Senyum lebar terukir di wajah Aisya dan bi Inah setelah keluar dari rumah sakit.
"Selamat ya non... mungkin ini jawaban dari Allah atas semua do'a non" ucap bi Inah senang.
"Iya bi... Aisya bahagia sekali" ucap Aisya menggenggam tangan bi Inah saat menuju ke tempat parkir rumah sakit.
Flash back
Aisya dan bi Inah sudah sampai di rumah sakit yang diantar oleh Mang Ujang, supir Arnan.
Setelah lama menunggu, "Nyonya Aisya Nuraini" panggil perawat.
Aisya beranjak dari tempat duduk dan ditemani oleh bi Inah masuk kedalam ruangan dokter. Mereka di sambut oleh senyuman dari seorang dokter cantik.
"Silahkan duduk nyonya" Ucap ramah dokter Vina.
"Terima kasih dok" ucap Aisya yang duduk dengan bi Inah di sampingnya.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Begini dok, akhir-akhir ini saya merasakan mual dan pusing" jelas Aisya.
"Ya sudah, mari ikut saya"
Aisya mengikuti dokter Vina menuju ke ruang periksa. Kemudian dokter Vina menyuruh Aisya berbaring di ranjang.Setelah selesai memeriksa Aisya dan dokter Vina kembali ke ruangannya.
"Selamat ya bu... ibu akan menjadi seorang ibu. Saat ini usia kandungan ibu memasuki usia tiga minggu" ucap dokter Vina.
"Apa dok? Sa...saya hamil?" Ujar Aisya terkejut, begitu juga dengan bi Inah.
"Iya bu... ibu harus menjaga kandungan ibu. Karena janin ibu baru memasuki trimester pertama jadi sangat rawan"
"Terima kasih dok" ucap Aisya tersenyum.
Di perjalanan pulang Aisya dan bi Inah mampir ke supermarket membeli susu untuk ibu hamil.
"Aisya....." ucap seseorang yang berdiri di hadapan Aisya.
"Eh...... bang Ali.... kapan datang ke Jakarta?" Tanya Aisya girang.
"Aku baru sampai kemarin sore. Maaf ya abang nggak bisa datang ke pernikahan kamu, soalnya aku sibuk dengan pekerjaan" ucap Ali sepupu jauh Aisya yang tinggal di luar kota. Mereka sudah lama tidak bertemu karena alasan jarak dan kesibukan masing-masing.
"Ayah...." ucap seorang anak kecil yang berlari menghampiri Ali bersama seorang wanita yang mendorong troli belanjaan.
"Eh.. ponakan tante udah gede sekarang" ucap Aisya yang memeluk Raka, anak dari Ali dan Ani.
"Aisya.. apa kabar?" Tanya Ani istri Ali.
"Baik mbak, mbak sendiri bagaimana?" Tanya Aisya.
"Alhamdulillah kami baik. Oh ya mana suami kamu? Kok ngga di kenalin sama kita" ucap Ani yang celingukan mencari keberadaan Arnan.
"Mas Arnan ada kerjaan di kantor, jadi bi Inah yang temani Aisya belanja" ucap Aisya dengan wajah sendu.
Sementara Arnan membantu Nancy untuk berbaring di ranjang. "Kamu sekarang istirahat ya" ucap Arnan sambil mencium kening Nancy.
"Terima kasih Arnan" balas Nancy.
Arnan membiarkan Nancy tidur, sedangkan dirinya mencari keberadaan Aisya.Ia mencarinya di kamarnya.
"Aisya....." ucap Arnan dan membuka pintu. Namun tidak ada Aisya di dalam. Ia lalu turun ke dapur, namun nihil. Arnan tidak melihat keberadaan bi Inah, ia berpikir Aisya sedang pergi dengannya.
Aisya dan bi Inah sedang menunggu jemputan mang Ujang yang pergi ke pom bensin. Namun setelah lama menunggu tidak ada tanda-tanda keberadaan mang Ujang. Cuaca yang sangat panas ditambah keadaan Aisya yang sedang hamil membuatnya semakin pucat.
"Ya Allah non, muka non pucat sekali...." ucap bi Inah khawatir.
"Ngga tahu bi kepala Aisya sedikit pusing" ucap Aisya sambil memijat keningnya.
"Ini pasti efek kehamilan ditambah lagi cuaca yang panas dan kondisi non yang akhir-akhir ini stress. Sabar ya non bentar lagi mang Ujang pasti dateng"
"Mungkin bi" ucap Aisya dengan wajah pucatnya.
Sebuah mobil sedan berwarna putih berhenti di hadapan Aisya. Kaca mobil itu terbuka dan menampilkan seorang pria tampan dengan senyumannya.
"Aisya..." panggil pria itu.
"Eh, bang Ali kok masih di sini? Aisya pikir kalian udah pulang" ucap Aisya kepada laki-laki itu yang ternyata adalah bang Ali.
"Kamu kenapa belum pulang? Wajah kamu pucat sekali" ucap Ali.
"Lagi nunggu jemputan bang" ucap Aisya seadanya.
"Ya udah kalau gitu aku anterin ya?"
"Ngga usah bang nanti ngrepotin" ucap Aisya.
"Ngga papa non, lagian non pucat sekali, bibi khawatir dengan non. Non pulang saja dengan den Ali biar bi Inah yang nunggu mang Ujang" ucap bi Inah.
"Ya Aisya, lagian kayak di anterin siapa aja? Kita kan keluarga. Ayo masuk" potong Ani dari dalam mobil.
Aisya kemudian masuk ke dalam mobil Ali karena desakan dari semua orang.
Arnan menunggu Aisya di ruang tamu sambil memainkan smartphonenya. Suara derungan mobil terdengar, Arnan langsung melihatnya dari jendela. Ia tersenyum saat melihat Aisya turun dari mobil. Namun ia terkejut karena Aisya datang tidak dengan mobil Arnan. Seorang pria turun dari mobil yang sama, Arnan terlihat cemburu dan mengepalkan tangannya.
"Assalamu'alaikum...." ucap Aisya yang masuk kedalam rumah. Namun tidak ada jawaban. Aisya kemudian menuju ke kamarnya, tapi Arnan sudah berdiri di hadapannya.
"Darimana kamu?"
"Aisya..... Aisya...... dari....."
"Darimana?!" Bentak Arnan.
"Aisya dari...."
Plaakk...
Kedua kalinya tamparan Arnan mengenai pipi mulus Aisya. Aisya membelalakkan matanya yang sedikit hambur karena terkejut dengan perlakuan Arnan.
"Kenapa mas tampar Aisya?" Tanya Aisya bingung.
"Kamu masih belum ngerti sama kesalahan kamu? Pertama, kamu keluar tanpa sepengetahuanku dan yang kedua kamu pulang di anter sama laki-laki selain suamimu"
"Tapi mas salah paham. Aisya bisa jelasin semuanya"
"Semua udah jelas, apalagi yang mau kamu jelasin" ucap Arnan.
"Mas Aisya bisa..." belum sempat Aisya menyelesaikan perkataannya Arnan memotongnya.
"Alah... mana ada maling mau ngaku. Kamu pasti sakit hati kan sama perlakuan aku yang lebih perhatiin Nancy dari pada kamu" Aisya menggelengkan kepalanya pelan mendengar ucapan Arnan.
"Ngga mas..."
"Kamu mencari kesempatan untuk berselingkuh dari ku kan? Iya kan? Ngaku aja" ucap Arnan dengan senyum sinisnya.
Plaakk...
Satu tamparan keras mendarat sempurna di wajah tampan Arnan. Ia membelalakkan matanya karena terkejut dan memegang pipinya yang sedikit memerah.
"Denger ya mas, Aisya cape diginiin terus mas. Aisya sakit, Aisya coba untuk sabar, tapi apa yang Aisya dapatkan?" Ucap Aisya dan berlari kekamarnya sambil menahan air mata yang sudah terlanjur jatuh.
Arnan hanya berdiri mematung, ia masih shock dengan sikap Aisya. Tidak seperti biasanya ia bersikap seperti itu. Bahkan untuk menamparnya, memarahinya saja ia akan memikirkan ribuan kali untuk melakukannya.
Makin gaje ya..... tapi nggak papa deh. Vote dan komennya aku tunggu loh..
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Istriku [LENGKAP]
RomanceSebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah perjodohan yang dilakukan kedua orang tua mereka. Namun seiring berkembangnya waktu mereka saling mencintai.