kedelapan

540 28 0
                                    

"Gu...guaa...se..sebenarnya...gua...gu..gu-,"ucapku terbata bata.

"Udahlah ra gua nggak maksa lo buat jawab sekarang,"ujar Arga.

Seketika tubuhku lemas, bibirku terkatup dan gigiku terkunci. Aku bingung harus berbuat apa. Karena ini pertama kalinya ada cowok yang menembakku.

"Setelah sekian lama akhirnya ada juga yang nembak aku. Tapi aku tidak menduga bahwa ini kau 'sandal jepit',"batinku

Sebenarnya aku jujur belum bisa mencintai Arga. Karena aku masih teringat masa laluku. Yakni sosok yang paling aku cintai sekaligus yang paling aku benci. Karena aku sempat di tolak olehnya. Sejak saat itu aku berniat untuk mengutuknya.
Ingatan itupun kembali hadir di otakku.

Seketika air itupun menetes di kelopakku. Aku terisak. Pandanganku kabur. Orang yang tepat dihadapanku kini mulai cemas. Dan

"Bruuk,"tubuhku tergeletak ke tanah.

~~~¤¤¤~~~

"Ra? Kara?"panggilnya tepat dihadapan wajahku.

"Ra lo dah sadar? Kara,"panggilnya lagi.

"Yun gua dimana?"tanyaku dengan nada lemas

"Lo di KUA udah tau di UKS masih nanya, gua udah nungguin lo sadar sekitar 2 jam an lo tetep aja nggak sadar,"ujarnya dengan muka manyun.

"Heheh,"kekehku.

"Ra sebenarnya lo kenapa sih? Kok tiba tiba lo bisa pingsan?"tanyanya heran.

"Nggak nggak papa cuma tadi belum sarapan aja,"jawabku santai. Aku tidak ingin memberitahunya karena entahlah hatiku tidak ingin memberitahunya.

"Oh,"jawabnya singkat.

"Lo laper nggak, ke kantin yuk. Udah 2 jam lo aku nungguin lo disini,"ajaknya.

"Iye iye,"jawabku.

Sampai dikantin,

"Eh yun! Gua lupa nggak bawa uang. Uang gua di tas,"ucapku

"Hemm ya udah gua traktir lo dah,"ucapnya dengan nada kesal.

"Seruis nih mau di traktir?"tanyaku memastikan.

"Nggak. Nanti lo musti ganti uangku,"jawabnya

"Yahh kirain mau nraktir,"jawabku manyun.

"Nih! Pesenannya udah datang. Buruan makan tuan putri,"ucapnya dengan lemah lembut.

"Makasih sahabatku tercintah,"ucapku.

"Cepetan makannya ntar keburu ada guru yang melihat,"pesan yuni.

"Oke siap,"jawabku mantab.

Di tengah mengunyah makanan.

"Hey kalian. Ngapain ke kantin. Bolos pelajaran ya? Sekarang ikut saya ke BK sekarang,"ucap mister BB (pak bambang)

"Tapi pak tad-"ucapku terpotong olehnya.

"Nggak ada tapi tapian ntar jelasinnya di BK saja,"ucapnya sekali lagi dengan tegas.

Sampai di ruang BK.

"Lo itu bukannya dia?"batinku
"Dia ngapain ke sini? Apa dia mau sekolah di sini,"gumamku lirih.

"Nak yoga mari saya antar ke kelas,"tutur bu tarwini panggilannya bu wini.

"Yak dia memang benar 'Yoga Sapto Giyanto' orang yang paling gua cintai dan gua benci,tapi penampilannya sangatlah berbeda bukan seperti yoga yang gua kenal,"batinku.

CINTA YANG TAK TERDUGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang