ketiga belas

466 25 0
                                    

"Em. Tapi janji dulu harus ditepati,"ucapnya sambil mengajukan jari kelingkingnya

"Iya janji. Buruan apa syaratnya?"tanyaku sambil memyatukan jari kelingkingku.

"Ehh oke. Jadi syaratnya itu kamu harus bayarin makanku. Dadah aku pulang dulu ya,"jawabnya sambil ngacir lari.

"Buk nanti makanku yang bayar dia,"teriaknya ke bu kantin

"Heh awas aja ya kau sandal jepit,"ucapku geram

Serasa aku ingin membunuhnya.
Aku mecoba mencari uang yang ada di sakuku. Ternyata hanya ada uang 10rb an.

Aku menghela napas berat. Aku berdiri dan langsung mendekati bu kantin. Tanganku gemetar. Aku menelan ludah dan berusaha menahan malu.

"Buk tadi yang makan disitu totalnya semua berapa?"tanyaku agak sedikit canggung.

"Oh 12rb totalnya dek,"jawabnya

"Ini buk. Maaf cuma ada ini besok saya bayar,"ucapku sambil menyodorkan uang 10 ribuan tadi.

"Oh ya kok nggak papa dek. Oh ya tadi pacarnya ya? Tega sekali ya pacarmu. Ninggalin kamu trus suruh bayar semua. Yang sabar ya,"ucap bu kantin bertubi tubi.

"Nggak buk tadi cuma temen kok,"jawabku meringis

"Oh. Saya kira pacar. Lah baru temen aja udah sekejam itu. Gimana ntar kalo jadi pacar, tapi menurut saya kalian tetep cocok kok,"ujar bu kantin

"Ih ibuk apaan sih,"jawabku malu. Baru kali ini aku ngerasa baper parah. Masa sih?. Kara lo nggak bole baper ama cowok ngeselin itu.

"Ya udah saya permisi buk,"ucapku pamit

"Oh ya dek. Hati hati ya,"jawab bu kantin.

Aku pergi meninggalkan kantin. Aku tengah berdiri menunggu angkot dengan perasaan geram pinginku tenggelemkan tuh cowok.

"Assalamu'alaikum buk,"sapaku

Tak ada jawaban. Oh ya aku baru ingat bahwa hari ini ibuk ama ayah ada acara. Dan sialnya gara gara si sandal jepit semua uang sakuku habis. Dan alhasil aku kelaparan.

"Duh gimana nih,"gerutuku kesal
Perutku mulai bergerilya pertanda makhluk di dalamnya meminta makan.

Aku sempat mencoba memeriksa kulkas siapa tahu ada wahyu yang nongol. Dan hasilnya tetep kosong.

Akhirnya aku ada ide cemerlang.

Aku menelfon sohibku. Dan ia sudah mengangkat telfonku

"Yun yuni bantuin gua dong. Gua bisa mati sekarang nih,"ucapku dengan nada berat.

Dan suara di seberang sana terdengar

"Lah kenapa lo mati secepit ini sih ra!"ucapnya bikin aku makin kesal.

"Ah udahlah buruan lo ke rumah gua ya,"ucapku memohon

"Aduh sorry bgt ya gua nggak bisa,"jawabnya

"Ah ya udah deh,"aku kesal dan kututup telfonnya

Aku tak kehabisan ide. Ternyata aku baru inget. Aku bisa telfon si Yoga. Lagipula aku juga udah berteman dengannya.

"Ha halo yoga,"sapaku ramah

"Eh iya ini siapa ya?"tanyanya

"Oh ini gua kara yoga, gua boleh minta bantuan lo nggak?"tanyaku padanya

"Eh kara dapet nomorku dari sapa?"tanyanya heran

"Nggak penting itu yg penting aku perlu bantuanmu sekarang, pliss gua bisa mati sekarang nih,"ucapku

"Eh jangan mati dulu, aku belum utang budi sama lo,"ujarnya

"Ya udah buruan lo mending ke rumah gua. Oh ya jangan lupa bawa makanan yang banyak. Oke gua tunggu,"ucapku langsung mematikan telfon.

Aku nunggu si Yoga sekitar 15 menitan dia nggak nongol nongol.

"Assalamu'alaikum,"ucap seseorang dibalik pintu

"Wa'alaikum salam,"jawabku senang

Dan ternyata yang datang hanyalah pengantar susu. Aku semakin kesal udah set. jam an aku nunggu si yoga. Tapi dia nggak dateng dateng. Dan hp ku juga lagi lowbat lagi.

"Ah yoga buruan napa. Udah sekarat nih gua,"geramku

Tot tok tok

Ketuknya dibalik pintu. Niatnya sih nggak mau buka. Siapa tau kali ini yang dateng malah koran.
Ia mulai berteriak

"Kara! Bukain pintunya! Woy,"teriaknya dari luar

"Wah si Yoga,"ucapku sumringah

Aku membukakan pintunya dengan tatapan malas.

"Woy lama amat bukanya,"ucapnya kesal

"Lo pikir yang lama tuh siapa. Hua nunggu ampe berkarat nih,"ucapku makin kesal

"Hehe maap Gua nggak disuruh masuk nih,"tanyanya oon

"Masuk sono, eh titipan gua nggak lupa kan?"tanyaku sambip mempersilahkan dia masuk

"Nggak nih. Makan tuh semuanya,"ucapnya sambil menyodorkan sebuah bungkusan yang ternyata isinya pizza

"Wah banyak banget gila. Heh lo pikir gua perut karung apa. Lo bawain makanan sebanyak ini,"dengusku kesal

"Lah yang minta banyak kan lo sendiri. Ya jangan salahin gua dong,"ucapnya memasang wajah manyun.

Aku tidak meresponnya. Aku sedang asyik makan pizza. Karena sejak tadi belum makan apa apa.

"Eh berarti utang budi gua udah lonas dong?"tanyanya

"Et nggak bisa gitu,"ucapku sambil mengunyah pizza dimulutku

"Ah udah lah habisin dulu tuh pizza,"ujarnya

Setelah 10 menitan. Akhirnya aku bisa melalap semua pizza itu dan memasukkannya ke perutku.

"Ya ampun ra! Ternyata bener ya perutmu itu perut karung,"ucapnya sambil ngakak

"Ih apaan sih jahat, ntar nggak aku maafin lho,"ancamku

"Lah kan yang bilang lo sendiri, jadi belum dimaafin juga nih?"tanyanya manyun lagi

"Haha nggak. Udah sana lo pulang gua mau mandi trus tidur, bye"ucapku sambil meninggalkannya

Apakah aku terlalu kejam? Haha kurasa tidak. Itu masih belum setimpal dengan penolakanmu waktu itu Yoga.

Oke guys!
Sampai disini dulu ya!

Please vote and comment ya!

HAPPY READING!😊

CINTA YANG TAK TERDUGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang