14. Thirteenth

431 62 29
                                    

Mobil Ferrari hitam milik Donghan kini sudah terparkir rapi di halaman rumah sakit. Ia berjalan dengan pelan dari area parkiran sampai ke lobi rumah sakit. Begitu sampai, ia langsung bertanya pada pihak resepsionis. Setelahnya ia langsung berjalan menuju ruangan dr.Taemin

"Pagi" sapa Donghan, ia hanya menyembulkan kepalanya dari celah pintu. Dan berhasil membuat dokter muda itu terpekik kaget.

"Wuaaaaaaaaa" teriak Taemin, Donghan pun tertawa geli. Ia lalu berjalan menuju kursi didepan meja Taemin.

"Gila, tetep aja kagetan ya Kak" Donghan lagi-lagi tertawa, iya sebenarnya Taemin ini adalah anak dari pamannya Donghan.

"Terus aja Han, buli gue" Taemin kini kembali pada mode seriusnya.

"Haha lagian latahan mulu lo ah" Donghan lalu duduk bersandar di kursi dan menyilakan kakinya.

"Gak ada waktu buat bahas latah gue, yang ada sana tidur di bed. Gue bersihin lukanya" Taemin pun langsung menyiapkan beberapa obat-obatan dan kompresan. Donghan hanya mengangguk menurut, ia lalu berbaring di bed. Sebelumnya ia melepaskan sepatunya. Iya dia pake sepatunya, nggak mungkin dia pakai sendal yang ada nanti Minhyun khawatir. Taemin pun menarik kursi dibawah bed, ia lalu mendudukkan pantatnya pada kursi itu.

"Ini lagi kenapa bisa kena pecahan beling, lu pas pensi nampilin atraksi kuda lumping apa" gerutu Taemin yang melihat beberapa luka di telapak kaki Donghan. Donghan yang mendengarnya hanya mendengus sebal. Sebenarnya, setelah pensi tadi malam Donghan dipanggil seniornya untuk masuk ke ruang klub SF karena beberapa hari lagi ia akan maju untuk persiapan lomba. Namun, saat ia kembali memakai sepatunya lagi disana sudah ada beberapa pecahan beling, dan sialnya beberapa pecahan beling itu menancap di telapak kakinya. Untungnya dia pakai kaos kaki, kalau tidak mungkin sudah sejak tadi malam ia di rumah sakit.

"Kerenan dikit napa kak" sungut Donghan yang tak terima dikatai atraksi kuda lumping.

"Lo jangan jalan-jalan terlalu lama sih, takut luka lo nggak kering-kering. Masalahnya ada pecahan beling yang agak dalem" Donghan hanya mengangguk menurut.

"Minhyun gak tau nih?" tanya Taemin sembari membalut luka Donghan, percayalah bahwa sedari tadi malam hanya menahan rasa sakit di kakinya, apalagi ia harus jalan cukup jauh tadi.

"Ya nggak lah, mana bisa gue kasih tau kak Minhyun. Sedangkan dua hari lagi kak Minhyun tunangan sama si ubin"

"Yang harus lo jelasin kenapa bisa kaya gini?" ujar Taemin tegas. Ceritanya si latah sok sok an tegas.

"Ya gue nggak tau, begitu gue pake sepatu gue udah kaya gini keadaannya"

"Tapi hebat juga lo nahan sakitnya, gue jadi mikir lo kerasukan maung" canda Taemin

"Maung mulu perasaan, gue colok juga lo" balas Donghan

"Yaudah, nih resep obat lo. Kalau bisa jangan pake sepatu dulu sih. Pake sendal aja dulu" Taemin menyodorkan selembar kertas berisi obat dan salep yang harus Donghan tebus di apotek nanti.

"Thanks ya kak, btw jangan bilang kak Minhyun oke?" Taemin mengacungkan jempolnya.

"Jangan lupa dua hari lagi kak Minhyun tunangan" Taemin hanya mengiyakan Donghan, kemudian Donghan pun bergegas keluar dari ruangan itu. Lalu berjalan menuju apotek.

Begitu sampai didepan apotek, ia memilih duduk karena antrian begitu panjang. Sebelumnya ia sudah terlebih dahulu mengambil nomor antrian. Kalau dia berdiri takutnya kakinya nggak kuat atau berdarah lagi.

Belum sampai dua menit ia duduk, ia merasakan ponsel di saku hoodienya bergetar. Dengan malas ia mengambil ponselnya dan membuka ponselnya. Satu notif dari Taedong.

Defense Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang