Anganku, (bukan) Anganmu

380 39 10
                                    

Bila akhirnya, harapan akan kita hanya berakhir menjadi angan; aku tak keberatan. Asalkan senyummu selalu terpatri di wajahmu dengan penuh kebahagiaan.

Bila nanti di ujung jalan, kutemukan kamu dan dia masih bergandengan tangan; aku akan berhenti di belakang kalian. Kemudian akan kuhilangkan pula eksistensiku dalam kegelapan.

Bila memang bahagiaku bersamamu hanyalah kefanaan; aku akan menerima pahitnya kenyataan. Biar perih ini cukup aku yang merasakan.

Sebab dari awal, yang kamu gambarkan di sana selalu tentang dia, sedangkan di sini, yang aku tulis selalu tentang kamu; ironis, bukan?

Tujuan dari perjalanan kita takkan mendapat titik temu karena anganku, (bukanlah) anganmu.

Jadi, biar saja hanya aku yang terbelenggu dalam angan bersamamu.

Berbahagialah selalu.

Tertanda, Ara.
Desember 2015, saat aku merasa benar-benar kalah dan menyerah; inilah akhir dari perjuanganku menjadi tempat berteduhmu.

.....

That's it, this is the end of this depressing book.

Terima kasih untuk kalian yang sudah mau membaca dan memberikan umpan balik terhadap karyaku, jujur saja aku nggak menyangka buku ini akan dibaca banyak orang 😂😂😂

Jujur, buku ini sebenarnya aku buat tanpa niat "pengen tulisan gue dibaca banyak orang" karena memang niat awalnya cuma buat ... mengekspresikan diri dan perasaan pribadi HAHAHAHA.

Yaudah pokoknya makasih banyak, aku jadi gak asal nulis lagi semenjak banyak orang baca puisi-puisi kacanganku. Semoga apa yang kalian baca di sini bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ehehehe 🙏

Regards,
Tanaya.

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang