Saya terima nikah dan kawinnya Nancy Fellicya binti Hermawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.
Bagaikan dihantam beribu-ribu ton batu, sakitnya sungguh luar biasa hingga Aisya meremas dadanya sendiri mendengar ijab kabul yang di ucapkan oleh Arnan. Pernikahan Arnan dan Nancy dilaksanakan di kediaman Nancy dan dihadiri oleh keluarga kedua belah pihak.
Keluarga Arnan yang awalnya tidak setuju dengan pernikahan ini, akhirnya setuju karena permintaan Aisya.
"Selamat ya mas.., semoga mas bisa bersikap adil dengan kedua istri mas" ucap Aisya yang duduk disebelah Arnan dan mencium tangan Arnan. Aisya berusaha tersenyum meskipun sebenarnya ia memendam luka yang amat sakit.
Setelah serangkaian acara pernikahan selesai, Arnan membawa Nancy pulang kerumahnya. Bukan rumahnya tetapi rumah Aisya dan Arnan. Mereka bertiga sepakat untuk tinggal bersama dalam satu atap.
"Assalamu'alaikum.. bi Inah" ucap Aisya dan mempersilahkan pasangan pengantin baru itu masuk.
"Wa'alaikumsalam non" ucap bi Inah yang keluar dari dapur. Bi Inah yang mendengar tentang pernikahan kedua Arnan hanya diam tak banyak komentar. Matanya menyiratkan kesedihan seakan merasakan kesedihan yang dialami oleh Aisya.
"Bi Inah udah masak?" tanya Aisya membuka pembicaraan.
"Eh... udah non, tapi belum selesai" ucap bi Inah seadanya.
"Baiklah Aisya akan membantu bi Inah memasak. Mas Arnan dan Nancy bisa beristirahat dulu, nanti jika makanannya udah siap Aisya akan panggil kalian" ucap Aisya.
Arnan mengajak Nancy untuk masuk kedalam kamarnya dan meninggalkan Aisya bersama bi Inah. Aisya dan bi Inah melenggang ke dapur untuk melanjutkan memasak.
☆☆☆
Arnan,Aisya dan Nancy sudah berada di meja makan untuk makan malam. Tak ada pembicaraan diantara mereka.
"Tambah lagi Nancy, biar bayi dalam kandungan kamu cepat besar" ucap Aisya membuka pembicaraan.
"Tidak terima kasih Aisya. Aku sudah kenyang. Lagi pula aku sudah mengantuk. Arnan malam ini kamu tidur denganku?" ucap Nancy.
"Uhuk....uhuk...uhuk..."
Aisya dan Nancy segera menyodorkan segelas air untuk Arnan ketika ia tersedak. Arnan menatap kedua istrinya yang memberikan segelas air untuknya. Namun Arnan memilih gelas yang diberikan oleh Aisya. Nancy tersenyum melihat Arnan dengan Aisya.
"Terimakasih Aisya.." ucap Arnan setelah meminum air dari Aisya. Aisya hanya tersenyum.
"Maaf , Apakah aku salah bicara? Tidak apa-apa jika kamu tidak tidur denganku malam ini Arnan" ucap Nancy.
"Tidak Nancy, kau tidak salah lagi pula itu hakmu sebagai seorang istri, mas Arnan akan tidur denganmu malam ini. Iya kan mas?" ucap Aisya.
"Aku....aku akan tidur denganmu Nancy" ucap Arnan.
Arnan menatap Aisya dan melihat luka dimatanya. Namun Aisya adalah Aisya, ia akan menyembunyikan lukanya dalam diam.
Setelah selesai makan malam, Aisya mengerjakan sholat isya. Aisya menangkupkan kedua tangannya dan meneteskan cairan bening di pipinya.
"Ya Allah... Ya Rabb... hamba tahu ini adalah ujian dariMu. Hamba tahu ini adalah lika liku dalam rumah tanggaku bersama mas Arnan. Jika hamba boleh jujur, hamba belum siap untuk dimadu, hamba belum ridho untuk berbagi suami dengan wanita lain. Wajarkah hamba jika merasakan sakit, sesak?. Hamba wanita biasa, hamba manusia biasa. Berilah hamba kekuatan untuk menjalani semua ini Ya Allah. Hamba tahu engkau tidak akan memberikan coba'an di luar kemampuan hambaMu. Amiin"
Tanpa Aisya sadari ada sepasang mata dari sesosok tubuh kekar sedang berdiri di ambang pintu.
"Maafin mas Aisya..." ucap Arnan yang menghampiri Aisya dan duduk di hadapannya.
"Mas.. nggak perlu minta maaf, Aisya udah maafin mas. Semua sudah menjadi takdir kita, jadi kita jalanin semuanya dengan ikhlas" ucap Aisya.
"Mas akan ceraikan Nancy. Mas tidak ingin menyakiti hati Aisya lagi" ucap Arnan sambil mengusap air mata dipipi Aisya.
"Mas apa-apaan sih? Mas tidak boleh melakukan itu. Nancy sedang mengandung anak mas, darah daging mas. Mas tidak boleh melakukan itu" ucap Aisya.
"Tapi Aisya..... mas tidak ingin melihat Aisya menangis lagi, mas merasa bersalah pada Aisya" ucap Arnan menundukkan kepala.
"Mas... Aisya akan baik-baik aja. Mas percaya kan pada Aisya?" ucap Aisya sambil mengangkat dagu Arnan.
"Mas percaya Aisya lebih dari diri mas sendiri"
"Ya sudah mas tidur sana. Kasihan Nancy, nanti jika dia bangun tidak melihat mas disisinya, lagian ini sudah malam mas. Mas harus pergi kekantor besok pagi" ucap Aisya.
"Assalamu'alaikum, Selamat malam Aisya" ucap Arnan yang mencium kening Aisya dan meninggalkan Aisya.
"Wa'alaikumsalam.. selamat malam mas.." ucap Aisya seraya menatap sang suami pergi dari kamarnya.
***
Tambah ngaco ya....
Sorry soalnya idenya udah mentok. Jika ada saran atau masukan boleh komen kok. Votenya jangan lupa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Istriku [LENGKAP]
RomanceSebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah perjodohan yang dilakukan kedua orang tua mereka. Namun seiring berkembangnya waktu mereka saling mencintai.