part 5

49 18 0
                                    

"Ayaaahh, tolong bantuin Rere." Teriak Rere, tak lupa ia mengklakson motornya yang berisik.

Anton, Ayah Rere yang awalnya ingin mengambil nasi, mengurungkan niatnya setelah mendengar suara bising di depan rumahnya.

"Apa sih Dek, berisik a..."

"Heh apa-apaan itu?! Itu siapa Dek? Kok main peluk-peluk aja?"

Anton terkejut melihat anak gadis yang disayanginya pulang-pulang membawa cowok apalagi sambil dipeluk seperti itu.

"Ayah jangan ngomel dulu. Bantuin Rere angkat manusia dibelakang Rere."

Anton segera menghampiri anak gadisnya sembari mengomel pada laki-laki tersebut. Tetapi laki-laki dibelakang Rere tak merespon panggilannya.

"Ayah jangan ajak ngobrol, orangnya pingsan. Ayah cepat, punggung Rere sakit."

Mendengar itu dengan sigap Anton menggendong Gaga dipunggungnya dan membawa masuk ke dalam rumah.

"Dek kamu apain anak orang? Kok bisa sampai kayak gini?" Ujar Anton sedikit panik.

"Entar aja Rere ceritain, sekarang kita obatin dulu temen Rere."

"Ya udah kamu ambilkan kotak p3k di lemari sama siapkan handuk basah. Ayah taruh temanmu di kamar kamu ya, kamar Ayah berantakan belum di rapihin."

Gadis manis itu mengangguk setuju, ia bergegas mencari apa yang di perintahkan Ayahnya. Sementara Anton membawa Gaga ke kamar putrinya.

"Ayah ini p3k nya sama handuk basahnya." Ujar Rere yang baru saja sampai di kamarnya.

"Kamu bersihkan luka-lukanya, biar Ayah yang oleskan obatnya."

"Baik Yah."

Sudah 20 menit berlalu, Ayah dan anak tersebut membersihkan dan merawat luka-luka yang ada di tubuh Gaga. Untung saja luka sobeknya tidak terlalu banyak dan lebar, jadi tidak perlu dijahit. Hanya saja lebam di tubuh Gaga banyak sekali, sampai-sampai Rere kewalahan mengompres lebam-lebam tersebut.

"Ya udah, Kamu bersihkan badanmu dulu sana. Temanmu biar Ayah yang ngurus."

Rere mengangguk, ia berlalu menuju kamar mandi ayahnya tak lupa membawa membawa pakaian ganti.

Setelah selesai mandi, Rere langsung disidang oleh Anton. Rere pun menceritakan semua secara detail kepada Ayahnya. Setelah mendengar penjelasan anaknya, Anton sedikit lega bahwa anak gadisnya tidak kenapa-kenapa.

"Ya udah, kamu siapkan bubur yang Ayah masak tadi sama teh hangat buat temanmu."

Rere mengangguk, kemudian melangkahkan kaki ke arah dapur.

Please Hug MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang