Part 13

1.5K 76 0
                                    

2 bulan sudah berlalu...

Setelah keterlelapan nya waktu itu, akhirnya beberapa lama kemudian dia terbangun. Entah, apa yang diperbincangkan oleh ibu Maryam dan dokter di dalam ruangannya. Tetapi aku berharap bahwa Maryam hanya kecapean saja, tak lebih dari itu.

Akhirnya setelah itu, aku harus siap untuk meninggalkannya. Sebenernya sih, aku pergi jauh pun tak akan ngaruh untuk nya tapi itu semua ngaruh untuk ku, karna aku mengkhawatirkan nya, aku terlalu takut dia melemah lagi seperti saat aku terakhir melihat nya.

"Mas...."
"Iyaa"
"Mas yakin mau tinggalin aku disini?,"
"Maafin mas ya, tapi mas emang harus pergi"
"Kenapa mas gak kuliah aja disini mas," pelukan erat darinya tepat jatuh di tubuh ku, seakan memberi isyarat bahwa ia tak mau aku pergi.

Ya, aku akan pergi sejenak dari negeri ini untuk mengejar Ilmu. Aku mengambil kuliah di Kairo, aku mendapatkan beasiswa yang berkesempatan untuk sekolah disana.

Iya aku tau, ini sebuah perjalanan jauh. Tapi percayalah dari sebuah perjalanan yang jauh akan ada saat nya tempat untuk kembali,

"Sekarang pesawat nya udah mau terbang nihh, kamu jaga diri ya, jaga shalat kamu, jangan lupa makan ya sayang ku" kecup ku di keningnya, "mas... Jangan tinggalin qia" tangis nya makin menjadi saat dekapan nya terpaksa ku lepas karna sudah harus boarding.

Genggaman jari pun perlahan mulai terlepas...
.
.
.
"Mas hati hati" aku tak membalas ucapan qia, aku hanya membalas nya melalui senyuman ku yang menyembunyikan kesedihan.

"Malik.."

Suara siapa itu? Apa qia masih terus memanggil ku?. Akhirnya teriakan itu membuat ku untuk berhenti sejenak sekedar menengok siapa orang yang memanggil nama ku.

MARYAM LATIFAH

"Bu.."

Mata ku terus meraba bayangan penuh semua orang yang ada di dalam ruangan.

"Alhamdulillah ya Allah nak, kamu udah sadar toh nak.. ibu khawatir sama kamu"
"Bu, Maryam gapapa kok"
"Apa yang kamu rasa sekarang ini nak?"

Aku belum menjawab pertanyaan ibu tadi, "Malik..?" Aku menyebut nama nya untuk meng-isyarat kan 'kenapa dia ada disini?'

"Iya, ini nak Malik teman mu kan? Tadi dia yang mengantarkan ibu ke rumah sakit,"
Aku mengangguk sebagai tanda bahwa aku mengerti sekarang alasan mengapa dia ada di sini,

"Kamu kenapa mar?"
"Aku gapapa kok lik, aku sehat."
"Apa kondisi yang kayak gini yang kamu anggap sehat?" Aku tak membalas pertanyaan nya yang sedikit cenderung bahwa dia tidak setuju dengan jawaban ku tadi.

"Apa kamu yang membawa aku kesini?"
"Bukan, bukan aku. Tapi Radit,"

Oh ternyata bukan kamu.

"Permisi, maaf salah satu keluarga nona Maryam bisa menemui dokter di ruangan?"
"Oh iya baik suster terima kasih"
"Sama sama bu, kalau begitu saya tinggal ya bu,permisi"

Kira kira ada apa ya? Kok ibu samapi di panggil dokter ke ruangannya?

"Hei.. gak baik melamun"
"Astagfirullah, Malik."
"Yaudah, aku keluar dulu ya. Gak baik kita bukan muhrim di dalam ruangan,"
"Iyaa"
"Kalau kamu butuh apa apa panggil aku aja, aku jagain kamu dari luar"
Aku hanya membalas kata kata itu dengan senyuman, "oh iya mar. Aku cuma mau ngasih tau kamu masalah perempuan yang manggil aku dengan sebutan mas waktu kemarin"
Ya ampun kenapa harus menjelaskan sekarang sih lik, aku takut dengan kenyataan yang akan kamu kasih ke aku.

"Yaa, terus?"
"Jadi perempuan yang lari ke aku dan langsung genggam aku itu adalah adik ku, Aqilah,"

Hah?! Adik nya? Bukan kekasih hidupnya?. Ternyata aku salah paham, berarti aku waktu kemarin untuk apa berlari dan menangis. Huh.

"Iya sekarang aku ngerti,"
"Alhamdulillah, yaudah aku keluar dulu, permisi nona Maryam" ledeknya pada ku.

....
Ya Allah..
Beri aku cara untuk mengatur rasa ini.
Beri aku solusi untuk bisa mengendalikan kekaguman ini.
Beri petunjuk pada ku ya Allah..

Ya Allah..
Aku belum siap untuk jatuh hati pada orang yang salah.
Aku belum siap bila aku salah memilih tempat untuk pulangnya suatu hati.

Ya Allah Maha Penguasa Hati.
Aku percaya pada Mu, akan semua kehendak Mu yang Indah.

Hei kamu, iya kamu. Apa kamu diciptakan oleh Allah untuk memberi aku 1001 teka teki yang ada di dalam diri mu. Apa itu cara mu untuk membuat aku terperangkap dalam sebuah labirin yang sulit bahkan sangat sulit untuk menemukan jalan keluar..













Hell-o gengzz..
Kita berjumpa lagi...
Berjumpa dalam suatu jarak yang jauh...

Jangan kapok yaa buat baca cerita yang abstrak ini, sok atuh komen aja kalau ada yang gak nyambung atau apa gitu, karna aku juga lagi belajar nih... Hehehe

Makasih buat yang masih setia selalu baca cerita pertama aku ini..
Jangan lupa ya tinggalkan jejak mu, vomment yaaa✨

*Maaf ya kalau jarang banget publish part atau lama gitu, soalnya author nya sedang menempuh ujian ujian menjelang UN gengzz (eh siapa juga ya yang nanya)

Menggelar Sejadah Cinta Di Belakang MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang