part 20

2.4K 86 9
                                    

Masih berbaring di tempat yang membosankan ini. Masih dengan alat alat yang sedikit mulai akrab dengan tubuh ku. Dan masih dengan suasana yang sama sekali tidak diinginkan oleh siapapun.

"Permisi.."
"Iya,"
"Di cek dulu ya"
"Oh iya sus,"
"Gimana kondisinya? Masih ada yang di rasa?"
"Kapan, Maryam boleh pulang?"
Perawat itu hanya melontarkan senyum nya yang ramah.
"Kamu istirahat dulu, kalau ada yang di perlukan kamu tekan tombol ini ya" suster itu menunjukan tombol berwarna merah yang berada tepat di samping tempat tidur ku.
"Iya sus"

Bosen.
Aku ingin cepat keluar dari kamar ini, aku ingin kembali ber aktivitas seperti hari hari sebelumnya.

Sampai kapan ya aku ada disini?

Pertanyaan yang sama dan masih setia memenuhi otak ku.

Penyakit yang ada di dalam tubuh ku ini memang tidak boleh dianggap remeh. Aku harus mulai tersadar, bahwa diri ku ini bukan pemilik badan yang sehat lagi, aku kini sedang membawa penyakit dalam tubuh ku, didalam kepala ku.

"Maaf, misi mba" seorang ibu yang sudah bisa dikatakan sedikit tua itu membawa nampan berisi sarapan pagi.

"Iya bu,"
"Benar ya ini dengan mba Maryam?" Masih dengan senyuman nya yang teramat ramah.
"Benar kok bu,"
"Ini makanan nya, dimakan ya, biar mba nya bisa cepat cepat sembuh"
"Iya bu," balas ku dengan senyum yang sudah ku usahakan untuk tetap terlihat dengan keadaan baik.

Setelah ibu itu beberapa melatunkan langkah nya bahkan jejak bahu nya pun masih terlihat dengan mata ku, "bu.." secara tanpa sadar aku memanggil beliau.

"Iya mba, ada yang tidak enak ya makanan nya? Keasinan ya mba? Di ganti aja ya?" Ibu itu terus menyangka bahwa makanan nya yang diberikannya tidak enak.

"Bukan kok bu bukan,"
"Alhamdulillah, terus mba kenapa manggil ibu? Perlu bantuan?"
"Bu, boleh Maryam nanya?"
"Silahkan mba"
"Apa semua orang yang berpesakitan akan sembuh?"

Beliau hanya sedikit diam, kira nya dia sedang menyiapkan jawaban yang akan membuat ku tenang.

"Kamu percaya sebuah anugerah dari sang pencipta?"
"In syaa Allaah bu"
"Kalau kamu percaya, kenapa kamu harus meragukan lagi anugerah dari sang pencipta?"
"Bu.. Maryam takut, takut apa yang ada di tubuh Maryam ini tidak akan hilang"
"Kamu harus percaya, sebuah rencana Allaah tak akan ada yang menghasilkan keterpurukan, semua rencana milikNya akan indah"

Mata memerah, rasa nya aku tak kuat menahan mata ini supaya tetap menjaga air mata yang ada di dalam nya.

..

Aku kembali sendiri dalam kamar ini. Aku tengah memikirkan apa yang dibilang ibu pengantar makanan tadi. Ternyata benar, aku harus percaya dengan rencana Allaah, Dia tak akan memberikan aku kesedihan, aku percaya Dia menyayangi ku.

Drttt..

Handphone ku bergetar dan disitu tertulis kontak 'ibu syng'

Assalamu'alaikum bu..

.....

Oh, Mas pulang hari ini?

.....

Iya bu, gapapa kok, Maryam disini sendiri, ibu jemput mas aja.

.....

Menggelar Sejadah Cinta Di Belakang MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang