ketujuh

517 37 0
                                    

"Woy bangun kak, kak kara!!"suara yang terdengar menepuk nepuk pundakku.

"Hmm..,"jawabku setengah sadar.

Orang ini tidak kehabisan ide dia mulai menggelitikku.

"Eh diem napa,"bentakku

"Woy kak bangun liat tuh dah jam 6!"teriaknya mendekati telingaku. Yang membuatku sontak terbangun.

"Ih kiki, kakak masih ngantuk. Bentar lagi ya 5 menit,"ucapku lalu lanjut tidur.

"Nggak ada tapi tapi an buruan bangun,"ujarnya sambil menarik narik kakiku.

"Heh iye iye, dah sana pergi!"usirku.

"Nggak kakak masuk kamar mandi dulu baru aku pergi,"ucapnya.

"Iya iya nih gua masuk,"ucapku dan dengan ogah aku masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi, aku ke dapur untuk membantu ibuku menyiapkan makanan. Karena hari ini aku dibangunkan lebih awal oleh adikku yang cerewet itu.

"Lho buk. Kiki kok masih di sini emang liburannya berapa hari,"tanyaku heran

"Dia cuti seminggu, katanya kangen kamu,"jawab ibu.

"Lah tapi katanya dia nggak kangen aku tuh,"ujarku bingung.

"Iya dia bilang ke ustadznya katanya dia kangen kakaknya gitu, trus yang pertama kali dia cariin waktu masuk rumah. Yaitu kamu ra,"jelas ibu.

"Oh,"jawabku datar.

"Huh dasar tuh si Tengil katanya nggak kangen tapi kenyataannya huft,"batinku

Setelah itu kami sekeluarga sarapan bersama.

"Eh dek kamu kapan pulangnya,"tanyaku pada si tengil

"Kenapa kak? Nanti takut kangen lagi ya sama aku? Masih seminggu kok kak tenang aja,"jawabnya sok.

"Ih apaan yang ada aku tuh mau kamu segera balik ke pondok sana. Di sini ganggu aja,"ujarku kesal

"Biarin wleekk,"jawabnya sambip memeletkan lidahnya.

"Awas kau ya,"ancamku sambil melemparkan sendok.

"Aduh kalian nih baru sehari ketemu udah berantem mulu. Kaya anak kecil. Ayah mau makan aja jadi nggak nafsu,"decak ayah kesal sambil meninggalkan kami.

"Tuh kan ayahmu jadi marah cepat minta maaf sana!"ujar ibu memarahi kami

"Tuh kan tengil ini semua salah kau. Liat tuh ayah jadi marah,"ucapku semakin kesal padanya

"Loh kok aku yang ngelempar sendok siapa? Kakak kan?"bantahnya.

"Buruan minta maaf ato nanti kalian nggak dapet uang saku dari ayah lho,"ancam ibu

~~~¤¤¤~~~

Aku dan si tengil menatap ayah yang sedang baca koran di teras.

"A..ayah,"ucapku lirih

"Maafin kara yah, kara janji nggak ngelmpar sendok lagi dan janji nggak buat ayah marah lagi,"ucapku merasa bersalah.

"Iya yah kiki juga minta maaf, kiki janji nggak buat masalah lagi, ayah akan beri uang saku kiki bulan ini kan?,"ujar si tengil.

"Iya deh ayah maafkan kalian. Tapi lain kali nggak di ulangi lagi ya? Kalian tuh udah gede dan udah dewasa pula. Jangan kekanak kanakan. Oke?,"nasihat ayah.

"Siap yah!"jawab kami serentak

Setelah ayah memaafkan kami. Aku segera berangkat ke sekolah naik angkot.

Saat di angkot. Memoriku kembali muncul akan kata kata yang dilontarkan oleh si sandal jepit.

Apa bener dia bilang dia suka aku? Atau aku yang salah denger.

~~~¤¤¤~~~

Sampai di sekolah, aku tidak melihat satu makhluk muncul. Tetapi aku melihat ada tas milik si sandal jepit.

Aku mencoba mencarinya di taman kemarin saat dia bilang cinta ke aku? Eh emang iya jangan kepedean lu ra! Haha

Ternyata memang benar dia ada di sana.

"Sandal jepit!"teriakku dari kejauhan.

Dia menghampiriku entah kenapa jantungku berdebar begitu kencangnya.

"Kara lo dah dateng?"tanyanya heran

"Iya tadi pas masuk kelas gua lihat tas lo trus gua cariin lo. Dan ternyata bener lo ada di taman,"jelasku

"Oh,"jawabnya datar.

"Kara, kesana yuk!"ucapnya sambil menarik tanganku

"Kara,"ucapnya membuatku tertegun

"Gua mau jujur sama lo,"ucapnya yang mebuat jantungku semakin cepat berdebar.

"Gua suka lo ra,"ucapnya dengan jelas.

deg'

Aku hanya bisa mematung dan tak tahu apa yang harus aku lakukan.

"Gua nggak maksa lo buat pacaran sama gua. Gua cuma pingin jujur tentang perasaan gua ke elo,"ucapnya dengan polos.

"Guaa...gua.........se..se..benarnya..gu...gua..,"ucapku terbata-bata

Kira kira gimana kelanjutannya?

Please vote and comment ya!
Mau comment apapun boleh
Saya butuh saran dan kritik kalian.

Makasih udah baca!

HAPPY READING GUYS!😊

CINTA YANG TAK TERDUGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang