Zahwa

9K 170 9
                                    

"Bagaimanapun cara kita bertemu, aku tetap mengingatnya sampai rasa ini tumbuh entah kapan aku menyadarinya. Namun aku yakin, setiap pertemuan pasti ada perpisahan"

Sungguh pagi yang cerah. Seorang gadis berambut pirang dan berpakaian sangat stylish. Zahwa namanya. Wanita cantik asal ibukota. Seorang anak dari ayah pengusaha tekstil yang terkenal di Sulawesi dan seorang ibu yang pandai merancang gaun dan sudah memiliki banyak cabang butik disekitar pulau Jawa, memasuki gedung yang bertuliskan "Fakultas Administrasi" di sebuah Universitas di Malang. Zahwa berjalan dengan santai nya sampai ia tak terasa bahwa gantungan kunci pada tas nya tersangkut pada sesuatu. Ia tertarik kembali berjalan mundur.

Dilihatnya apa yang membuat gantungannya tersangkut. Ternyata tersangkut pada kancing lengan seseorang. Sontak seseorang itu tertarik ke depan ketika Zahwa memaksa melangkah.

Zahwa tertegun melihat sosok itu. Sosok pemuda tampan, berpakaian rapi, dan sangat berwibawa. Memang aneh jika saat jam kuliah menggunakan baju seformal ini. Tak hilang akal, kemudian Zahwa sengaja melangkah lagi hingga pria itu tersentak kehadapan Zahwa. Jarak mereka sangat dekat. Pria itu sadar, segera menjauhkan dirinya dari hadapan wanita itu dan menjaga pandangannya kembali.

"Maaf." Ucap pria itu dengan sopan.

Zahwa yang mendengar ucapan pria itu hanya tertegun. Pasalnya suaranya pun sangat lembut. Merdu seperti lantunan nada.

"Tidak apa-apa, maafkan aku karena gantungan kunciku tersangkut pada kancing lenganmu." Kata Zahwa sembari melepaskan gantungan tersebut.

"Maaf, biar aku saja yang melepasnya. Singkirkan tanganmu terlebih dahulu, aku tidak ingin menyentuh gadis dengan sembarangan." Perintah pria tersebut.

Zahwa membeku. Bagaimana bisa ada pria yang seperti pria dihadapannya ini. Sangat sopan. Biasanya pria-pria lain akan memanfaatkan kesempatan ini. Modus. Bahkan tidak asing lagi bagi para kaum adam dengan kata itu.

Segera pria itu meninggalkan Zahwa setelah terlepas dari gantungan sialan itu. Namun saat pria itu hendak pergi, Zahwa mencekal lengannya hingga pria itu menoleh.

"Maaf, ada apa?" Ucap pria itu.

"Ti...tidak ada, aku hanya ingin berterima kasih dan meminta maaf karena gantunganku lenganmu jadi sobek." Jawab Zahwa dengan gugup.

"Tidak masalah, ini hanya masalah kecil. Baiklah aku pergi dulu." Jawab pria itu dengan santai memperjauh jarak diantara dia dengan Zahwa.

Setelah insiden itu. Zahwa menuju kelas F-01 untuk mengikuti kelas pertamanya. Namun siapa sangka, bahwa pria tadi juga sekelas dengannya. Zahwa bingung, kursi nya sudah penuh. Namun mata Zahwa kurang jeli, ternyata ada kursi kosong satu lagi dan berada di belakang sendiri. Dengan sangat 'terpaksa' Zahwa duduk di sebelahnya karena sudah tidak ada kursi kosong lagi.

"Silahkan duduk disini!" Ucap pria itu sambil menatapnya.

"Ee-ehh iya." Jawab Zahwa sedikit gelagapan.

Astaga, pria ini lagi. Kenapa satu kelas. Aku bisa lose control kalau begini. Batin Zahwa.

Zahwa segera menepis semua itu. Ia harus fokus kuliah. Ingat prinsip, jangan sampai kau jatuh cinta. Apalagi dengan pria tak dikenal ini yang sudah berhasil mencuri perhatiannya.

***

Kali ini semua mahasiswa berkumpul di depan mading. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka lihat.

"Seru nih!" Ucap salah satu mahasiswa.

"Iya bro, lama gua kagak ikut beginian." Ucap Gerald, salah satu mahasiswa keren yang terkenal gonta-ganti pasangan.

Your Only Limit is You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang