novel

11 6 0
                                    

Gevan sedang mencari buku kimia di perpuatakaan ditemani Dio sahabat dari kecilnya.

"Buku dimana buku??" gerutu seseorang dari belakang rak yang ada dihadapannya.

"Lah ini semuakan buku, dia tuh cari buku atau typo di cerita Me vs PD?"

"Ihhhh tinggi amat ini rak, kenapa kagak disimpen di bawah aja sih buku kelas XI nya, harusnya penjaga perpus juga menyediakan pasilitas untuk para siswa yang pendek"

Gevan hanya terkekeh mendengar keluhan siswi dari depan raknya itu. Mata Gevan berhasil menemukan buku yang ia cari, Gevan segera mengambil buku tersebut namun saat ia akan beranjak pergi...

Brukkk.

Sebuah kepalanya jatuh ke atas buku. Ehh maksudnya sebuah buku jatuh ke atas kepalanya. Gevan mengelus kepalanya yang terkena jatuhan buku. Gevan melirik buku yang tergeletak di bawah lantai. Ia mengambil buku tersebut "Kimia kelas XI"
Tiba tiba terdengar suara bisik bisik seseorang didepannya yang tertutup buku-buku kimia.

"Udah sana Terang!! Lo minta maaf"

"Takuttt"

"Udah sana!!"

Gevan melirik ke samping rak, disana ia menemukan penampakan sebuah kepala bulat berambut panjang sebahu, berkulit hitam, gigi putihnya tersungging untuknya.

"Ma maaf Kak" ujarnya terbata bata.

Tubuh Qia terdorong kedepan karena Nada yang mendorongnya. Sekarang tubuhnya sudah keluar seluruhnya dari rak. Qia menoleh ke arah Nada yang melambaikan tangannya lalu pergi. Qia geram dengan tingkah sahabatnya itu, pengen ngejitak rasanya.

"Inu buku lo?" tanya seseorang dihadapan Qia.

Qia menoleh, dirinya tersentak saat melihat siapa orang yang ada dihadapannya.

"I i ya kak"

"Nih," Gevan memberikan buku itu" Lain kali hati hati, kalo mau ambil buku yang diatas mening pake kursi atau minta bantuan sama orang yang lebih tinggi"

"Oh iya kak" Qia mengambil buku kimanya "Sekali lagi maaf ya kak"

"Santai aja, nggak usah gugup gitu, gue bukan pangeran"

Baru kali ini Qia mendengarkan Gevan yang berbicara panjang lebar, bahkan Gevan sendiri tidak sadar kenapa ia bisa berbicara sepanjang itu padahal biasanya ia akan bercakap seadanya saja, singkat.

"Woyyy Van, ternyata lo disini, lama amat sih tinggal bawa buku satu aja_" Dio menghentikan omelannya, matanya melirik ke arah Qia.

"Ohhh lo lagi pacaran Van?" tanya Dio dengan nada yang hati-hati.

"Enak aja!!! yuk cabut" Gevan berjalan lebih dulu. Sedangkan Dio masih ditempat menatap Qia.

"Lo cewe budeg itu kan?"

"Hah ohh iya" jawab Qia terbata bata. "Kurang ajar nih orang, minta di tendang inimah"

Dio hanya mengangguk anggukan kepalanya lalu berlalu pergi. Dio menghampiri Gevan yang sedang mengantri untuk mendaftar meminjam buku.

"Van buruan nih, dari tadi gue nungguin lo diperpus hampir se abad nih"

"Buku tuh ilmu, lo malah anti ke perpus Do" Gevan memanggil Dio memang dengan sebutan Do.

Dio tak menjawab ia memilih mengambil sala satu buku novel dan hanya membuka saja tanpa dibaca.

"Udah yo pergi"

Dio hanya beroh "O" , saat akan kelur pintu perpus. Gevan, Dio bertemu Qia yang juga akan keluar pintu.

"Silahkan putri duluan" ujar Dio sambil tersenyum, tangannya mempersilahkan Qia keluar lebih dulu. Qia tersenyum lalu keluar lebih dulu.

ME vs PDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang