ketiga

831 42 7
                                    

Entah kenapa aku masih memikirkan kejadian kemarin.
Aku mencoba menghubungi Arga lewat wa tapi tak ada jawaban. Apa mungkin paketannya abis ato dia ingin menghindar dari gue. Pagi ini terasa sangat bosan. Badanku lemas dan sekujur tubuhku terasa nyeri sebab semalaman aku hanya duduk melamun. Dan tak bisa tidur.

Dengan terpaksa aku harus masuk sekolah. Karena seperti yang aku ketahui hari ini pelajarannya pak AG panggil aja Pak Agus Killer guru Sejarah ter killer yang pernah ada. Dan pr ku juga belum selesai. Niatnya sih mau berangkat pagi biar bisa nyontek temen. Eh tetep aja kesiangan.

Sampai di sekolah aku melihat pak brewok (satpam sekolah) sedang berjaga di depan gerbang dengan ketat.

"Permisi pak,"ucapku

"Oh kamu lagi ya..kenapa terlambat hah?"tanyanya dengan nada tegas.

"Maaf pak tadi-"ucapanku terpotong olehnya

"Alah alasan aja. Pokoknya kamu harus nunggu sampai jam istirahat baru boleh masuk. Gak ada protes,"lanjutnya

"Apa? Kan istirahat lama pak..,"keluhku sambil memasang wajah manyun.

"Et mau bantah? mau ditambah lagi hukumannya?"tanyanya dengan wajah meledek.

Aku menghela napas panjang. Serasa ingin ku bunuh tu brewok.

Selama hampir 2 jam aku nunggu di depan gerbang. Ngarep tu satpam tidur. Tapi tetep aja ada halangannya.

Tapi dikejauhan aku mendengar ada yang merintih kesakitan.
Aku mencoba mendekati suara itu.

Aku sempat mengintip untuk mendengar pembicaraan mereka. Dan alhasil sepertinya mereka seorang pelajar. Dan pakaiannya seperti seragam sekolahku.

Aku sedikit mendekat untuk melihat wajah mereka. Ternyata

"Tasya..fina..,"gumamku lirih

"Mereka lagi ngapain ya? Kok kaya ngajak berantem gitu? Dan orang tu sapa sih? kayaknya dari posturnya aku kenal dia deh.."aku ber monolog.

Dan Tasya Dan Fina hendak memukuli gadis namun akupun segera berlari menyelamatkan gadis itu.

Ternyata...

"Hentikan,"teriakku

"Yuni..?"aku memasang wajah heran.

"Eh lo si tikus curut ngapain lo kesini mau sok jadi pahlawan hah?"tantang Tasya

"Eh kalo lo berani ngapa ngapin temen gua lo adepin dulu mayat gua cabe sawah,"tantangku

"Apa lho bilang? lo berani sama gua ha?,"tantangnya lagi

"Heii santan kara!"panggilan itu membuatku menoleh. Dan ternyata pak brewok.

Aku menarik tangan yuni. Tetapi dihentikan oleh Fina.

"Eh awas aja ya lho, hari ini lho bisa selamat tapi besok lho liat aja ya,"ancamnya

"Ayo yun,"ucapku sambil menarik tangannya.

Sampai dikelas, aku segera duduk ke kelas sebelum jam istirahat berakhir.

"Makasih ya ra,"ujarnya dengan nada lembut.

"Ya santai aja kali. Eh kok mereka bisa sebenci itu ke kamu emang ada apa sih?"tanya gua oon.

"Nanti aja ceritanya, sekarang ke kantin aja yuk. Gua dah laper banget nih, oh ya sebagai tanda ucapan terimakasih gua. Gua traktir lo mau nggak?"ajaknya

"Ya mau lah masa rejeki ditolak,"jawabku.

"Ya udah ayo,"ajaknya

Sampai dikantin, dengan semangkuk bakso dan es jeruk milik pak Eko.
Aku dan yuni langsung menyantap bakso itu.

CINTA YANG TAK TERDUGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang