Kalau mereka bilang 'rumahku surgaku'.
'Rumahku tempatku pulang'.
Beda arti bagiku.
Rumahku, ruangan 3 dimensi tak bernyawa.
Rumahku, sempit, tak ada ruang untukku.
Rumahku, tempat dimana aku menjadi orang yang berbeda.
Jadi, kemana aku mengistirahatkan sukma ku yang mulai memberontak?
Ya, bila mereka tak mengerti, biarkan aku sendiri
Tapi kau tau?
Mereka 3, aku satu.
Mereka tak terhingga, aku satu.
Sukmaku pun begitu
Tidak bisa dibelah layaknya semangka
Tidak bisa dibagi layaknya angka
Tidak bisa dipecah layaknya kaca
Tidak bisa
Tidak, aku bisa
Hanya saja, sekarang, aku terasa binasa.
Tebas. Ganas. Kebas. Sesak. Meratap.
Sampai kapan aku menuang semua dalam tulisan?
Dan, kapan aku dipeluk ditenangkan?
Kapan mereka menyentuhku dengan sayang?
Aku hanya ingin bukti fisik
Bukan hanya sekedar bisik
Katakan aku egois
Hina aku sebagai anak durhaka
Dan tanyakan pada mereka, sudahkah ingat aku manusia cacat punya cela?
Terbangkan aku bersama angin jika kau muak denganku yang hina
Dan kirimkanlah mereka dengan manusia sempurna
Biarkan aku diasingkan, asal mereka bahagia
Setidaknya, sekalipun aku dikucilkan
Aku berkorban nyawa, jiwa, kewarasan, hati, dan fisik untuk mereka yang terkadang lupa
Jika aku anak biasa layaknya buah mangga yang tumbuh dipohonnya
KAMU SEDANG MEMBACA
CTS [End]
RandomKetika gumpalan awan berkabut menutupi matahari. Ada sebuncah rasa, asa, nestapa, dan kata lainnya. Lelah kata terucap, lelah hati terpendam. Biarkan jemariku bergerak dan akan aku biarkan 'sang ingin tahu' ini mengintip cerita cinta, masa, tinta, d...