Hari ini tepatnya dua hari sebelum ultahnya Yuni. Aku berangkat menuju sekolah dengan si oig.
"Oi rara! Kemarin gimana?"tanyanya di tengah perjalanan.
Aku yang mendengar pertanyaannya sedang loading
"Maksudmu?"tanyaku
"Aduh sorry gua lupa lu oon. Eh bukan oon sih tapi telmi,"ujarnya yang membuat aku manyun
"Maksudku gimana pas nggak ada aku. Nggak ada apa apa kan?"imbuhnya
"Nggak papa apanya?"tanyaku yang makin mbundet dengan kata katanya
"Alah kau ini. Ya udahlah lupakan. Eh btw nggak ada pr kan?"ujarnya
"Tumben tanya pr. Kagak kok tenang aja,"ucapku
"Eh iya kemarin ada yang nyariin kau,"tambahku
"Siapa?"tanyanya penasaran
"Si sandal jepit,"jawabku datar
"Terus kau jawab gimana?"tanyanya penasaran
"Ya aku jawab kau sakit,"ucapku
"Oh ya udah,"ujarnya
"Ya udah buruan napa bawa motornya 5 menit lagi masuk nih,"ucapku saat si oig mengendarai sepedanya dengan sangat pelan.
Akhirnya sampai di sekolah. Kami langsung bergegas menuju kelas. Karena sangat yakin kami sudah telat 2 menitan.
Sampai kelas,
"Untunglah belum ada gurunya,"ujar si oig
Aku hanya bisa bernapas lega.
Aku segera duduk dibangkuku. Dan si oig juga duduk di bangkunya. Aku duduk di pojok kiri paling belakang nomor dua. Sedangkan si oig ia di barisan sebelahku yang duduk paling belakang. Dan si sandal jepit ia duduk bersebelahan dengan si Dani dekat pintu kelas pojok kanan dari depan nomor dua. Sehingga jarakku dengannya sangat jauh.
Hari ini aku tak melihat dua makhluk itu ada yakni si sandal jepit dan Dani. Kalo Dani mah udah pasti dia telat. Tapi kalo si sandal jepit. Apa mungkin dia telat. Biasanya dia selalu tepat waktu.
Aku terdiam saat teman sebangkuku-yuni yang sedang tampak menyalin sesuatu
"Kau ngapain yun?"tanyaku heran
"Lah kau nggak ingat?"ujarnya
"Aduh ingat apa. Sumpah gua lupa,"ucapku gelagapan karena takut lupa.
"Ituloh pr yang disuruh ngrangkum di buku. Kalo lu belum buruan gih buat, keburu pak AG datang bisa habis kau dimarahinya,"jelas Yuni
"Oh itu gua mah udah cuma tinggal nambahin dikit aja,"ucapku santai mengetahui kemarin aku lebih rajin
"Hah serius lo udah?"tanya Yuni memastikan
"Udah lah. Gua gitu loh. Salah lu sendiri sibuk pacaran kemarin. huh!. Sampai sampai temennya sendiri dilupakan,"gerutuku kesal
"Yaelah. Terus gimana dong?"tanyanya oon
"Ya udah terima aja itu DL,"ucapku meledeknya
"Hey kalian ngapain?"tanya oig yang tiba tiba menghampiri kami.
"Heh. Kamu tuh ngagetin aja,"ujar yuni geram
"Haha biarin kamunya aja yang kagetan,"goda Si oig
"Eh oig. Sorry ya gua lupa ngasih tau lu. Sebenarnya tuh ada pr. Suruh ngrangkum sejarah. Sorry banget ya,"ucapku meminta maaf karena lupa memberi tahunya
"Hah? Apa? Aduh rara terus gimana dong ntar? Aku bakal kena marah,"gerutunya kesal
"Nggak nggak tenang aja. Bilang aja kemarin lu sakit. Palingan pak AG nggak marah,"sahut Yuni
"Hu'um bener tuh,"ujarku
"Tapi kan ini menyangkut harga diri gua. Gua kan udah dikenal sebagai murid yang rajin. Wah bisa gawat nih,"ucapnya alay
"Ih alay lu,"dengusku kesal
"Eh beneran nih. Kamu tuh ada temennya yang kesusahan malah dibilang alay,"ucapnya sambil manyun
"Ya iya udah maaf,"ucapku meminta maaf
Tak lama kemudian pak AG datang
"Selamat pagi anak anak,"sapa pak AG ramah
"Pagi pak,"jawab para murud kompak
"Sekarang kumpulkan buku catacan kalian yang saya suruh ngrangkum kemarin,"ucap pak AG tanpa basa basi.
