9. I want to go home

4.3K 399 47
                                    

PERINGATAN : DALAM CERITA INI BANYAK KEJADIAN TIDAK MASUK AKAL YANG HANYA TERJADI KARENA KHAYALAN KAK HOTARU DAN GUA CUMA NGIKUTI :D
NAMANYA JUGA NGE-REMAKE :D

INI CUMA FIKSI BELAKA. JADI BUAT YANG TIDAK SUKA SEBAIKNYA JANGAN BACA DARI PADA JADI BAPEREU :D

OK Selamat Membaca!!

.

.

.

"Jong In-ie~~" nada manja itu terus menghantui gendang telinga Jong In semenjak kemarin setelah mereka pulang dari rumah Ayah dan Ibunya. Kyungsoo menempelinya seperti lintah. Sungguh Jong In tidak keberetan kalau sang uke bermanja padanya, kalau saja Kyungsoo tidak mendadak kepo masalah dirinya dan Seulgi.

"Sudah kubilang, hentikan rengekanmu itu pabo," nada tegas nan dingin yang dikeluarkan Jong In tidak mampu membuat pemuda bermata bulat itu berhenti. Sang Kim sudah jengah, sedangkan si mata bulat pendamping hidupnya itu pantang menyerah atau memang sifat keras kepalanya yang sudah mendarah daging. Kyungsoo malah memperlihatkan wajah melasnya, ingin terlihat nelangsa.

"Ternyata aku memang tidak berharga bagimu ya, Jong In?" tanya Kyungsoo dramatis. Suaranya bergetar. Sok teraniaya.

Jong In menghela nafas. "Bukan begitu, tapi hal ini memang benar-benar tidak penting untuk kau ketahui." Jong In kasihan juga sih pada si mata bulat ini. Tapi ini juga demi Kyungsoo, Jong In tidak ingin memberitahu masa lalunya dengan Seulgi. Takut si mata bulat kepikiran.

" 'Bukan begitu?' apanya? Disini sepertinya hanya aku yang tidak tahu apa-apa!" seru Kyungsoo mendesak Jong In. "Kenapa aku tidak boleh tahu hubungan masa lalumu dengan Seulgi-ssi? Katakan padaku Khamjong! Apa salahku sehingga aku merasa bersalah saat Seulgi-ssi memandangku?" lanjutnya dengan emosi sampai-sampai matanya berair. Kyungsoo tidak tahu kenapa dia menangis, setahu author dia tidak rela Jong In menyembunyikan sesuatu darinya. Emosi Kyungsoo memang berubah-ubah. Kadang Kyungsoo kesal juga pada hormon kehamilannya, tapi kali ini dia berterima kasih.

Jong In mengusap air mata yang mengalir tiba-tiba di pipi chubby Kyungsoo dengan ibu jarinya dan mengecup pipi itu lalu berujar pelan. "Kenapa kau harus merasa bersalah dasar bodoh... Kau tidak salah, tidak ada yang salah disini, jadi tenanglah!"

"Lalu kenapa kau tidak mau bercerita padaku?" tanya Kyungsoo saat Jong In menangkup wajahnya dengan kedua tangannya yang besar dan hangat.

Sekali lagi Jong In menghela nafas. "Aku sudah bilang, itu tidak ada hubungannya denganmu." Jong In menjauhkan tangannya dari wajah Kyungsoo.

Wajah Kyungsoo kecewa. Kalimat Jong In menyinggung hatinya. "Baiklah aku mengerti."

Jong In yang melihatnya jadi tidak enak hati. Nanti kalau Kyungsoo benar-benar ngambek terus marah betulan, bisa-bisa dia tidak mau bicara lagi pada Jong In. Apa Jong In bisa tahan? Nooo, dia tidak akan tahan tanpa suara cempreng itu seharian. Jong In sudah terbiasa mendengar suara Kyungsoo, kalau suara itu tiba-tiba menghilang pasti terasa aneh rasanya.

Kalau si mata bulat-nya ini benar-benar ngambek, bisa-bisa Kyungsoo mengabaikannya atau paling parah tidak mau serumah lagi dengannya lagi. Apa Jong In bisa tahan kalau seperti itu? Jong In tidak mungkin bisa tahan didiamkan sehari saja oleh si mata bulat satu ini.

"Baiklah aku menyerah," desah Jong In pasrah. Kyungsoo yang semula menunduk sekarang menatap Jong In dengan mata berbinar-binar senang. Benar-benar mood yang luar biasa.

"Tapi setelah ini kau harus janji tidak akan mengungkit masalah ini lagi, mengerti?!" perintah Jong In.

Kyungsoo menanggapinya dengan anggukan antusias.

WONDERFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang