Kenta menghela napas panjang. Dari pagi sampe sore ini hatinya nggak tenang banget. Kafenya lagi ramai dan dia hari ini banyak melakukan ke salahan. Beberapa pegawainya juga mengingatkan dia dengan hati-hati.
Masalahnya, budak leutik yang biasa ngerecokin ponselnya itu sejak tadi nggak ngasih kabar. Bukan artinya Kenta pasangan yang suka ngemis kabar, tapi biasanya Lisa tuh apa-apa pasti ngabarin dia. Dan sejak tadi, cewek itu ngabarin juga nggak. Kenta telepon juga nggak diangkat sejak tadi. Padahal janjinya Lisa mau mampir ke kafenya usai kelas pagi.
Kenta cuman khawatir aja.
"Woi bang, ngalamunin apa, lo?" Ini Donghan tau-tau duduk di sebelahnya. Padahal tadi sebelumnya dia lihat lagi sibuk ngurusin mbak-mbak yang permintaannya banyak, tau banget si mbaknya buat modusin Donghan.
Donghan ini salah satu pekerja part time yang bantuin dia ngurusin kafe ini. Kerjaannya jadi pelayan, karena sejak awal nawarin diri emang buat jadi pelayan. Mana badannya bongsor banget, tadi nya mau di jadiin di bagian gudang, tapi kayaknya lebih berguna di depan sekalian narik pelanggan, nggak salah buat memanfaatkan tampangnya.
Donghan ini yang bawa Lisa, lebih tepatnya adik tingkat cewek itu yang kebetulan lagi butuh kerja part time buat pengalaman. Sedangkan Kenta butuh pekerja yang mau di bayar berapa aja buat openingnya. Maka dari itu nggak aneh kalau Donghan manggil Kenta kayak yang udah akrab.
"Hah? Enggak, ini gue ngitung uang siang ini kok nggak sama kayak di catetan." Kenta emang lagi duduk di kasir sambil itung uang penghasilan hari itu, meskipun setengah fokusnya memang lagi terpecah.
"Ohhh, tadi Lucas bilang ada barang dateng jadi dia bayar dulu, bonnya nggak tau tadi di simpen dimana."
"Lah? Ada barang dateng, nggak bilang sama gue si?!"
Donghan menghela napas sebentar, dia sebenernya udah siap sama ranjau satu itu. Masalahnya Kenta itu teliti banget sama hal apapun. Nggak bisa ngelepasin kerjaan ke karyawannya begitu aja tanpa pengawasan dia. Untungnya Donghan punya pertahanan untuk yang satu itu.
"Santai dulu bang, Lucas udah bilang ke lo dan bahkan gue kudu bilang ke lo dua kali buat ngingetin kalau barang dateng. Tapi lo dari tadi sibuk ngeliatin hp." Donghan berkata dengan santainya, seengganya nyawa dia dan Lucas aman buat sementara.
Tau aja kalau Kenta lagi nge-hank sejak kapan tau pasti fokusnya langsung buyar buat satu hal itu aja. Emang bosnya itu agak labil, sih.
"Nungguin apa sih lo bang?" Ini kalau Donghan nggak kenal Kenta dari awal, dia nggak akan berani nanya gitu. Image Kenta di luar dan di dalam pekerjaan itu beda banget. Di luar bisa aja Kenta jadi super duper baik, loyal, dan perhatian, tapi kalau udah nyangkut kerjaan, dia nggak akan ngelewatin satu kesalahan pun, evaluasi dilakukan hampir tiap hari.
Tapi Kenta tetep Kenta yang nggak akan dulu ngomong ke orang lain sebelum dia tau sendiri. Cowok itu cuman menggeleng dan akhirnya meminta Donghan beresin dapur.
Ini Lisa beneran niat bikin cowoknya khawatir apa gimana.
*Mars*
"Kak, Sorry baru nyalain hp, kayaknya gue nggak jadi mampir, perut gue sakit banget dari tadi."
Akhirnya setelah seharian perasaannya nggak jelas, Kenta berhasil menghubungi ceweknya. Niatnya mau langsung marah, tapi denger suara serak Lisa, dia malah langsung panik sendiri.
"Maagnya kambuh pasti, ya? Kenapa sih susah banget jaga diri. Kalau makan itu yang teratur—"
Lisa memotong ucapan Kenta yang akan menjelaskan betapa pentingnya makan, betapa pentingnya karbohidrat buat tubuh, dan menjaga kesehatan. Kalau nggak buru-buru di potong, bisa-bisa mereka teleponan sampai subuh. "Kak udah dulu ya sumpah ini perut gue sakit banget."
"Udah minum obat belum? Gue ke sana ya bentar lagi, tunggu pintunya jangan dikunci, sekarang lo istirahat aja pokonya jangan kemana-mana."
Begitu sambungan dimatikan, Kenta langsung ngacir ke apotek terus ke tukang bubur. Ini kenapa pacarnya sakit nggak bilang-bilang sih dari tadi, nggak tau apa yang di sini ketar ketir nunggu kabarnya, mana posisi dia tadi di cafe lagi rame dan nggak bisa di tinggal.
Lisa... Lisa.... Suka bikin orang waras jadi nggak waras aja.
*Mars*
"HAPPY BIRTHDAY!!! HAPPY BIRTHDAY TO YOUU~~"
Kenta langsung kiceup begitu memasuki apartemen Lisa. Ini kenapa banyak temen-temennya Lisa yang sebagian emang dia kenal, belum lagi Lisa lagi ketawa-ketawa bawa cake red velvet dengan lilin angka.
Waaah jadi seharian ini dia di kerjain.
Selagi yang lain ribut-ribut, Kenta sibuk ngulang-ngulang betapa bodohnya dia yang khawatir sama orang ternyata orangnya baik-baik aja.
Kenta langsung lirik Lisa dengan tatapan yang emang agak sulit di artikan, tapi intinya dia seneng banget.
Di sisi dia lupa sama ulang tahunnya sendiri, ternyata ada yang tengah mempersiapkan kejutan yang tidak terduga buat dia. Cewek yang dia cinta itu bener-bener care banget sama dia.
"LAAAH KAK KOK NANGIS SIIIIH." Sampek dia sendiri nggak sadar betapa mengharukannya momen kayak gini nih. Meskipun sejak masuk apartemen sampai sekarang Kenta nggak ngomong-ngomong karena masih kaget.
"Yaaahhhh kak gue salah ya? Duuhhh maafin dehh yaaa, maaf gue salah." Lisa pun menyatukan kedua telapak tanganya dan mengharap pengampunan dari Kenta. Suasana pun jadi agak diem sekarang.
"Yaaahh kak, iiihh." Ini Lisa udah bingung aja lirik ke Kenta. Duh gimana ini.
"Yaaakkkkk!!" Tapi tanpa di duga-duga Kenta narik Lisa ke dalam pelukannya.
"Lo nakal deh, gue kira beneran sakit, nggak tau aja gimana gue di kafe tadi."
"Hehehehe tau kok, kak, Donghan ngabarin soalnya."
Kenta melepaskan pelukannya dan menatap Lisa penuh selidik. "Jadi udah sekongkol yaa, berani-berani di belakang gue."
"Weehhh kak udah udah. Mending lanjut makan-makan dulu yoookkk, nanti urusan rumah tangga diselesaikan di belakang." Koar Rose yang udah siap mau di tarik Hyunbin.
"Nahhhh itu bener!" Balas Jisoo.
Akhirnya dua pasangan itu di tarik ke tengah ruang tamu Lisa. Ternyata ada banyak makanan yang ternyata sebagian dari cafenya Kenta, tanpa dia sadari ternyata ada yang delivery ke alamat Lisa. Donghan dan Lucas baru datang ikut meriahkan suasana. Bahkan temen-temen kuliahnya kayak Seongwoo, Bobby-Nayeon, dan Taeyong pun ada loh.
Selagi membiarkan temen-temennya menghabiskan makanan dan main games. Lisa lagi balik ke dapur dan Kenta nggak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia mengikuti Lisa dari belakang.
Saat cewek itu lagi menuangkan air putih ke cangkirnya, Kenta meluk Lisa dari belakang. Memendam semua wajahnya di balik rambut panjang Lisa. Menghirup sisa-sisa wangi parfum yang cewek itu pakai. Pelukannya semakin erat pas tangan Lisa membelai rambut Kenta.
"Lain kali kalau mau bikin khawatir bilang-bilang," bisiknya.
"Tenang, kak, Lucas sama Donghan bisa diandelin, jangan memforsir badan kakak. Kalau kakak yang sakit, kakak uring-uringan gue juga yang kena," balas Lisa.
"Makasih My Love."
Duuuhhh ini Kenta beneran sayang banget sama cewek nyebelin satu itu.
"Iya kak iya, skripsi jangan lupa."
Tapi kadang beneran nyebelin.
*Mars*