21. Se-Nineteenth

382 51 39
                                    

*Sick*
.
.
.

Taedong terburu-buru keluar dari ruang kerjanya, ah iya Taedong kini sudah bekerja di perusahaan Ayahnya. Yang kini di kelola kakaknya, Taehyung. Setelah lulus mau tak mau ia harus bekerja disana, memulai semuanya dari nol. Tapi tenang saja, jika akhir pekan biasanya ia mengajari anak-anak tingkat dua untuk belajar bahasa mandarin. Lagian, ia juga berguna kok karena jika ada klien asing dari China atau sejenisnya ia bisa menjadi penerjemah.

Ngomong-ngomong sekarang ia sudah berada di depan pintu kamar Donghan. Gadis yang membuat hari-harinya begitu indah.

Ia membuka pelan pintu bercat putih itu, kemudian melangkahkan kakinya menuju ranjang Donghan. Sejak pulang dari New Zealand ia sudah diizinkan Donghan untuk keluar masuk kamarnya. Cuma sebatas itu saja, tidak lebih ya.

Ia mendudukan pantatnya pada kasur Donghan, sedangkan si pemilik kamar hanya diam dibawah gulungan selimut tebalnya. Sesekali mengeliat tak nyaman karena posisi tidurnya yang sepertinya terlihat tidak begitu nyaman.

"Hei" panggil Taedong sembari menoel-noel pipi Donghan pelan.

"Oh astaga panas sekali" gumannya saat meletakkan telapak tangannya pada kening Donghan.

"Han, ke dokter ayo" ajaknya lagi, sedangkan yang dibangunkan sedikit mengeliat karena tidurnya terganggu.

"Hei, ayo bangun" ujar Taedong lagi, dan itu berhasil membuat Donghan membuka matanya perlahan.

"Kak" suara Donghan yang pertama kali ia dengar adalah memanggilnya oh jangan lupakan suara serak khas bangun tidurnya. Oh iya, suaranya juga sedikit berbeda.

"Kamu flu?" tanya Taedong lagi, sedangkan Donghan yang kini sudah menyandarkan tubuhnya ke headboard hanya mengangguk saja.

"Hujan-hujanan sama Shihyun kemarin ya?" tebak Taedong, Donghan menganggukkan kepalanya lagi.

"Kak, telinga ku nggak kedengaran kaya orang tuli. Sebelah sini" rengek Donghan, ia menunjukkan sebelah telinga kanannya. Jangan lupakan hidung bangirnya yang terlihat memerah ujungnya, ya Donghan kan putih nggak kaya Taedong buluk.

"Kenapa? Kok bisa?" tanya Taedong hati-hati, takutlah dia kalau cantiknya ini kenapa-napa.

"Kata Papa sih pas aku ngeluarin ingusnya kekencangan jadinya gini" sebenarnya Taedong agak ilfeel, tapi karena yang ngomong Donghan ya jadinya ia biasa saja, toh Donghan itu bukan orang jorok. Donghan itu foto kopian Minhyun, maksudnya galaknya dan bersihnya saja lo ya. Kalau yang lain sih ya jelas beda dong.

"Makanya ayo ke dokter" ajak Taedong lagi, dan lagi-lagi Donghan menggeleng.

"Nggak mau, nanti disuntik. Sakit, aku minum obat flu aja pasti sembuh nanti" cicit Donghan, Taedong hanya mengangguk dan duduk di sebelah Donghan.

"Ke dokter itu nggak selalu di suntik juga kali" bujuknya lagi. Donghan tetap menggelengkan kepalanya. Taedong pun mendesah pelan.

"Lagian kalau nggak mau nggak papa. Terserah kamu aja, kan yang sakit kamu bukan aku" Donghan menatap Taedong diam, kalau Taedong sudah seperti ini berarti ia sudah diujung batas kesabaran. Sementara Taedong hanya memainkan rambut Donghan pelan.

"Iya yang sakit aku bukan kamu" Taedong tetap diam, namun ia malah memeluk bahu Donghan lalu meletakkan kepala Donghan di bahunya.

Defense Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang