10

48 6 2
                                    

Dan saat itu aku yang masih meperhatikan mereka tiba tiba saja. 

Buk..

"Aw. Apaan sih Ry?" Sambil mengelus kepalaku

"Win, yuk pulang. Udah sore nih. Ngapain juga kamu nguntitin orang itu, emang kamu kenal apa?" Ucap Thary

Saat itu juga aku lupa. Kalau aku bersama Teman-temanku.

"Ah iya. Maaf yah! Kalian pulang diluan ajah. Aku nanti naik angkot. Soalnya masih ada urusan sedikit nih"

"Ya udah, hati-hati. Kalau ada apa-apa telpon kami" ucap Thary

"Dah~". Ucap teman teman serentak
Saat teman-teman sudah pulang.
Aku yang masih di balik sebuah pohon. Hanya menatap fokus kearah mereka berdua. Sudah ada Alan yang sedang menghampiri Agnes di sana.

"Dasar wanita gila, dia nggak sadar apa, sebentar lagi dia akan merid  Tapi masih saja, Kegatelan sama cowok lain. Dasar ular". Ucapku pelan sambil meremas-remas daun yang berada di depanku

Rasanya Aku sedikit tidak enak kalau langsung menghampiri merek.  Jadi, Saat itu aku melihat seseorang sedang mengambil sebuah gambar yang berada di taman.

"Mas-mas"

"Ia mba, ada apa?"

"Bisa minta tolong nggak? Fotoin gerak gerik. Cowok dan cewek yang berada di pinggir air mancur sana?" Ucapku sambil menujuk kearah Alan dan Agnes

"Tapi mba--"

"Gampang ini-ini ambil ajah semuanya" ucapku dan menyodorkan rupiah ku ketangan mas itu.

Dan tanpa kata-kata mas yang ku sewah tadi. Langsung melaksanakan perintah.

Terlihat disana Alan yang masih membelakangi Agnes. Tiba tiba saja, refleks kakinya Agnes tergelincir dan hampir jatuh di kolam air mancur itu. Tapi Alan yang dengan sigap langsung menangkap Agnes. Mereka cukup bertatapan lama. Tapi tiba tiba saja si mas yang aku sewah tadi itu ketahuan mengambil gambar mereka. Alan yang langsung tersadar bergegas langsung membenarkan posisi mereka dan mengejar mas itu.

Masih di posisi yang sama. Agnes bukannya membantu mengejar tapi malah. Pergi dengan wajah senyumnya.Dan mengangkat telpon.

"Hallo, iya mi! Ok tunggu saja aku akan menemui mami. Di tempat biasa. See you"

Saat hendak mengikuti Agnes. Mas yang aku sewah tadi itu datang dan langsung memberikan ku hasil jepretannya.

"Makasih mas, atas kerja samanya" ucapku tanpa menunggu balasan ucapan mas itu aku langsung pergi dan mengikuti Agnes

"Ojek mas. Ikutin mobil merah maron itu yah"

"Baik mba"

Sesampainya di tempat Agnes berhenti. Aku melihat dia bertemu dengan wanita berkepala 3 yang jelas itu adalah ibu Alan Nyonya Sofiyana.

Sekarang posisi ku. Masih di belakang Agnes hanya ada 1 meja yang membatasi jarak kita. Aku mengambal surat kabar yang berada di meja. Untuk menutupi wajahku. Dan seolah-olah sedang membaca.

Samar-samar aku mendengar percakapan mereka.

"Gi mana syang? Apa kau berhasil, membuat ia putus dengan pacaranya?"Ucap wanita paruh baya itu

"Oh mi. Nggak sih tapi mi tadi sewaktu di taman. Saat aku akan terjatuh Alan yang sigap langsung memeluk tubuhku. Tapi tiba-tiba ada seorang yang tidak kami kenali. Mengambil gambar kami"

"Oh ya! Terus-terus. Jangan membuat misi kita gagal"

"Yaampun mami come on  tanpa berusaha keras foto itu pasti akan tersebar dan pacarnya. Oh no  dengan begitu si Ambar pasti akan- mewek tujuh tahun dan galau berkelanjutan" Ucapku

"Hahaha sebuah keberuntungan buat kita anakku"

Apa yang sedang mereka katakan. Kenapa ibu nya Alan begitu ramah kepada Agnes. Kan Agnes udah ngehianatin Alan. Tapi kenapa mereka malah seperti begini. Mereka sangat mencurigakan. Apa iya-  mereka bekerja sama dalam hal ini. Tapi-- untuk apa?  Gumamku dalam hati

"Hallo ia. Apa dia mencoba melarikan diri lagi? Sekarang pasung dan siksa dia. Dan tunggu aku akan kelokasi sekarang juga".ucap wanita paruh baya itu kepada sebrang sana

"Ada apa mi?" Ucap Agnes

"Ah wanita gila itu, membuat mami tambah pusing saja. Bisa mati mami kalau dia sampai berhasil loloskan diri"

"Kenapa mami. Nggak bunuh ajah".

"Ya ampun sayang. Mami menunggu selama 21 tahun, lalu membunhnya begitu saja. Tunggu sampai rencana kita selesai sayang. Dengan begitu wanita gila itu akan mati dengan sendirinya. Yaudah mami kesana dulu. Lain kali bertemu lagi. Dan ingat jaga kesehatan mu. Maafkan mami beberapa tahun ini nggak pernah bersama kamu". Ucap nyonya sofi

"Ya mi. Dah!!" Ucap Ambar

Ketika Harus MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang