Wiguna sedang bersantai sambil menonton adegan langka didepannya. Wiguna menyeruput teh manisnya, segar rasanya saat teh itu meluncur ditenggorokannya.
"Ahh mantap"
"Ba b beh udah yah, Ka qi capekk" ujar Qia tersenggal senggal mengeluarkan keluhannya.
Sekedar informasi, Qia oleh keluarganya sering dipanggil Kaqi singkatan dari kaka Qia. Kagak ada yang bener emang panggilan untuk Qia ngeledek semua mau itu Terang,Kaqi. Kenapa kagak ada satu aja nama panggilan Qia yang bagus, kaya misalkan Amanda Rowles atau Si cantik jelita manis plus plus plus dari Betawi.
Wiguna menyimpan kembali gelas tehnya "Terus" jawab Wiguna memerintah.
"Udah capek Beh" rengek Qia.
"Terus!! atau babeh tambah hukuman push up kamu jadi 50"
"Ya ampun Beh tega bener sama anak sendiri, push up satu kali aja udah nggak kuat"
"Kebanyakan ngomong kamu dari tadi, jadi keburu capek kan"
"Lima puluh" teriak Qia asal yang tidak menghitung dengan benar dan berurutan sambil push up "nah Beh udah 50" ujar Qia lalu berdiri dari tengkurapnya.
Wiguna menurunkan kacamatanya, lekat lekat ia menatap anak perempuannya. "Kamu tuh disuruh push up 2 kali aja ngeluhnya kagak ketulungan"
Qia duduk dikursi yang bersebelahan dengan ayahnya. Mukanya ditekuk karena hukuman yang diberikan babehnya, hanya karena Qia yang salah memasukan gula kedalam kopi Wiguna, ia malah memasukan bubuk detergen kedalam teh babehnya.
"Mening kalo kamu salahnya malah masukin garam, lah ini detergen, kamu mau bikin babeh mati?"
"Yah kan Kaqi kira itu gula, karena disempen di toples"
"Pantes teh nya berbusa, babeh kira itu karena kopinya merek terbaru, eh ternyate"
"Maaf Beh, nggak sengaja juga masih aja dihukum"
"Oke tapi syaratnya kamu beliin babeh ketoprak didepan!!"
"Tapi aku juga di beliin yah Beh, Babehku kan ganteng kaya Shaw Mendes"
Wiguna tersenyum lebar, anaknya ini memang selalu bisa menggodanya dan meluluhkan hatinya.
"Nih nih babeh kasih!! Sisanya buat anak babeh yang cantik deh" Wiguna memberikan uang yang lebih dulu ia remas- remas.
Qia langsung mengambil uang tersebut dan memasukannya kedalam saku celananya. Hati Qia sangat senang, ia akan makan enak hari ini. Tak butuh waktu lama bagi Qia untuk sampai di rumah penjual ketoprak.
"Bi beli ketopraknya 2, pedes yah Bi, nih uangnye!!"
Bi Uka membeberkan uang yang diberikan Qia. "Lah Neng apaan ini? Uangnya cuman 5 ribu?"
"Wuahh, masa Bi?" tanya Qia tak percaya. Ia segera mengerahkan bola matanya untuk mencari uangnya. Siapa tau terjatuh, tapi nihil tak ada uang yang tergeletak di bawah.
"Tunggu Bi, saya mau cari uangnya dulu takutnya jatuh" ujar Qia. Bi Uken hanya mengangguk.
Qia membalikan tubuhnya saat ia akan berlari, ia mengurungkan niatnya. Tubuhnya ia putar kembali dan merebut uang 5 ribu yang ada di tangan bi Uken.
"Aku ambil dulu uangnya Bi, takut nggak jadi beli. Kan lumayan uangnya"
Qia lalu berlari pergi. Matanya fokus memperhatikan jalan yang ia lalui. Tak ada uang, dan tak ada uang dan masih tak ada uang. Qia hampir saja prustasi mencari uangnya yang tak kunjung ketemu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ME vs PD
Dla nastolatkówHidup ini berat. Menurutnya hidup itu sangat berat. Apalagi untuk wanita seperti dirinya. Punya wajah pas pasan, kulit hitam, pinter juga kagak kebiasaan remed, punya uang kagak, punya temen juga tapi kaya yang nggak punya. Hanya bisa diam. Menampak...