"Aku menyayangimu hunie. Tapi aku mencintainya. Sangat. Bisakah kali ini aku egois?" Sepasang mata bulat itu menitikan air matanya. Mendengar percakapan menyakitkan dari balik pintu kamar sehun.
Chapter 5
Tok tok tok
"Sehunie!! kai-ah!! Ireona!!Hyungdeul sudah menunggu untuk sarapan" Teriak chen. "Ne hyung" suara serak sehun menyahut.
yang membuat chen kembali lagi keruang makan."Mana mereka?" Belum juga chen menjawab pertanyaan xiumin, chanyeol sudah menyela.
"Siapa??".
"Sehun dan kai" jawab chen santai tanpa tau raut yang tak bisa diartikan dari chanyeol
"Mereka tidur bersama?" Chanyeol masih mencoba menahan sesuatu yang ingin meledak dalam dirinya.
"Eoh mungkin meninabobokan dongsaeng manjanya!" Sahutan sinis itu berasal dari kyungsoo.
"Do kyungsoo jaga ucapanmu!" Suara bass chanyeol cukup untuk mengejutkan para member.
"Hyung, dia itu sudah dewasa. Jangan terus memperlakukannya seperti bayi!" Suara kyungsoo mulai meninggi.
Perdebatan itu terus berlanjut. Tanpa tau bahwa sosok yang menjadi topik permasalahan itu menatap nanar hyungdeulnya. Air matanya menetes tanpa sadar.Pukk
"Hunie kenapa kau masih berdiri disini?" Sehun terlonjak karena tepukan kai dengan segera ia mengusap air matanya.
Tidak jauh berbeda dengan member lain yang mematung melihat sehun.
Apa sehun mendengar perdebatan mereka. Pikir para memberSuasana Sarapan yang biasanya berlangsung hangat pun terasa hambar.
"Hunie kau mau kemana?" Pertanyaan suho menghentikan langkah sehun
"Hanya ingin membeli bubble tea hyung".
"Biar kutemani". Ucap chanyeol yang hendak melangkah namun tangannya dicekal oleh baekhyun.
"Kau janji akan mengantarku ke lokasi syuting yeollie" rajuk baekhyun
"Tap...". "Tak apa. Aku bisa pergi sendiri. Jangan khawatir". Sehun menyela perkataan chanyeol. Ia hanya ingin cepat cepat keluar dari dorm dan mencari udara segar.
Baekhyun menatap punggung sehun sendu. "Mian hunie".batinnya
Suho sendiri tak mampu berbuat banyak. Ia ingin membernya juga dewasa untuk menyikapi masalah pribadi mereka.***
Sehun menyusuri jalanan seoul menuju kedai bubble tea favoritnya bersama luhan sesekali merapatkan mantelnya.
Sejenak pikirannya melayang pada hyung rusanya. Mengingat beberapa momen manis mereka dulu.
"Hyung aku membutuhkanmu. Sebagai hyungku".batinnya menjerit
Yah. Luhan mungkin menorehkan banyak luka sebagai kekasih. Tapi luhan tidak pernah mengabaikannya sebagai seorang dongsaeng. Ia merasa terlindungi. Mungkin itulah alasan sehun merasa nyaman bersama luhan.
Hah...
Helaan nafas sehun terdengar begitu lelah. Dengan perlahan ia membuka kenop pintu kedai bubble tea.Ting
Suara lonceng yang menandakan pelanggan datang membuat penjaga kedai tersenyum ramah.
"Han Ahjuma bubble tea choco satu".
Seseorang yang dipanggil han Ahjuma itu segera membuatkan pesanan sehun.
"Ini sehunie". Ucap han ahjumma seraya tersenyum.
"Kau tidak meminumnya disini?" Sehun menggeleng. "Aniya ahjuma aku ingin berjalan jalan".
Mereka memang cukup dekat. Mengingat sehun adalah pelanggan tetap di kedai ini.
Setelah berbasa basi sejenak Sehun melangkah pergi. Tentunya setelah membayar dan mengucapkan terima kasih.***
Kini sehun tengah menikmati indahnya sungai han dipagi hari ditemani bubble teanya yang tinggal sedikit.
Sesekali dia menatap iri orang yang bisa berkeliaran bebas, tak seperti dirinya yang harus seperti ninja.
Bisa menghabiskan waktu berdua bersama kekasihnya didepan umum.
Eh. Sehun segera menggelengkan kepala.
"Lagi pula aku tak memiliki kekasih" gumamnya.
"Kalo begitu jadi kekasihku saja". Sahutan tiba tiba dari seseorang membuat sehun memekik kaget. "Yakk!!"
Seseorang itu terkekeh. Kemudian mendudukan dirinya disamping sehun. menyodorkan chocolate panas pada sehun. Dengan senang hati sehun menerimanya.
"Apa yang hyung lakukan disini?" Sehun memandang malas pemuda tinggi disampinya. "Duduk".
Pemuda itu mendengus mendengar jawaban singkat sehun.
"Orang bodoh mana yang rela duduk ditepi sungai han saat cuaca sedingin ini tanpa ada tujuan".
Sehun tersenyum. Membiarkan wajah manisnya diterpa angin dingin sungai han.
"yah kau benar" gumam sehun tanpa menoleh. Ia masih asik menikmati dinginnya udara seoul.
Tanpa sadar hal itu membuat pemuda disampingnya memandang sehun kagum. Bagaimana Tuhan dengan baiknya memberikan paras yang nyaris sempurna untuk sehun.
Wajah yang tampan cenderung manis, bibir tipis mungil dengan warna peach alami, hidung mancung dan kulit seputih susu.
"Indah"gumam pemuda itu seraya memandang lekat wajah sehun.
Sehun mengernyit menolehkan kepalanya kearah pemuda disampinya dengan raut bingung. "Apa yang indah johnny-ah?"
Pemuda yang ternyata johnny itu menggeleng kikuk "anio".