Pengakuan

1K 52 0
                                    

"Udah jangan banyak bicara dulu" ucap Dirka menenangkan.

"Tolong antarin aku pulang" pinta Kiara memohon.

"Kondisimu belum sehat betul, istirahat dulu disini" ucap Dirka sambil membersihkan meja makan.

"Aku mau bilang sesuatu sama kamu Ka" ucap Kiara tiba-tiba.

Dirka yang mendengar itu langsung menuju ke tempat Kiara.

"Apa?" tanya Dirka.

"Habis ini aku mau anggap kita gak pernah kenal" ucap Kiara menunduk.

"Kenapa bisa seperti itu?" ucap Dirka heran.

"Kamu gak tahu, aku sebenarnya...." ucap Kiara menggantung kalimatnya.

"Aku tahu, aku juga" ucap Dirka menatap Kiara sedih.

"Juga apa? udah aku gak mau berharap apa-apa lagi, aku gak pantes bahagia sampai aku jadi kayak gini, kamu juga tahu aku kayak apa" ucap Kiara menjelaskan sambil menahan tangis.

"Aku juga suka kamu Kir, walau kita beda iman," ucap Dirka tulus.

Dirka memang menyukai Kiara. Menurut Dirka, Kiara adalah sosok yang cocok dengannya. Ia akan berusaha merubah kebiasaan buruk Kiara.

Mendengar perkataan Dirka, Kiara sontak mendongak melihat wajah Dirka yang begitu teduh. Dirkapun langsung membawa Kiara kepelukannya Dirka terlalu patah hati melihat Kiara seperti ini. Kiara pun menikmati kenyamanan yang diberi Dirka.

"Aku gak mau lihat kamu disana lagi" ucap Dirka tegas sambil melepas pelukannya.

Kiara hanya mengangguk. Ia merutuki ke bodohannya yang pergi ke bar dan hampir diperkosa.

Dirkapun menatap Kiara dengan matanya yang merah karena banyak menangis.
Kiara semakin terisak. Ia bahagia Dirka membalas perasaanya. Tapi ia juga malu karena Dirka tahu apa yang terjadi tadi malam. Mulai detik ini Kiara akan berubah menjadi yang lebih baik.

"Sekarang kamu tidur dikasur, biar aku sofa" ucap Dirka sambil mengecup ujung kepala Kiara.

Kiara menuju kasur dan langsung terlelap. Sedangkan Dirka menyelimuti Kiara dan mengecup kening Kiara.

"Makasih yaAllah, anna uhibbuki fillah"

Akhirnya mereka terlelap bersama di apartemen itu.

Keesokan harinya Kiara langsung diantar pulang oleh Dirka. Ia tak tega melihat kondisinya yang seperti itu, mungkin dengan keluarganya ia lebih tenang.
________________

Setelah beberapa hari kejadian Kiara, papa Davin pulang.
Hari ini Davin akan menghabiskan waktu dengan papanya.

"Jam berapa papa pulang ma?" ucap Davin pada mamanya.

"Jam setengah 8 kayaknya" jawab mama.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu yang menandakan papa Davin telah pulang.

"Assalamualaikum" salam papa.

"Waalaikumsalam" jawab mama dan membukakan pintu.

"Aduh langsung disambut istri tercinta" ucap Papa sambil mencium kening mamanya.

"Ah bisa aja mas, bentar tak buatin minum" ucap mama Davin dan langsung menuju dapur.

"Eh anak kebanggaan papa" ucap Papa dan langsung menghampiri Davin diruang keluarga.

"Gimana keadaan papa?" tanya Davin.

"Baik, kamu sendiri?" ucap papa sambil duduk diruang keluarga.

Your Only Limit is You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang