Warning! mengandung kegoyahan kapal
ps: Semua foto-foto dibawah ini gue dapet pure dari instagram, dan credit milik owner yang ngedit, karena gue nggak ahli edit-edit samsek!
ps2: chapter ini akan ada lanjutannya.
***
"Kak Jisoo setelah nikah diem-diem bae." Lisa menyenggol bahu Jisoo pelan, dagunya ia naikkan kepada dua temannya di meja itu untuk ikut memojokkan perempuan paling tua di antara mereka berempat.
Ini bisa di bilang pertemuan perdana mereka setelah pernikahan Jisoo sebulan yang lalu. Dimana sudah lama bahkan mereka sendiri tidak ingat kapan terakhir berkumpul berempat seperti ini. Kalau bukan Jennie yang bilang mau ngasih undangan pernikahan dan mengajak bertemu, mana mungkin mereka akan meluangkan waktu. Bukannya tidak mau, tetapi lebih tepatnya jadwal kosong mereka tidaklah sama.
Beranjak dewasa membuat mereka semakin sibuk dengan kehidupannya masing-masing, sehingga untuk berkumpul dengan formasi lengkap rasanya sering kali mustahil. Lisa yang kini sibuk magang dan sibuk membantu Kenta juga di cafe, meskipun di cafe hanya membantu makan saja. Rose juga sama sibuknya melakukan magang, hanya saja tidak seperti Lisa yang jam kerjanya tidak full, perusahaan tempat Rose magang benar-benar membutuhkan gadis itu, sehingga sulit sekali untuk mengambil waktu luang. Jennie tentu saja sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Daniel dan Jisoo masih menjalani masa-masa manisnya sebagai sepasang suami istri baru.
Untungnya tidak menyurutkan keinginan mereka bertemu, dan tidak membuat mereka lantas menjad canggung. Bahkan tadi Lisa memeluk Jennie erat sekali sampai gadis itu memukul-mukul lengan Lisa karena kesulitan bernapas.
"Namanya juga penganten baru, elah," timpal Rose, tau sekali maksud dari Lisa.
Jennie menyeruput tehnya. "Lo gimana sama Kak Kenta kesayangan lo itu? ada kemajuan nggak?"
Biasanya Lisa akan marah dan curhat panjang lebar mengenai bagaimana malasnya Kenta mengurus skripsiannya, tetapi kali ini tidak, gadis itu menunjukkan senyum terbaiknya. "Nope, dia udah mulai nyusun kok, sering-sering ke kampus malah, makanya gue sering jaga di kafe juga gantian sama dia ketemu dosbing."
"enak banget si lo yang pacarnya punya usaha sendiri," sahut Rose dengan cemberut.
"Lo yang enak justru! jadi pacar pewaris tunggal deh apaan, gue aja ini bang Minhyun nyicil rumah nggak tau kapan beresnya!" timpal Jisoo, rautnya menjadi kesal mengingat selama empat belas tahun ke depan hidupnya tidak henti-henti memikirkan hutangnya.