Home's Dirga
Suasana rumah yang begitu nyaman untuk keluarga Dirga Prasetya. Seorang anak pemilik beberapa sekolah di Jakarta. Termaksud sekolah 45 Angkasa. Karena ayahnya sedang sakit akhirnya kini ia yang akan di berikan kepercayaan untuk hadir ke sekolah 45 Angkasa. Selain itu karena Dirga juga mandiri dan pintar ia juga mampu dalam segala bisnis. Di umurnya yang begitu mudah ini. Oleh karena itu ayahnya sering memberikan ia kepercayaan untuk menagani perusahaan ataupun sekolah jikalau ayahnya tidak bisa menanganani dan mengahadiri suatu hal tersebut.
Dirga POV
"Pagi Dek". Sapaku kepada adik perempuan ku Dinda yang masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. sambil mengelus pucuk rambutnya.
"Pagi Kak. Oh ya kak, kata ayah, kakak harus kesekolah ayah sekarang. Gantiin ayah untuk acara perpisahan sebentar malam. Habis, Ayah kurang sehat". Ucap adikku yang sedang asyik melukis
"Sekarang ayah dimana?" tanyaku
"Dikamar. Lagi istirahat"
"Ibu? "
"Ibu di rung tengah, siapin sarapan".
"Beritahu ke ibu. Kakak nggak sarapa udah telat soalnya dan ke ayah juga habis kampus kakak langsung kesekolah" ucapku dan segera kekampus
"Siap"
10:44 am
Saat perjalan berangkat sekolah. Kota jakarta begitu di padati dengan mobil. Karena hari tersebut adalah hari di mana para pencari nafkah untuk bekerja di jam padat seperti ini. Saat ini aku sedang dalam perjalan kekampus.
Tittt-- tittt--
Suara klakson mobil sangat lah ramai.
Dan saat lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Mobil ku kini berada di kecepatan 80/km tiba-tiba saja--Brukkk--
"Oh shit, mobil sialan" umpatku dan segera parkir lalu keluar melihat mobil yang ku tabrak itu
"Hey apa kau tak tau berkendara? Lihat kau baru saja menabrak mobil ku" oceh wanita yang tak ku kenal
Badanku berdiri tegak dan mulutku yang mangap itu tak berani untuk bersuara. Sambil memandang kosong kearah wanita yang sedang mongomel ini.
"Oh no-no-no serius aku nggak berani ngomong apa-apa. Selain galak dia juga cantik. Siapa saja yang melihatnya pasti ngga berani membantah" Gumamku dalam hati
"Mm- Mm- Sory! Sory! . Tadi nggak sengaja soalnya buru-buru mau kekampus. Biar aku ganti rugi semua kerusakannya" Ucapku"Gak usah. Aku juga buru-buru"
"Kalau gitu, ini nomor telpon saya. Kalau terjadi apa-apa kepada mobilnya. Bisa langsung hubungi saya saja" sambil menyodorkan kertas itu kepadanya
"Ok" ucapnya singkat dan masuk ke dalam mobilnya tadi.
Aku yang sedang berdiri dan masih memandangi mobilnya tadi yang berlalu. Segera Saat itu juga aku segera masuk ke mobilku dan segeraku tancap gas karena sudah telat.
Sesampainya di kampus. Aku mengikuti kuliah sampai jam terakhir. Saat semua sudah selesai aku langsung, ke sekolah sesuai dengan arahan yang di berikan ayah tadi.
---
Ambar POV
Tbc
perjalan aku hanya bisa mengomel dan mengeluh. Dwin yang bersama ku saat itu hanya memasang headsetnya untuk mendengarkan lagu. Aku tau dia malas mendengar omelanku. Saat berangkat kesekolah untuk persiapan perpisahan kelulusan sekolah. Mobilku melaju tidak begitu kencang.Tentu saja aku menghawatirkan nyawaku dan mendahulukan keselamatanku. Tapi tiba-tiba saja terdengar suara tabrakan dari arah belakang.
Yah jelas itu, Suara tabrakan tepat berada di belakangku. Aku segera ke pinggir jalan dan memarkir mobilku. Dwin hanya asyik pada dunia dan lagu yang dia dengarkan. Saat itu, Dia memang sadar ada sesuatu yang terjadi pada mobil kami. tapi malas saja dia ikut campur.
"Hey- apa kau tak bisa berkendara-Dengan baik? Mobil segede ini masih kamu tabrak juga? Atau kamu buta? ". Saat itu aku sedang mengoceh panjang lebar. Tapi sepertinya pria tampan itu tidak mendengar ucapanku. "Hello, oh jelas saja dasar bodoh, buta, tuli--"
Tiba-tiba ia menyodorkan ku sebuah nomor. Dan aku yang melihat itu menggumam dalam hati.
"Enak saja saat itu kau memang tampan tapi maaf aku lagi memasang mode cool dan cute. Untuk pura-pura menolak. Nomor yang ia berikan. Siapa sih yang tidak mau sama pria tampan dan rapi seperti ini"Apa yang terjadi padaku. Aku baru saja mendeskripsikan seorang cowok yang tidak aku kenal.
Deg~
Ritme jantungku menari disana. Saat itu fikiranku tiba-tiba mengingat Alan dan lamunanku tersadar. Lalu mengambil kertas yang tertera nomor si pria itu.
Berapa menit kemudian saat sampai disekolah-
At school Angkasa
Saat murid-murid yang lain sedang sibuk untuk mempersiapkan segala macam persiapan perpisahan malam ini. Aku yang berada di ruang paduan Suara. Dan Saat ini di hadapanku sudah ada sebuah piano yang akan ku mainkan untuk persembahan malam nanti.
Ting! Ting!
Baru saja menekan dua not. Tiba-tiba saja. Dwin datang. Dengan penuh emosi dan amarah. Terukir di wajahnya.
"Am- sekarang cek handphone mu dan lihat akun instagram Agnes. Lihat foto dan captionnya"
Aku segera membuka tas dan mengambil handphone ku untuk segera mengecek suruhan Dwin
"Hah.nggak Win" ucapku untuk meyakinkan diri apa yang aku lihat
Jelas saja aku kaget saat itu aku melihat. Sebuah foto keluarga Alan dan Agnes yang sedang Diner. Dan di foto itu sudah terpampang nyata ception bahwa "Diner sekaligus acara tunangan -@AlanAdryan"
Emosiku meningkat dan tidak percaya apa yang baru saja aku lihat. Baru berapa menit aku memikirkan dan menelpon dia. Tapi seketika semuanya perih.
Jangan cuman datang lalu pergi. Tanpa meninggalkan jejak sayang.
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Harus Memilih
Teen FictionAda janji yang tersimpan di antara kita berdua Janji dimana kita akan selalu bersama apapun yang terjadi. AKU AKAN SELAMANYA BERSAMAMU Ambar Cherin harus merasakan pasang surut dan lika-liku kehidupan,saat ia harus dihadapkan dengan Alan Adryan yang...