kesembilan

617 34 2
                                    

"Aaaaaaaaa iiiiiiii uuuuuuuu eeeee ooooo, uoooo uoooo uoooooo"teriaknya yang membuatku langsung terbangun.

"Woyy tengil diem napa,"teriakku setengah sadar.

Adikku itu ternyata sedang mandi di kamar mandiku. Dan ia berusaha mengganggu tidurku dengan bernyanyi tak jelas sambil berteriak teriak.

"Woy diem nggak lu,"ancamku.

Dia keluar dari kamar mandi. Dan menatapku dengan muka oon.

"Lho kak udah bangun?"tanyanya oon.

"Kamu tuh ya bisanya cuma ngganggu doang hishh,"decakku kesal.

"Lha kenapa? Aku kan cuma nyanyi lagunya judika yang judulnya 'sampai kau jadi milikku' uooo..oo..uoooo..ooo...uooo.ooo,"ucapnya songong yang semakin membuatku kesal.

"Ah udah sana pergi! GANGGU!. Lagian ngapain mandi di sini pulang sana ke kandangmu!,"bentakku.

"Tadi air di kamarku mati, trus kata ibu suruh mandi di sini, wleek!"ucapnya sambil menjulurkan lidahnya dan beranjak pergi.

"Ih dasar si tengil,"ucapku kesal.

Aku berniat melanjutkan tidurku, tetapi aku melihat jam sudah jam 05.34. Jadi kuputuskan untuk mandi dan bersiap.

"Kara!"panggil miss garang.

"Hmm. Apalagi sih,"gumamku dalam hati.

Sampai di dapur.

"Kara! Kamu apain adikmu ini. Katanya kamu usir ya dari kamarmu,"ucap ibu membela si tengil.

"Lha abis dia ngganggu kara buk.  Dia teriak teriak nggak jelas,"jawabku.

"Lha kan bagus kamu jadi nggak bangun kesiangan. Pokoknya uang saku kamu hari ini ibu potong. Dan kamu nggak boleh naik angkot lagi. Boros tauk. Mending nyepeda kan lebih sehat?"jelas ibu

"Tapi buk kara cap-"ucapku lansung dipotong oleh si tengil.

"Nggak bu jangan potong uang saku kakak. Kasian ntar kelaparan trus minta minta di jalan gimana. Aku udah nggak papa kok buk,"ucap si tengil.

"Ya udah deh uang sakunya gak jadi dipotong,"jawab ibu.

"Hemm kalian lagi diskusi apa?"sahut ayah.

"Nggak papa kok yah,"jawab si tengil.

"Ya udah ayo sarapan udah siang nih,"ucap ibu

Selesai sarapan, aku segera berpamitan dan langsung menunggu angkot di dekat rumahku.

Di kelas,

"Eh guys kalian kenal si cupu itu, tampangnya sangat menjijikkan, kenapa coba dia harus di kelas kita. Bikin rusuh aja,"ucap salah seorang temanku yaitu Chika

"Eh iya bener banget. Gimana kalo kita bully aja dia biar kapok dan nggak tinggal di kelas kita lagi,"ujar Tasya

"Eh ide bagus tuh, setuju gua,"jawab Fina.

Aku yang sempat mendengar pembicaraan mereka ingin rasanya aku membunuh para manusia kejam itu.

"Heyy kalian,"ucapku yang membuat ketiga cabe itu nengok.

"Kalian masih nggak kapok habis ngebully temenku Yuni. Udah abis di hajar ma Arga. Masih aja buat nge bully orang lain? Gua aduin lansung nih ke Arga,"ancamku.

"Lah apa urusan lo curut. Kan dia bukan siapa siapa lo. Temen bukan. Sodara bukan. Kenapa lo sewot?"ucap si cabe sawah (tasya)

"Asal lo tau ya. Dia tuh orang yang paling gua cintai sekaligus gua benci,"batinku.

CINTA YANG TAK TERDUGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang