3. Second

525 78 21
                                    

Donghan berlarian di koridor gedung FIB dan sialnya ia harus mendapatkan tatapan dari berbagai mahasiswa FIB. Kenapa sih Prof.Choi harus memanggilnya saat istirahat berlangsung? Kan ia jadi bahan omongan lagi.

Oh iya masalah dispacth kampus, benar saja rumornya sudah menyebar. Bahkan ada yang membully dia, pagi tadi lokernya penuh sampah. Jika sampahnya sampah kering tidak apa-apa, namun kali ini sampahnya basah dan bau busuk sangat menyengat. Karena Donghan terbawa emosi, jadilah ia menendang lokernya dan berhasil menjadi dua yaitu dengan pintu yang rusak. Ngomong-ngomong sebagian mahasiswa juga ada yang senang dengannya, maksudnya adalah sebagian dari mereka ada yang menganggap jika mereka Taedong dan Donghan cocok. Bahkan ada yang membuatkan couple dengan sebutan Taedonghan, cocok bukan? Cocok dari mananya? Orang Donghan aja gak kenal sama cowok itu.

Taedong sendiri, juga salah satu mahasiswa yang digandrungi bayak cewek cewek kampus, mulai dari senior, seangkatan sampai junior. Dan intinya mereka, Taedong dan Donghan sama-sama tidak saling kenal.

Dari ujung koridor, tepatnya dibangku sebelah ujung koridor dua laki-laki beralmamater merah itu tengah memperhatikan Donghan dari kejauhan.

"Lihat bukankah itu perempuan yang kemarin?" Taedong menunjuk dengan jari telunjuknya kearah Donghan yanh tengah berlarian.

"Oh Kim Donghan" Hyunbin menyahuti.

"Kim Donghan ya, gue baru tahu. Maba baru?" Taedong mulai memperhatikan gerak gerik Donghan yang tadi berlarian kini tengah berusaha menetralkan jantungnya dan nafasnya. Gadis itu berhenti tepat diruangan Prof.Choi.
Prof. yang paling ditakuti dan disegani oleh beberapa mahasiswa di universitas ini. Lagi Prof. itu membuat membuat kandangnya sendiri diantara gedung FIB dan gedung Seni Rupa dan Desain . Ruangannya tepatnya ada diujung sebelah timur gedung FIB jadi ya gak bisa dibilang ditengah.

"Tidak, eh bisa juga sih, dia sekelas dengan Sihyun dan Donghyun"

"Menarik" ujar Taedong kala Donghan membuka pintu kandang Prof.Choi dengan muka angkuh. Bisa ia lihat jelas jika gadis itu bernyali besar.

"Bukankah jika itu seru?" Taedong melirik sekilas kearah Hyunbin

"Apa?"

"Satu mobil jeep gue bisa lu ambil, jika lu bisa mendapatkan dia dalam sebulan" Hyunbin tersenyum bangga, kemudian Taedong mengacungkan jempolnya dan menempelkannya pada jempol Hyunbin.

"Call"

Taedong pun pergi meninggalkan Hyunbin disana. Kemudian ia merasakan tangannya digenggam oleh seseorang, ia menoleh disana Minhyun sudah menatap sengit Hyunbin.

"Bin, kamu tuh apa-apaan sih? Kamu bandingin Donghan dengan mobil kamu? Kamu pikir Donghan itu apa!" teriaknya, beruntung koridor tidak terlalu ramai. Jika iya mungkin mereka sudah menjadi bahan bicaraan mahasiswa lain.

"Yang, akutuh ngelakuin ini buat Donghan. Bukan nyakitin dia, kamu pikir deh selama ini mana ada dia mau deket-deket sama cowok? Kalaupun ada itu pasti cuma ke aku, Donghyun sama Yongguk. Selebihnya udah dia anggap angin berlalu dan formalitas doang..."

"...aku gak cuma-cuma lho, jadiin dia barang taruhan aku sama Taedong. Aku bikin dia sama Taedong juga karena kemarin mereka ciuman. Mungkin kan, dari kejadian kemarin nanti Donghan bisa mikir untuk buka hati ke orang yang udah nyium dia?" Hyunbin mengelus surai panjang Minhyun, ia tersenyum sabar. Menghadapi Minhyun bukanlah hal mudah, tau sendirikan Minhyun itu orangnya kaya apa.

"Yaudah, tapi awas kalau sampai Donghan kaya dulu lagi. Aku gak segan-sengan batalin acara tunangan kita bulan depan" ancam Minhyun

"Yah yah yang, kok gitu sih. Ahh yang" teriak Hyunbin yang kini sudah ditinggal oleh Minhyun.

Defense Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang