menakutkan

32 9 4
                                    

Apa lagi yang bisa Qia lakukan selain memainkan ponselnya dan berpura-pura sedang sibuk mengetik, jadi orang orang akan berpikiran jika ia sedang asyik chattan, padahal pulsa sama kuota aja Qia tidak punya. Jika ia tekan beberapa angka untuk mengecek pulsanya maka yang akan muncul sebuah pemberitahuan yang memperlihatkan pulsa yang tersisa tinggal Rp.0,-

Miris emang hidupnya, bahkan sangat ekstrim dan menakutkan. Anak muda mana yang tahan dengan pulsa yang tinggal nol perak lagi, ditambah kuota habis dan hp butut.

Hanya Qia mungkin satu satunya remaja yang tahan dengan keadaan seperti ini. Akibatnya ia akan ketinggalan informasi di sosmed, nah nah kan nambah kekurangannya, ditambah sama kuper tuh anak.

Qia itu orangnya pemalu dan nggak suka nimbrung. Namanya juga pemalu, mau gitu malu, mau gini malu, mau maju malu, mau mundur malu. Nggak kaya Syahrini ngelakuin maju mundur dengan pedenya akhirnya malah jadi viral.

"Terang? Lo nggak laper?"

Bahkan teman satu bangku Qia pun memanggilnya dengan sebutan Terang. Teman atau heters sih.

"Kagak Nad, gue laper"

"Elah yang mana yang bener sih, kagak atau laper?" tanya Nada geram.

"Kagak mau kekantin tapi mau makan" jawab Qia sambil nyengir ke arah Nada teman sebangkunya. Nada tau maksud dibalik senyuman munafik itu.

Nada duduk dikursinya, ia mengeluarkan 2 bungkus roti dan satu botol air mineral yang sengaja ia beli dikantin tadi, lalu menyimpannya di hadapan Qia. "Nih!!!, makannya lo keluar kelas dong jangan murung mulu dikelas kaya tahanan"

"Ahhh makasih temanku, kamu emang perhatian, kamu kaya mamah aku yang ke dua" jawab Qia sambil memperlihatkan matanya yang berbinar menatap roti keju dihadapannya.

Qia mengambil satu buah roti kesukaannya lantas membukannya dan langsung melahap rotinya dengan rakus. Benar-benar menakutkan.

"Tambah menakutkan wajahnya si Terang" gumam Nada.

"Kapan lo mau nge publis wajah lo keluar umum"

"Publis publish_ emangnya cerita?? Yang mau di publish di wattpad?"

"Maksud gue, kapan lo berani tampil dihadapan umum?"

"Emangnya gue mau konser apa?" balas Qia kesal.

"Mening lo fokus makan aja deh Terang!" Nada tak kalah geram dengan teman langkanya ini.

"Mau fokus makan gimana Nad? Orang rotinya udah abis, nih air minumnya juga" jawab Qia sambil memberikan plastik bekas roti dan botol kosong kehadapan Nada.

Nada membelakan matanya, bukan main nih anak, emang turunan hulk mini. Belum juga semenit ini makanan udah abis aja. Nada mengambil botol kosong itu dan memukulkannya ke kepala Qia.

"Eh dodol sakit, ngapain lo tipuk gue pake botol"

"Yang bilang gue nipuk lo pake galon siapa? Abisnya gue kira lo kesurupan hantu busung lapar, jadi gue tipuk kepala lo, siapa tahu kan hantunya cabut dari raga lo"

"Polosnya dirimu Nada Geovanin Tyas" balas Qia kesal.

"Polos polos lucu?" tanya Nada menaikan alisnya.

"Polos polos bego" ujar Qia polos dibarengi tawa yang keluar dari mulutnya.

"Ehh ehhh jangan salah lo, kemarin nilai ulangan fisika gue 90, nah elo kan dapet nilai emotikon, bhahaha" balasan Nada mampu membuat Qia mati kutu. Kalau masalah pelajaran sudah dipastikan Qia kalah, Nada kan juara 1 dikelasnya. Nah dirinya?? Kemarin emang bener nilai fisikanya nol, apalagi ditambah hiasan mata dan bibir yang membuatnya seperti emot menangis oleh pak Dede guru fisikanya itu.

Qia yang marah dan kesal pada sahabatnya itupun langsung pergi menuju pintu kelasnya. Saat kakinya baru saja akan melangkah keluar pintu,

"INGET TERANG, DUNIA LUAR ITU MENAKUTKAN" teriak Nada mengingatkan Qia.

Deg..

Qia segera membalikan arah langkahnya dan kembali berjalan menuju kursinya. Ia duduk dengan wajah yang ditekuk.

"Nggak jadi tampil di depan umum?" tanya Nada dengan nada menyindir Qia.

Qia tak menjawab, ia masih kesal dengan Nada. Punya teman satu aja udah bikin Qia berubah jadi arang panas yang baru keluar dari bara api.

°^°

Qia berjalan menuju halte tempat ia dan siswa lain yang tidak membawa kendaraan sendiri menunggu angkutan umum.

"Ada ninja dari mana nih?" celetuk seorang perempuan di samping Qia yang sedang menunggu angkutan umun sepertinya.

"Ninja bodong tettewww" tambah teman perempuan sebelahnya dengan nada yang dinyanyikan.

"Ngapain lo pake masker? Lo kena penyakit rabies?"

Qia hanya melirik sekilas ke arah 2 perempuan itu. Barongsai darimana ini?? dandanan mereka yang super menor, bibir merah merona, blash on pink yang sangat tebal, sebagian rambut mereka di cat merah, ditambah rok yang ketat dan pendek tidak sesuai dengan aturan sekolah. Menakutkan!!

Qia tak menjawab ocehan dua anak perempuan itu. Dia memilih diam diatas hatinya yang terbakar amarah. Tapi ia harus menahannya. Lama-lama juga tuh dua anak manusia bakalan malu sendiri karena Qia kacangin.

Udah pada kecapean tuh anak, pada diem dua duanya. Hahah makan tuh kacang. Tak lama kemudian angkotpun datang, dua perempuan itu langsung naik ke dalam angkot diikuti Qia. Saat melihat Qia duduk di dekat mereka. Keduanya menggeserkan tubuhnya menjauh dari Qia.

"Bagus dah mereka jauh jauh dari gue, biar gue nggak ketularan penyakit cabe mereka."

Qia turun dari angkot dan mengeluarkan uang untuk membayar. Akhirnya Qia bisa terbebas juga dari dua mahluk astral itu. Sedari tadi di dalam angkot tatapan tidak suka mereka sangat membuat Qia tidak nyaman dan takut.

Qia berjalan menelusuri gang kecil yang mengarah ke rumahnya. Hanya 2 menitan Qia berjalan kaki dan sampailah ia didepan rumah sederhana dengan cat oranye.

"Qia pulang!" teriak Qia sambil berjalan menuju pintu rumahnya. Pintu rumah terbuka dan menampakan seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu.

"Waalaikumsalam" ujar wanita paruh baya itu.

"Eh Enyak, assalamu'alaikum" ujar Qia dengan memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Jangan di biasain pulang kerumah nggak ngucap salam"

"Iya Nyak, tadi Qia lupa"

"Udah masuk sanah, Enyak udah buatin sarapan!"

"Wokeh Enyaku yang tercinte" Qia mencium pipi Resti lalu berlari masuk kedalam rumahnya. Resti hanya menggeleng melihat tingkah anak satu satunya itu.

Qia sudah mengganti bajunya dengan pakaian rumahan. Baju pendek dipadu celana selutut. "Yeayyyy makan, makan, makan" teriak Qia senang.

"Kamu tuh suka makan, tapi itu perut kok kurus gitu" jawab Resti yang sudah duduk berhadapan dengan Qia.

"Ini tuh seksi Nyak"

"Elah pede kamu ngalahin pedenya kambing yang lagi pup" ujar Resti sambil mengambil nasi untuk dirinya.

"Enyak kok gitu, punya anak cantik ke gini nggak bersyukur banget"

"Cantik tapi kalo ada diantara orang utan"

"Ternyata bukan dunia luar saja yang menakutkan, tapi dunia rumah juga menakutkan"

Qia hanya mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Resti hanya ter kekeh.

Gimana nih ceritanya???, jangan lupa kasih vote :*
Next

ME vs PDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang