Part 15

1.7K 60 0
                                    

Hari ini adalah hari sabtu, dan kebetulan aku hari ini tidak ada mata kuliah.

Aku awali hari ini dengan olahraga di halaman rumah belakang, suara indah ngaji dari mas Rizki masih terdengar jelas di ruang tamu..

Shadaqallahul adzim..

Pengakhiran mas Rizki membaca Al-Qur'an nya, setelah ibu memanggil nya ke depan. Kalau aku? ya masih sibuk untuk memanaskan tubuh ku ini dengan olahraga kecil.

"Maryamm"
"Iya bu,"
"Nak, kamu libur kan?"
"Yapp. Kenapa bu?"

"Kamu anterin mas ke pasar"
"Yah mass, Maryam lagi pengen olahraga nih.."
"Gak pake nolak!"
"Huftt.. iya iya"

Ibu memberikan secarik kertas yang sudah penuh berisi bahan bahan yang akan di beli.

"Subhanallahu.. banyak banget bu? Tumben ibu masak macam macam kayak gini"
"Iya nak. Soalnya, yang makan nanti bukan hanya kita"
"Maksudnya bu?" Tanya ku yang belum paham apa arti dari perkataan ibu.
"Udah udah, sekarang mas tolong jagain adek mu ini ya"
"Baik ibuu. Ayo dek" ucap mas Rizki, tangan nya dengan lembut menarik tangan ku.

'andai kalau jodoh itu bisa memilih, aku pengen yang bentuknya seperti mas Rizki aja dehh' batin ku.

Mata mas Rizki masih fokus melihat kedepan, kami berdua saling sibuk. Dan aku masih sibuk dengan hp ku ini, aku sibuk memainkan game.

Aku mulai jenuh. Macet di ibukota mebuat aku bingung harus apa di dalam mobil ini,
"Mass" aku memanggilnya dan ia hanya berdehem pelan tanpa menjawab.

"Mass"
Ia tetap berdehem,
"Masss ih"
Jawabanya tetap sama.
Oke ketiga kali nya, aku memanggilnya dengan meluncurkan cubitan ku ke pipi nyaa "mas ih, aku manggil juga. Tapi gak di jawab jawabb!"

Kalian tau apa jawabannya?

Dia malah menertawakan ku, coba kalian fikir dimana sisi lucu nya dari ini?!

"Apa adek ku?"
"Tau ah"
"Ehh, masih inget kalau ngomong 'ah' itu dosa? Udah jangan manyun, nanti susah dapet jodoh loh"
"Astagfirullah, iya maafin aku mas, aku lupa"
"Iya iya, ada apa?"
"Emang siapa sih mas yang mau bareng makan ama kita nanti?"
"Mas juga juga gak tau deh"
"Yahh, percuma dong tanya ke mas. Hasilnya nihil"

Kita sekarang sampai di pasar 'Pasar Tradisonal'

Mata kita sibuk mencari semua bahan bahan yang disuruh ibu. Akhirnya kita berpencar aku ke bagian sayur dan mas Rizki ke arah bumbu dapur.

Wortel ✓
Labu✓
Bawang merah✓
Bawang putih✓
Sawi hijau✓
Salada✓
Cabai✓
Ayam✓
Paprika merah dan kuning✓
Tomat✓
Mentimun✓
Kembang kol✓
Pete✓
Jengkol✓

Akhirnya, semua sudah aku beli. Dan sekarang aku bingung bagaimana membawa nya.

Oke, akan ku kerahkan segala kekuatan ku yang amat tangguh ini untuk membawa dua kantong plastik yang berisi sayur sayuran ini.

Sudah setengah jalan, tangan aku sudah mulai sakit dan merah. Aku berhenti sebentar untuk istirahat.

"Maryam?"

Kepala ku mendongak untuk melihat siapa orang yang menyebut nama ku.

"Eh kamu."
"Kamu ngapain mar?"
"Aku lagi beli sayur dit"
"Kamu keberatan ya?"
"Nebak dari mana kamu?"
"Tangan mu merah."

Menggelar Sejadah Cinta Di Belakang MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang