Ada janji yang tersimpan di antara kita berdua Janji dimana kita akan selalu bersama apapun yang terjadi.
AKU AKAN SELAMANYA BERSAMAMU
Ambar Cherin harus merasakan pasang surut dan lika-liku kehidupan,saat ia harus dihadapkan dengan Alan Adryan yang...
"A..a..alan meni-duri-ku win" ucapku terdesak tangis yang meningkat
Dan aku kira Dwin akan membenciku aku kira Dwin tidak akan mau lagi berteman dengan wanita kotor sepertiku ini tapi ternyata dia malah memeluk ku erat.
Kring~ kring~ kring~~~
Bel pelajaran ke dua telah selesai dan jam istirahat pun tiba
Dwin pov
"Sekarang kau tarik nafas dulu, dan hapus air matamu. Dan dirumah kita lanjutin lagi oky, dan sekarang ayo kita kekantin dulu, karena, dari tadi pagi kau belum makan" ucapku menyemangati Ambar dan menahan air mataku.
"Temani aku keruangan BK Dwin aku mau izin pulang saja. perasaan ini sangat kacau aku tak habis fikir aku sebodoh ini" ucap Ambar
Tapi setalh ku fikir fikir dia harus pulang badannya dingin lemas dan pucat aku takut dia kenapa napa nantinya.
"Baiklah aku akan menemanimu keruangan BK" ucapku kepada Ambar
Tok.. tok.. tok..
Permisi Bu.!
"Ada apa Dwin tumben kamu ke BK. Ayo masuk.. Eh ada Ambar juga ayo silahkan masuk kalian, tumben kalian ke ruangan ibu ada masalah apa?" Tanya Bu Ranti
"Ini Bu.. saya kesini mau minta tolong, tolong buatin surat izin buat Ambar dia sakit Bu. Hari ini dia tidak bisa mengikuti pelajaran sejak tadi pagi mukanya pucat aku takut nanti dia sakit" ucapku kepada seorang guru
"Kalau sakit atau gak enak badan terasa dari rumah, kenapa kesekolah. Sekarang kalian keruangan UKS saja, di sekolah ini kan sudah di sediakan ruangan UKS. Untuk beristirahat tidak perlu harus pulang, bukannya ibu tidak bisa memberikan izin pulang, tapi kamu taukan ibu hanya mengikuti peraturan dari sekolah dan sekarang, kalian ke UKS kalian istirahat disana saja lagian kan Ambar sakitnya tidak parah, paling hanya kecapean saja" ucap bu Ranti
"Oh iya bu.. kami minta maaf sudah mengganggu waktu ibu kalau begitu terimakasih" ucapku sambil menunduk hormat begitu juga dengan Ambar
Ambar kelihatannya sangat pucat. Dan dari tadi dia hanya berdiam diri saja, dan sampai akhirnya kita ke UKS, aku juga menemani dia dan tidak masuk ke pelajaran selanjutnya. Aku menggandeng tangannya dan membawa dia sampai ketempat tujuan.
"Ambar. kamu jangan murung, kalau kamu murung orang-orang akan mencurigaimu. kalau ada hal yang terjadi padamu, kau tahu kan mereka mengenalmu anak jutek yang tidak pernah murung, kamu bisa melewati semua ada aku disini, aku akan menemanimu apapun yang terjadi" sambil membaringkan dia di tempat tidur
Tiba tiba seorang perawat datang
"Loh! Dwin-Ambar tumben kalian kesini. Dwin kenapa teman mu ini pucat?Apa Dia sakit kalau begitu biar ibu periksa yah" tanya seorang perwat kepadaku
"Ah i- iy--
Belum selesai ucapanku terucap tiba tiba Ambar menggenggam tanganku sambil menggeleng kepalanya. Dan aku mengerti isyarat yang ia berikan. Sepertinya Ambar tidak mau di periksa
"Ah iya! terimakasih bu tidak usah Ambar baik baik saja dia hanya kecapean kalau tiduran sebentar pasti juga sehat lagi" ucapku tersenyum lebar sambil meyakinkan
"Kalau begitu kalian ibu tinggal dulu. Kalian istirahat saja, kalau butuh sesuatu keruangan ibu saja" ucapnya sambil pergi meninggalkan kami
"Baik bu terimakasih" ucapku menunduk
"Am benar kamu tidak papa? Kenapa tidak di periksa saja sama perawat tadi? aku khawatir kalau ada yang terjadi kepadamu"
"Aku takut kalau ibu perawat nanti tau apa yang terjadi padaku, aku takut kalau nanti dia tau kalau aku sudah tidak perawan lagi" ucap Ambar bisik
"Yaampun, Ambar! jauh banget fikiran kamu, yah nggak bakalan lah" ucapku sedikit senyum
"Dwin. rasanya sangat nyeri sepertinya seluruh cairan tubuhku habis begitu saja" ucapnya sambil menutupi mukanya selimut
"Silan! Alan, lihat saja sampai berani datang di depan aku. Tidak akan ku beri ampun dia, akan ku habisi dia" ucapku sambil meremas remas selimut
"Am.. Kenapa kita tidak kerumahnya saja minta pertanggung jawaban kepada orang tuanya? Biar orang tuanya batalin perjodohan dia dengan wanita itu dan kamu bisa bersama Alan dan ia akan menanggung perbuatannya itu"
"Kata dia Perjodohan mereka sudah di batalkan, dia mengirimkan ku pesan tadi. Dan dia akui kalau dia sudah meniduriku, tapi aku tidak enak kepada orang tuanya nanti fikirannya kepadaku apa? Belum lagi wanita itu dia pasti akan mencariku" ucap Ambar dan mengambil handponenya di saku seragamnya dan memberikan kepadaku
"What? 42 miscall dari tadi dia, menelponmu dan kau tidak mengangkatnya, kalau saja kamu mengangkatnya aku akan berbicara kepadanya, dan akan ku ajak dia bertemu lalu, aku patahkan kepalanya, apa lagi ini. pesan 23 isinya, MAAF SAYANG. semua enak saja minta maaf minta maaf dia tidak tau apa sekarang kamu mirip mayat berjalan seharian berdiam diri, sudah wajah pucat, suhu badanpun dingin. Pokoknya mirip mayat kamu" ucapku mengomel sambil mengetik pesan kepada Alan
Pesan Line
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku mengirimkan pesan Line ke Alan tanpa sepengetahuan Ambar tapi belum di read dan aku mau mengetahui apakah dia akan menemui Ambar atau dia akan meninggalkannya lagi setelah kejadian semalam.
Kriiiiing~~~
Suara bel panjang berbunyi pertanda waktunya untuk pulang. Segeraku bangunkan Ambar yang sedari tadi tidur karena lelah menangis dan sambil merapikan seragamku aku kekelas sebentar mengambil tas kami
"Ayo pulang nanti istirahat dirumah saja. Cuci muka dulu sana mata kamu lebam tuh kentara habis nangisan seharian.