Semua murid ke depan mengumpulkan buku catatannya
Aku pun beranjak ingin segera mengumpulkan bukuku. Akan tetapi sebuah tangan menarikku."Aduh gimana nih ra,"ucap si oig nampak khawatir
"Udah lu jujur aja. Pak Agus juga nggak bakal marah. Kalo lu nggak berani biar gua yang bilang dah,"ucapku menenangkan si Oig
Aku bersama si oig pergi ke depan untuk menjelaskan semuanya
"Permisi pak,"ucapku
"Eh iya, kamu kemarin kemana Yoga?"tanya pak Agus
"Anu pak anu,"jawab Yoga nampak gugup
"Dia sakit pak,"sahutku
"Pak dia mau minta maaf karena nggak tau PR nya apa bapak mau memaafkannya?"tanyaku
"Oh iya nggak papa kok. Besok lusa saja kamu pinjam temanmu dan baru kumpulkan ke bapak,"jawab pak Agus yang terlihat santai. Tak seperti biasanya yang selalu terlihat sangar. Kini aku merasa dirinya yang lain.
"Makasih pak. Besok lusa saya akan memberikan pada bapak,"ucap Yoga kegirangan.
"Baiklah kalian boleh duduk,"ujar pak Agus
Saat kami hendak duduk semua murid menyoraki kami.
"Ciyeee,"sorakan para murid
"Udah tenang aja jangan anggep serius,"bisik si Oig
"Hey kalian semua kembali ke tempat masing masing dan diam,"tetiak pak Agus yang membuat seluruh bulu kuduk siswa berditi. Ya dia telah berubah jadi sangar lagi. Gila deh cepet amat berubahnya.
Aku hanya bisa mengangguk dengan perasaan yang telah berkobar dengan amarah.
Aku duduk di bangkuku dan
"Ciye udah ganti pasangan lagi nih,"cibir si Yuni
"Apaan sih. Kau mau ikut ikutan mbully aku hah?"gerutuku kesal
"Kagak kagak becanda kali,"ujarnya sambil ketawa nggak jelas
"Permisi pak,"dengan tiba tiba dua orang cowok datang ke kelas dengan pakaian lusuh.
"Hey kalian abis darimana?"tanya pak Agus kebingungan.
"Maaf pak kami terlambat. Tadi habis dikejar preman,"ucap salah seorang dari mereka. Ya tampak dari tampangnya mereka orang yang ku kenal. Dani dan si sandal jepit.
"Ada apa dengan meraka?"dalam hati aku bertanya tanya.
"Ya sudaah kalian boleh duduk,"ujar pak Agus.
Pelajaran pun dimulai. Seperti biasa saat pelajaran pak Agus semua murid hening. Dengan demikian aku bisa lebih konsentrasi akan pelajaranku.
Akan tetapi ada yang menganggu pikiranku. Apa yang terjadi dengan si sandal jepit?
Oke guys sampai sini dulu!
Please vote and comment!Ada yang penasaran
Dengan apa yang
Terjadi?Tunggu di part
berikutnya ya!Makasih yang udah
Vote and comment!HAPPY READING!😊
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA YANG TAK TERDUGA
HumorKisah ini berawal dari gue. Ya sebut aja gue Kara. Bukan santan kara lho ya..haha Sebelumnya gue cuma menganggap semua cowok itu sama aja semuanya dingin,cuek, gak peka dan masi banyak lagi. Tapi gara gara ni cowok entah kenapa pemikiran gue berubah...