6

68 10 2
                                    

Ambar POV

"Allhamdulillah akhirnya aku lulus juga dan aku bisa ngelanjutin kuliah aku di tempat Alan" Ucapku sambil mengambil handphone untuk mengirim pesan ke Alan

Berapa menit sehabis mengirim pesan, ia pun langsung menelponku. Kami membicarakan hal hal yang begitu lucu. Tak ngobrol banyak, ia pun menyuruhku untuk segera bersiap siap untuk nanti jalan bersamanya. Entah jalan kemana.
Saat iris biru itu terkontak langsung dengan ku.

Ah!! rasanya ingin sekali memeluk tubuhnya. Tapi seketika iris itu berubah menjadi iris mesum rasanya kuurungkan niatku untuk memeluknya dan berubah menjadi mencabik cabik wajah tampannya.

"Jangan lihatku seperti jalang" ucapku sambil memukulkan tas kekepalanya.

Dan Sesampainya di sebuah restoran mewah yang berada di pinggir laut itu. Tentu saja membuat mataku membola dan badan ku mematung di tempat di tambah bibirku tak bisa berkata kata.

 Tentu saja membuat mataku membola dan badan ku mematung di tempat di tambah bibirku tak bisa berkata kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh god! Alan sebaiknya kita pulang saja. Ini tempat yang tak cocok untuk ku. Ini sangat lah mewah. Dan lihatlah penampilanku ini. Ini akan membuat mu malu" ucapku sambil berbalik badan dan menarik tangan Alan

"Hey-hey-hey!! Jangan salah. Kau tetap kelihatan cantik. Walaupun hanya memakai dres merah sederhana itu. Aku baru melihatmu berpenampilan feminim begini. Biasanya kau hanya memakai kaos dan celana jens panjang saja, tapi ini oh tuhan--"

Segeraku potong ucapannya dan memeluk badannya dan di tengah keramaian entah apa yang membuat ku gugup dan untuk berkata kata di fikiran ku hanya ada kesyukuran yang bisa membuat dia kembali kepadaku lagi.

"Semoga yang kau ungkapkan adalah ungkapan yang berada dalam hatimu langsung Lan" gumamku dalam hati.

"Makasih untuk semuanya" sambil memeluknya.

Disana sudah terdapat meja dan kursi yang hanya untuk dua orang saja dan di atas meja hanya ada lilin dan setangkai mawar putih yang menjadi pengindah interior meja tersebut.
Sudah ada pelayan cantik. Memakai pakaian pelayan yang menyambut kami saat menuju meja dan kursi tersebut.

"Selamat datang di restoran kami! Selamat menikmati" ucap wanita cantik yang menyambut kami dengan senyuman dan ramah.

"Terimakasih" ucapku tak kalah rama kepadanya.

"Alan kau mau tahu aku sangat senang sekali. Terimakasih kau telah membuatku istimewah"

"Ah ia anggap saja ini adalah hadiah karena kelulusan mu dan sebentar lagi akan kuliah"

"Ia-ia"

---

Sepulang dari restoran ia mengajak ku jalan ke sebuah taman. Dan di saat itu juga dia mengejutkan ku dengan memanggil seorang pengamen jalanan. Untuk meminjam sebuah gitar.

"Sekarang kamu nyanyi biar aku yang ngiringi kamu. Oke?"

"Ah!! Malu kamu aja yang nyanyi"

"Gak bisa gitu dong, suara kamu kan indah boleh dong buat orang yang di taman iri kepadaku. Karena mempunyai pacar cantik dan suaranya juga tak kalah cantik" ucapnya sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Iya iya! Tapi janji yah. Setelah aku kamu yang nyanyi biar malunya imbang, hehe"

"Ok ok. Lagu apa nih?" Ucapnya sambil menyetel sebuah gitar.

"Lagu apa ajah"

Jreng-

Jreng-

TBC
Vote and comen serta kritik dan saran😊

Ketika Harus MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang