Aku diarahkan ke ruangan lain dan menunggu yang lainnya dengan bosan, hingga akhirnya gadis berambut pirang bermata abu-abu yang tadi menolongku masuk dan memanggil kami.
"Kita diminta untuk segera berkumpul di aula," kata gadis itu.
Aku segera berdiri dan mengejarnya. "Omong-omong aku belum tahu namamu."
Dia melirikku dan tersenyum. "Namaku Hemera Wright, namamu Nyx Ashley, kan?" Dia balas bertanya tapi aku malah tertawa. "Ah, kau menganggap ini lucu ya?"
Aku menghentikan tawaku dan memandangnya. "Dewi Hari dan Dewi Malam. Kebetulan yang menarik bukan?" balasku dan dia menganguk setuju.
Kami berdiri membentuk dua barisan di depan guru dan staf Universitas. Kemudian seorang pria yang mirip dengan Ken, hanya saja rambut pirangnya dipotong cepak dan ia terlihat lebih tua. Mungkin sudah memasuki usia lima puluhan. Dia maju dan berdiri di depan podium. Aku menebarkan pandangku ke barisan para guru dan menemukan beberapa wajah yang kukenal, seperti Ken, Mrs. Russel, dan Prof. Scott si guru teoritis monster tapi aku tak menemukan Shura di barisan itu.
Kemudian perhatianku kembali pada pria yang sepertinya Ayah Ken saat dia berdeham dan mulai bicara, "Selamat datang untuk siswa baru IUIS! Semoga kalian dapat menemukan keluarga baru di sini dan mendapatkan pengetahuan baru tentang dunia ini," ia memberikan jeda sejenak dan mengedarkan pandangan pada kami tak terlewat satu pun, " kalian pasti sudah menyadari kalau tahun ini ada siswa yang tidak berasal dari keluarga pemburu. Kuharap hal ini tidak membuat perpecahan dalam Tim dan kalian tetap dapat bekerjasama dengan baik!"
Aku tak sengaja mendengar gadis yang tadi meninjuku mendengus kemudian berbisik dengan gadis di sampingnya. Dan aku yakin dia sedang mencibir anak yang tidak berasal dari keluarga pemburu.
"Aku yakin kalian pasti juga bertanya-tanya kenapa kami mengambil keputusan ini. Tapi untuk hal itu akan dijelaskan oleh masing-masing mentor Tim kalian."
Mendengar pernyataan itu semua siswa mendesah kecewa dan mulai berbisik dengan teman di dekatnya, hingga akhirnya pria yang berdiri di podium tadi kembali berdeham untuk menarik perhatian kembali dan menghentikan kasak-kusuk yang sedang berlangsung.
"Jadi kita langsung saja ke pengumuman pembagian Tim, agar kalian bisa segera mengadakan tour keliling kompleks IUIS."
Pria itu mengeluarkan secarik kertas dari kantung kemeja dan mulai membacakan, "Tim 1 terdiri dari Miss Calista Campbell, Miss Hester Cimberlight, Mr. Ceta Baldwin, dan Mr. Darius Adem. Bagi yang namanya saya sebut bisa memisahkan diri dari barisan dan membentuk kelompok!"
Empat orang dari kami mulai berjalan keluar barisan. Salah satunya gadis berambut pirang yang tadi meninjuku diikuti gadis berambut keriting coklat dengan pipi penuh bintik dan mengenakan kawat gigi, lalu dua orang pria berbadan besar yang sangat mirip. Jika warna rambut mereka sama, kau akan mengira mereka kembar. Sepertinya yang bernama Ceta berambut hitam karena aku mendengar Si pirang memanggilnya begitu, jadi yang berambut pirang terang adalah Darius.
Pria yang berdiri di podium itu kembali berdeham dan melanjutkan, "Tim 1 akan dimentori oleh Mr. Carl Bardolf."
Seorang pria mengenakan kaos berkerah warna ungu gelap dan celana Jeans dengan beberapa bercak darah, keluar dari ruangan yang tadi kami gunakan untuk tes.
"Maaf Mr. Muller. Aku belum sempat mengganti bajuku," ucapnya santai pada pria yang berdiri di podium.
"Aku mengerti," jawab Mr. Muller meski aku dapat melihatnya jengkel setengah mati.
Sejujurnya Senior Carl sangat tampan, bahkan saat dia masuk beberapa dari kami ada yang memekik dan berbisik ingin menggodanya, tapi melihat sikapnya tadi, aku tidak yakin dia bisa menjadi mentor yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAS: The Betrayer
FantasíaFANTASY-ROMANCE Book 1 of ARAS Trilogy ARAS: The Betrayer Aku hanyalah seorang gadis berusia 18 tahun yang biasa pada umumnya, setidaknya begitu pikirku. Waktu kecil aku sering melihat monster seperti Boogeyman yang bersembunyi di dalam lemari bajuk...