"Kamu selama ini nggak pernah berani membicarakan perihal kamu yang di tindas teman-temanmu?"
Hana menggeleng, "tidak"
"Kamu tau alasan teman-temanmu menjauhi kamu?"
Hana menggeleng, "tidak"
"saya rasa.. saya- apakah belajar itu hal yang salah, Bu?"Kini kondisi berbalik, wanita paruh baya dengan pin nama "Aira" itu menggeleng, ia adalah guru konseling di salah satu sekolah.
"Tidak ada yang salah, kalian ada disini, bersekolah, untuk belajar. Jangan salahkan belajar untuk semua perlakuan yang kamu dapatkan, Hana"Hana terdiam, "Maaf, tapi bahkan saya sudah tidak pernah belajar lagi, saya takut teman-teman semakin menindas saya, tapi- tapi teman-teman malah makin parah semakin harinya"
"Hana, saya merasa prihatin sebagai gurumu. Harusnya dari awal kamu membicarakan ini kepada guru konseling atau siapapun"
"Saya tahu kamu hidup sendiri, tapi tidak ada yang salah dengan mencoba berani"
"Saya tidak tahu apa ini membantu, kamu bisa menghubungi saya jika mau, kamu akan berangkat ke Seoul, Korea Selatan 3 bulan lagi untuk mewakili kota kita untuk studi banding"
"Saya sebagai guru konseling tidak bisa memberikan kesempatan ini ke sembarang anak, kamu anak yang pintar dan kreatif. Sayangnya kamu juga tertekan, ibu harap dengan ini tekananmu berkurang, dan kamu bisa belajar berbaur Hana"-
Seoul panas!
Seoul sangat panas, bahkan sekarang aku sebal, ekstra sebal, karena aku kepanasan, dan aku nggak bisa jalan leluasa di trotoar, karena bangunan baru disamping apartemenku sedang ada acara pembukaan, dan semua tamu, dan pendatangnya parkir sembarangan, HEI INI NGGAK ADIL!
Bangunan yang selama ini menjadi alasan kenapa aku nggak tidur nyenyak selama di Korea, bakal jadi apartemen yang jauh lebih berkelas daripada bangunan apartemenku yang seminggu sekali setidaknya akan terjadi padam listrik SATU BANGUNAN. Hebat.Aku berjalan kesal menuju kamar apartemenku, dan membuang tas sembarangan. Mengingat 1 bulan lagi aku pulang ke Indonesia, rasanya aku antara sedih dan senang, gimana aku bisa menemui teman-temanku? dan gimana bisa aku melupakan kenangan disini? Aku adalah cewek yang dirundung dilema.
Pats.
Oh sial, padam listriknya adalah hari ini, aku baru saja menyelesaikan studi bersama yang dilangsungkan 4 minggu ini dengan selang waktu berdekatan, dan disisakan 1 bulan kosong dengan beberapa jadwal wawancara.
Tapi tempat aku tinggal sangatlah nggak asyik, aku kepanasan dan listriknya padam, terserah."Apartemen ini gila, ekstrim banget" Gumamku sambil melihat apartemen baru di samping bangunan apartemenku di balkon.
Apartemennya bertema gothic dan kayaknya, penghuninya adalah orang orang kaya Seoul, nggak seperti aku, yang cuma mengandalkan uang warisan dan TETAP DITEMPATKAN DI APARTEMEN YANG NGGAK BISA MELAYANI KERINGATKU DENGAN BAIK.
Prang!
Aku yang menunduk melihat mobil mobil dari balkon kamarku di lantai 6 menoleh ke seberangku, ke balkon luas milik bangunan apartemen tetangga.
Seorang lelaki dengan masker hitam terlihat menjambak pelan rambutnya sendiri, sepertinya dia menjatuhkan pot di balkonnya ke bawah."Hati-hati, ahjussi!" Seruku, balkon orang itu tepat di seberang balkon kamarku dan berjarak tidak jauh, hebat.
Ia menoleh, "Maaf aku tidak pantas disebut 'ahjussi'"

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbowhood [BTS]
Hayran KurguIm Hana (you), anak yang selalu di bully di sekolahnya diberangkatkan gurunya ke Korea untuk menjalankan studi, tapi siapa sangka dia akan bertemu BTS dan membuat mereka semua luluh?