keempat

754 36 9
                                    

Pagi ini seperti biasa aku selalu bangun kesiangan. Selesai mandi,

"Kara!!! Buruan sarapan!!!,"teriaknya dari dapur. Sampai seluruh tetangga mendengarnya.

"Iya iya buk, sabar napa,"ucapku.

Sampai di dapur
Di ruang makan,

"Eh kamu nggak nyepeda lagi,"tanya ayah

"Nggak yah, nanti kara ngangkot aja,"jawabku santai

"Lha pulangnya naik apa,"sahut ibu.

"Ngangkot juga sama temen,"ujarku

"Temen apa temen,"pekik ayah.

"Temen yah..,"jawabku dengan muka manyun.

"Ya udah kara berangkat sekarang aja takutnya telat lagi,"ujarku sambil mencium tangan kedua orang tuaku.

"Ya udah ati ati ya nak, jaga diri baik baik lho,"pesan ayah

"Siap yah,"jawabku mantab.

Sampai di sekolah,

"Pagi pak,"sapaku pada pak brewok.

"Eh kamu. Tumben gak telat, pasti ada maksud tertentu ya,"ujarnya

"Nggak kok. Kara masuk kelas dulu ya pak,"jawabku tergesa gesa

Sampai dikelas, aku tidak melihat satu makhluk pun.
Aku pergi ke luar kelas.
Niatnya mau cari udara segar. Eh ternyata.

"Tolong!"teriak seseorang dari toilet.

Letak kelasku berdekatan dengan toilet. Sehingga aku dapat mendengar jelas bahwa suara itu berasal dari toilet.

Aku segera membuka pintu toilet satu persatu.

"Kamu dimana?"teriakku

"Tolong aku kara! Aku disini,"jawabnya.

Dan sepertinya aku mengenali suara itu.

"Yuni?kamu yuni kan?"tanyaku tepat di depan pintu toiletnya.

"Iya ini aku. Tolong bukain pintunya aku takut banget,"ucapnya

Aku sempat mendobrak pintunya tapi tetap saja tidak berhasil.

"Kau tunggu sini dulu ya aku cari bantuan dulu,"ujarku

"Nggak ra jangan tinggalin gue,"pintanya dengan nada khawatir.

"Nggak papa yun jangan takut cuma sebentar kok, kamu sabar ya, inget aja ama Tuhan,"jawabku yang membuatnya terdiam.

Aku langsung berlari menuju kelas. Alhasil di sana ada Dani.

"Dan, dani, bantuin gua,"ucapku dengan nada terengah-engah.

"Bantuin apa? Lo kenapa sih?"tanyanya oon.

"Buruan lo ke toilet putri disana ada yang kekunci,"ucapku dengan paksa.

"Lho kok bisa?"tanyanya oon lagi.

"Udah ah nanti aja jelasinnya, sekarang buruan iku gue, kasian dia tu,"ucapku sambil menyeret tangan Dani.

"Buruan lo dobrak pintunya!"perintahku.

"Apaa gua? Gua nggak bisa,!!"pekiknya.

"Udahlah lo pasti bisa lo kan atlet basket,"ucapku membantah.

"Ye gua coba dah,"ucapnya nurut.

"Awas lo yang di dalem agak jauh sedikit ama pintu, gua mau dobrak ni pintu, 1, 2, 3,"ucapnya langsung pintu itu terbuka.

Sontak membuat si Yuni memeluk si Dani.

"Lho Yuni? Jadi yang kekunci itu lo?"tanya Dani oon.

"Iya Dan aku takut banget, untung ada lho makasih ya,"ucap Yuni dengan memeluk erat Dani.

CINTA YANG TAK TERDUGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang