Matahari dan Purnama

385 55 23
                                    

Aku pernah berbincang dengan Sang Purnama.
Kami berdua saling bertukar cerita.
Dengan bahagia,
Sosoknya berceloteh ria mengenai pujaan hatinya.
Dengan ceria,
Sosoknya mengutarakan betapa besar rasa di dalam hati untuk yang tercinta.

Namun aku juga tidak lupa...
Bagaimana ekspresi sedih yang tergambar jelas pada wajah Purnama,
Ketika dirinya memberitahukan padaku kalau dia dan kekasih hanya bertemu dalam waktu yang tak bisa dibilang lama.

Purnama berkata,
Dia dan kekasih mungkin memang bukan dipertemukan untuk bisa bersama selamanya.
Namun untuk menjadi pendewasa untuk satu sama lainnya,
Meski hanya bisa bersatu sementara.

Purnama juga berkata,
Walau Matahari hanya singgah sebentar di hadapannya,
Dia tetap merasa kalau semua yang telah diberikan kekasihnya itu adalah sebuah memori yang berharga; sekaligus bisa menimbulkan sebuah luka.

Tahu reaksiku bagaimana?
Aku menghela napas lega.
Setidaknya aku merasa,
Ada yang takdirnya sama dengan aku dan dia;
Bertemu tetapi tidak untuk bersama.

Oh iya,
Aku lupa mengatakan sebuah frasa...

Ketika malam itu Purnama bercerita tentang Mataharinya,
aku juga ikut menceritakan ulang kisah kita.

Kita yang bertemu, tetapi tidak untuk bersama.

Tertanda, Ara.
15 Februari 2016, aku dan Purnama selalu membicarakan kamu.

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang