oke biarku antar kebengkel untuk memperbaiki kerusakannya. Dan mengganti rugi" ucapku

"Gak papa. Semuanya baik-baik saja. Hanya keadaan aku yang gak baik-baik saja" ucapnya

"Ah maaf soal ta-

"Nama kamu siapa?" ucapnya memotong pembicaraanku. Sambil menjulurkan tangan

"Dirgantara Prasetya, kamu?"

Ketika Harus MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang