Tit.. Titttt...
Suara klakson dari luar gerbang rumah dan itu Ambar bersama Alan yang baru saja datang.
"Hey Win.. bukain gerbangnya". Teriak Ambar
"Aku nggak budek kali"
Dengan rasa malas aku menghampiri mereka dan membuka gerbang.
"Cukup samapai disini saja mobil kamu. Dan kamu Am.. masuk kedalam. Nggak usah banyak nanya langsung kedalam. Biarin lelaki brengsek ini pulang. Dan nggak aku izinnin mampir kerumah". ucapku saat berada tepat di depan mobil Alan.
"Kamu kenapa sih Dwin" ucap Ambar tanpa basa-basi dan langsung ke dalam rumah.
Begitu juga dengan Alan dia hanya berpamitan dengan muka bingung. Dan penuh tanyanya Entah apa yang terjadi pada ku. Hanya ada tatapan sinis yang ku lontarkan kepanya. Dan langsung pergi tanpa berbicara banyak.
"Am.. tunggu! Kamu jangan marah dulu. Aku kayak gitu ke Alan karena semua ada sebabnya". Ucapku sambil menegejar dia.
Dan saat berada di ruangan tengah. Ambar sedang merebahkan badannya di sofa.Jelas saja ia sedang tidak mood memandang ke arahku. Disana terlihat ia sedang meletakan tangan kanannya di jidat, sambil menutup kedua matanya.
"Aku peduli sama kamu Am!. Kemarin aku melihat Alan dan Agnes bertemu di taman". Ucapku lancar dengan satu helaan nafas.Jelas saja, aku menyewa seseorang untuk mendapatkan foto mereka berdua. Dan asal kamu tau saja Am.. aku nggak tega bilangin ini ke kamu. Dan sekarang demi kebaikan kamu, aku harus tega bilangin ini ke kamu. Biar kamunya sadar. Kalau Alan itu brengsek. Dan perlu kamu tau. Kalau brengsek yah tetap brengsek. Kamu harus sadar sesuatu yang pergi dan kembali lagi itu nggak akan sama lagi seperti pertama kamu bertemu.
"Dan kamu tau ibu Alan nyonya Sofi dia ada main di belakang buat pisahin kamu dengan Alan. Agnes dan Sofi mereka bertemu di caffe kemarin dan mereka mengobrol seperti anak dan ibu yang begitu akrab" ucapku kencang
"Udah Dwin!! Udah" Ucap Ambar. Dengan nada tak kalah kencangnya. Tanpa menoleh ke arahku.
"Ya. Udah sekarang kamu fikir sendiri ajah. Aku nggak bakal bilang gitu kalau aku ngga ngelihat dari mata kepalaku sendiri". Ucapku lalu pergi ke kamar meninggalkan Dwin.
Di dalam kamar aku merebahkan badanku dan memikirkan sesuatu yang terjadi kemarin di tambah yang sekarang. Aku merubah posisiku menjadi duduk di pinggir tempat tidur.
"Ini tidak boleh terjadi. Aku harus membicarakan ini kepada Ambar. Apa yang aku dengar kemarin"
Saat hendak beranjak ke luar. Untuk menemu Ambar. Tiba-tiba terdengar suara dan gagang pintuku terputar--
Kreekk..
"Win- Ak-u mi-minta maaf" ucap Ambar saat di depan pintu. Dengan posisi badannya yang masih di luar kamar, dan hanya memasukan kepalanya saja di sana.
Segeraku ku hampiri dia. Dan membuatnya masuk kekamarku."Hey. Dasar gila. Kenapa nggak masuk kekamar ajah? Ini kan rumah kamu. Malah kamu yang bersifat aneh begitu?" Ucapku
"Aku nggak nganggap ini rumah aku. Aku nganggapnya ini rumah kita berdua. Ini rumah keluarga kita Dwin. Kamu yang ngerawat aku dan menjadi kakak buat aku. Selama ibu dan ayah kesurga. Kamu bisa tegar ngehadapi hidup kamu setelah- bibi Mina dan paman Deni pergi kesurga juga. Aku sadar sifat aku salah Kepada kamu. Maafkan aku" Ucap Ambar
Sambil membalas pelukan sahabatku ini sekaligus adikku. Aku mengelus pucuk kepalanya dengan lembut. Dan menceritakan semua kepadanya. Pada saat di taman dan di kaffe pada suatu melihat, Alan-Agnes-Dan Sofi.
Melihat Ambar yang sedang mendengar ceritaku dia hanya mengangguk tanpa kata. Sebelum aku selesai menceritakannya. Dan ku berikan sebuah foto kemarin. Dengan dahi terkerut dia memandangi foto tersebut. Tapi kembali normal ketika aku menceritakan. Apa yang ku dengar sewaktu di kaffe. Dan saat selesai ku ceritakan semua--
"Apa yang mereka rencanakan. Kenapa mereka. Mau menjauhkan ku dengan Alan?" Ucapnya
"Entah-- mungkin--"
"Ok. Kita cari tahu apa yang di rencanakan. Soffi dan Agnes" ucap Ambar dan menegakkan badannya yang tadi masih posisi menyenderkan badannya di punggung tempat tidur.
"Tapi. Apa urusannya buat kita?" Ucapku
"Ikutin ajah. Aku hanya penasaran. Siapa tau ini semua ada hubungannya dengan aku atau Alan".
"Yaudah terserah kamu, aku ngikut ajah".
"Istirahat gi. Besok kita ke sekolah. Ada acara perpisahan".
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Harus Memilih
Teen FictionAda janji yang tersimpan di antara kita berdua Janji dimana kita akan selalu bersama apapun yang terjadi. AKU AKAN SELAMANYA BERSAMAMU Ambar Cherin harus merasakan pasang surut dan lika-liku kehidupan,saat ia harus dihadapkan dengan Alan Adryan yang...