Tim tim sudah mulai sibuk bekerja sesuai tugasnya, apalagi untuk tim jurnalistik yang harus memulai wawancara mereka. Karena kelas X yang bertugas mewawancarai jadi saat jam istirahat mereka menemui si narasumber.
Sedangkan Qia dan Nada sedang bingung mencari kamera yang akan mereka gunakan saat hari H. Tidak ada satu anggota tim jurnal yang memiliki kamera. Biasanya sih kaka kelas 12 yang selalu membawa kamera, tapi entah siapa yang mempunyai kamera tersebut.
Saat jam pelajaran ke tiga dimulai yaitu pelajaran Fisika oleh Pak Dede, ada dua anggota Osis yang yang mengetuk pintu dan masuk ke kelas meminta izin untuk menyampaikan informasi.
Setelah ada persetujuan Pak Dede akhirnya masuk kedalam kelas."Maaf mengganggu waktu ade-ade sebentar, kami dari anggota OSIS bekerja sama dengan ROHIS ingin meminta sumbangannya untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan dan mesjid sekolah. Bagi ade-ade yang mau menyumbangkan sedikit uangnya silahkan"
Gevan dan Diopun mulai berkeliling menuju meja setiap siswa. Saat Gevan sudah sampai dibangku Qia,
"Dek gimana wawancaranya udah?"
"U udah Kak"
Gevan lalu mengangguk dan tersenyum, banyak siswa yang memperhatikan adegan itu. Setelah selesai berkeliling mereka kembali kedepan.
"Terimakasih yang sudah memberikan sumbangannya, semoga dilipat gandakan oleh Allah SWT"
"Aminn"
"Sekali lagi maaf telah mengganggu aktivitas pembelajarannya, wasalamu'alaikum wr.wb"
"Wa'alaikumsal wr.wb" ujar satu kelas IPA 4 kompak.
Gevan dan Dio menghampiri Pak Dede, mereka terlihat berbincang sebentar setelah itu Gevan diikuti Dio mencium tangan Pak Dede lalu keluar.
"Cie cie..." teriak sebagian siswa yang mengetagui gosip itu.
"Terang, ngobrol apaan tadi sama kak Gevan?" tanya Caca yang mengetahui gosipnya berpacaran dengan Gevan.
"Hah apaan sih?" tanya Qia sok gak tau.
Pelajaranpun kembali dilanjutkan. Pak Dede memberikan 2 soal tentang Fluida Statik. Kalau dihitung memang hanya ada 2 soal tapi bercabang, dalam satu soal ada lima pertanyaan.
Di kelas XI ini Qia menyukai pelajaran fisika. Walaupun beberapa kali ulangan ia di remedial namun Qia tetap menyukai pelajaran ini. Tepatnya cara mengajar Pak Dede yang seru,mengasikan, mudah dipahami dan dimengerti.
^°^
Buletin sudah siap disebar, Qia dan Nada ikut menyebarkan buletin menuju kelas XII IPA, Qia dan Nada secara bergantian harus memberikan buletin itu kesetiap kelas.
Masih seperti biasa, Qia menyebarkan buletin masih memakai masker. Kali ini ia terpaksa berlamalama di dunia luar sebab sekarang dirinya mempunyai tanggung jawab setelah masuk eskul.
Saat Qia melewati anak tangga untuk turun, dirinya berpaspasan dengan Gevan. Pandangan Qia dan Gevan bertemu disusul senyuman manis dari Qia dan dibalas senyum tipis dari Gevan.
"Cie cie yang disenyumin kak Gevan" goda Nada saat Gevan sudah melalui mereka.
"Masa iya gue harus cemberut Nad?"
"Tapi kok tadi kak Gevan senyumnya sama lo doang sih, padahalkan gue juga kan anak MEJIC?"
"Kebetulan aja mungkin tadi dia pas liatnya ke arah gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
ME vs PD
Teen FictionHidup ini berat. Menurutnya hidup itu sangat berat. Apalagi untuk wanita seperti dirinya. Punya wajah pas pasan, kulit hitam, pinter juga kagak kebiasaan remed, punya uang kagak, punya temen juga tapi kaya yang nggak punya. Hanya bisa diam. Menampak...